Persiapan Metode Story telling

28 Dari uraian tersebut peneliti menegaskan bahwa dalam metode story telling dibutuhkan teknik untuk menghidupkan suasana cerita yakni mengoptimalkan dialog tokoh-tokoh cerita, mengoptimalkan klimaks cerita, menyisipkan humor, melibatkan anak melalui pertanyaan dan teguran, dan berolah suara atau mimik dan ekspresi untuk membangkitkan suasana.

6. Tahap Penyusunan Metode Story telling untuk Anak TK

a. Persiapan Metode Story telling

Untuk menyajikan metode story telling yang baik, diperlukan beberapa persiapan. Berikut langkah-langkah persiapan pembelajaran menggunakan metode story telling Bachtiar S.Bachri, 2005: 143-156: 1 Membuat rencana kegiatan story telling. 2 Mengorganisasi anak Mengorganisasi anak yakni mengelompokan anak-anak yang akan dilibatkan atau diajak berorientasi dalam penceritaan, meminta anak untuk mencari tokoh utama dalam cerita mengingatnya dan menyebutkan kembali sifat- sifatnya, pemberian informasi sejelas-jelasnya tentang proses dan tujuan cerita yang akan disampaikan serta kemungkinan permasalahan yang muncul dalam memahami cerita. 3 Menata ruang untuk story telling Pelaksanaan diluar kelas membutuhkan beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: 1 kesesuaian tuntutan cerita, 2 keamanan, 3 kenyamanan, 4 faktor penunjang lain kesegaran. Sedangkan story telling 29 dilaksanakan didalam ruangan harus memperhatikan aspek yakni: 1 aliran udara ventilasi, 2 tata cahaya, 3 penataan warna. 4 Mengelola tempat untuk story telling Mengelola tempat duduk berkaitan dengan interaksi guru dan siswa, karakteristik materi cerita, setting materi cerita, aktivitas yang dilakukan dalam penceritaan, serta media pembelajaran yang digunakan. Menurut Bachtiar S Bachri 2005: 175 mengelola tempat duduk adalah sebagai berikut: a Posisi guru di depan anak Gambar 1. Posisi Guru Didepan Anak Model tersebut dipilih jika story telling menggunakan seting latar belakang pangggung boneka yang memerlukan posisi duduk anak untuk melihat pencerita. b Posisi guru di tengah-tengah anak Gambar 2. Posisi Guru Ditengah-tengah Anak Model tersebut digunakan jika story telling dilakukan dengan monolog tanpa latar belakang, jika menggunakan media cukup dipegang dengan posisi duduk atau berdiri. 30 Sedangkan menurut Moeslichatoen 2009: 175- 178 persiapan kegiatan bercerita terdiri atas : 1 Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih Tujuan penggunaan metode story telling terutama dalam rangka memberi pengalaman belajar melalui cerita guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Tujuan story telling yakni memberi informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral, atau keagamaan. Dalam menetapkan tujuan pengajaran harus dikaitkan dengan tema yang dipilih dan ada kedekatan hubungan dengan kehdupan anak didalam keluarga, sekolah, atau luar sekolah. Pemilihan tema juga harus menarik dan memikat perhatian anak dan menantang anak untuk menanggapi, menggetarkan perasan serta menyentuh nurani. 2 Menetapkan bentuk story telling yang dipilih Bentuk story telling merupakan ilustrasi apa yang akan dipilih guru agar suasana dalam cerita dapat hidup. Adapun ilsutrasi tersebut dapat menggunakan gambar, membaca cerita dalam buku ata majalah, menggunakan papan flannel. 3 Menetapkan rancangan bahan dan alat yang dipilih Berdasarkan bentuk story telling yang akan dipilih misalkan menggunakan bentuk cerita dengan ilustrasi gambar, maka guru harus menetapkan rancangan gambar yang akan disajikan. Misalnya untuk ilustrasi cerita peristiwa banjir terdapat ilustrasi rumah penduduk yang terkena banjir, orang dan anak-anak yang tinggal di tenda-tenda, sekolah yang terendam banjir,dll. Gambar tersebut dapat dimasukan dalam bentuk video yang disertai dengan suara sehingga dapat membuat cerita lebih hidup. Jika guru memilih 31 menggunakan buku cerita majalah maka alat yang dibutuhkan buku majalah cerita. Selanjutnya menurut pendapat Kingore dalam M.Nur Mustakim, 2005: 181 memberikan enam langkah persiapan story telling adalah sebagai berikut: 1 memilih cerita yang diminati anak, 2 membaca cerita beberapa kali agar dapat menghayati dan memahami alur, 3 memperhatikan frase yang diulang-ulang untuk menghidupkan cerita, 4 membuat rancangan pendukung atau gerakan isyarat untuk menarik pendengar anak, 5 mempersiapkan sebuah pengantar singkat yang menghubungkan cerita dan pengalaman pendengar anak, 6 berlatih menyampaikan cerita di depan cermin. Berdasarkan pendapat tersebut dapat ditegaskan terdapat persiapan program dan persiapan mengajar. Persiapan program yakni menyiapkan buku cerita sesuai tema, menentukan waktu untuk story telling. Sedangkan persiapan mengajar yakni berlatih untuk memahami isi cerita yang akan diceritakan, menyesuaikan ruangan dengan cerita yang akan dibacakan supaya ada kesesuaian dengan cerita serta kebersihan, kerapihan, dan keindahan ruangan akan membuat anak lebih nyaman dalam mendengarkan cerita. Posisi duduk juga harus diperhatikan supaya semua anak dapat memperhatikan cerita. Kemudian menetapkan tujuan dengan tema, menetapkan bentuk cerita yang akan dipilih, dan menentukan alat dan bahan yang dapat mendukung cerita. 32

b. Pelaksanaan Metode Story telling

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Yahya Pondok Gede Bekasi Tahun Pelajaran 2015/2016

2 6 104

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPERILAKU MULIA MELALUI Pengembangan Kemampuan Berperilaku Mulia Melalui Story Telling Di Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengembangan Kemampuan Berperilaku Mulia Melalui Story Telling Di Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 4

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PERILAKU MULIA MELALUI STORYTELLING DI KELOMPOK B TK Pengembangan Kemampuan Berperilaku Mulia Melalui Story Telling Di Kelompok B TK Dharma Wanita Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 12

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SINTESA PADA ANAK KELOMPOK B TK Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Sintesa Pada Anak Kelompok B TK Jatirejo Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar Tahun 2012-2013.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK PG Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 3 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE MULTISENSORI PADA ANAK Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Dengan Metode Multisensori Pada Anak Kelompok B2 Di Tk Pg Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011 – 2012.

0 0 12

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS 1 KECAMATAN SEYEGAN SLEMAN YOGYAKARTA.

1 8 191

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS SIDOMUKTI MANTRIJERON YOGYAKARTA.

1 2 118

PENGARUH MOTIVASI ESTERNAL DAN MOTIVASI INTERNAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA TK BUDI MULIA DUA PANDEANSARI

1 3 11