24 memberikan kesenangan dan kegembiraan sehingga akan membangkitkan
semngat anak didik untuk menyimak jalan cerita, jika anak sudah senang dengan cerita tersebut maka minat baca anak akan tumbuh untuk membaca buku cerita
yang telah diperdengarkan. Anak yang sering beraktivitas dengan buku cerita bergambar maka kemampuan membaca anak akan meningkat.
4. Jenis Pelaksanaan Metode Story telling dengan Buku Cerita
Menurut Wright dalam Tadkiroatun Musfiroh, 2005: 141 mengemukakan bahwa membacakan cerita dalam buku memiliki beberapa
kelebihan yakni demonstrasi terbaik bagaimana mencintai buku, merupakan sumber ide terbaik, ketika menyimak tulisan, anak memiliki kesempatan untuk
memprediksi kata dari kelanjutan cerita, gambar dalam buku cerita membantu pemahaman anak, dan keberadaan buku mendorong anak untuk belajar
“membacanya” sendiri begitu kegiatan story telling selesai. Menurut Lubern dalam Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 3 buku
adalah sebuah kebenaran yang ditunjukkan bagi anak dengan memiliki bagian cerita yang dapat diingatkan dan dapat memberikan kesenangan. Berdasarkan
teori tersebut, supaya buku cerita dapat memberikan kesenangan maka buku yang baik memiliki bahasa yang unik yang benar-benar dapat menyenangkan dan dapat
membangun pengetahuan anak yang membaca atau mendengarkanya, maka guru harus memperhatikan cara memilih buku cerita yang baik untuk metode story
telling di TK. Pemilihan buku cerita untuk story telling harus memperhatikan petunjuk
cara memilih buku cerita yang baik, menurut Morrow dalam M. Nur Mustakim,
25 2005: 181 sebagai berikut : 1 mempunyai plot yang sederhana dan tersusun baik;
2 mempunyai permulaan, pertengahan dan akhir cerita yang jelas; 3 memiliki tema dasar; 4 mempunyai karakter yang cukup jelas; 5 berisi dialog; 6
menggunakan repetisi atau pengulangan; 7 menggunakan bahasa yang hidup atau frase-frase yang biasa.
Tadkiroatun Musfiroh 2008: 69-80 mengemukakan ada tiga jenis buku cerita yang sesuai untuk Taman Kanak-kanak yaitu : a cerita rakyat; b cerita
fiksi modern; c cerita faktual. a.
Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang tersebar dari mulut ke mulut yang
berkaitan dengan cerminan kebudyaan lingkungan masyarakat tertentu sehingga mempengaruhi tingkah laku mereka.
b. Cerita Fiksi Modern
Cerita fiksi modern merupakan cerita imajinatif yang diciptakan oleh seseorang mengenai kehidupan sehari-hari. Terdapat 2 dua bentuk cerita fiksi
modern yaitu : 1 cerita fiksi popular, dan 2 cerita fiksi ilmiah. Cerita fiksi popular yaitu cerita yang menampilkan peri kehidupan sehari-hari melalui tokoh
manusia maupun rekaan binatang dan tokoh khayali dengan bentuk tertentu. Sedangkan Cerita fiksi ilmiah adalah cerita yang mengandung unsur-unsur
keilmiahan walaupun dalam kadar yang disesuaikan dengan pendengar yang dibidik. Cerita fiksi ilmiah mengandung nilai kebenaran yang dapat dibuktikan
dialam nyata. c.
Cerita Faktual
26 Cerita faktual merupakan cerita yang didasarkan pada peristiwa fakta yang
dialami seseorang atau sekelompok orang. Cerita ini biasanya berbentuk buku sejarah dan berisi tentang peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh Tadkiroatun
Musfiroh, 2008: 198. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional 2006: 5 kriteria
buku cerita anak yang baik sebagai berikut: a jalan cerita yang mudah diikuti; b kata dan ucapan yang berulang; c kisah yang dapat ditebak dan kumulatif; d
berisi kumpulan kegiatan; e berisi sekumpulan kegiatan; f lucu; g berisi kejadian yang menarik minat anak; h akhir yang baik dengan kesimpulan sesuai;
dan i berisi pesan atau moral yang jelas. Berdasarkan teori tersebut, jenis cerita yang baik digunakan untuk
kegiatan story telling di Taman Kanak-kanak yakni cerita yang sederhana dan jelas, memiliki dialog, lucu, mengandung pesan moral, dan mempunyai awalan
dan akhiran yang jelas. Dalam penelitian ini cerita yang disajikan tentang cerita fiksi modern yang berjudul Mona dan Lisa, Aku bisa potong kuku sendiri, Aku
selalu hati-hati, Thumbelina, dan Si Kembar dan Merah Putih di panjat pinang.
5. Teknik Menghidupkan Suasana Story telling