22 untuk membaca ulang buku cerita semakin bertambah sehingga anak yang telah
terbiasa dengan dunia buku cerita bergambar maka kemampuan membaca anak akan meningkat lebih awal.
3. Kelemahan Manfaat Metode Story telling
Kelemahan dari metode story telling Menurut Tadkiroatun Musfiroh 2008: 161-170, kelemahan atau masalah seputar cerita dan bercerita yang
berhasil diidentifikasi, yaitu : a.
Cerita Tuna Makna Cerita tuna makna yakni cerita yang tidak menyuguhkan suatu deskripsi
nilai-nilai budaya, nikai-nilai moral, dan nilai-nilai kehidupan yang dapat diidentifikasi, seperti tolong menolong, toleransi, patuh pada orang tua, rendah
hati, disiplin diri, dan mengembangkan kepekaan nurani. b.
Interpolasi dan Korupsi Berlebihan Interpolasi yang menyangkut fakta cerita, seperti peristiwa yang ditambah-
tambah, munculnya nama-nama baru yang disengaja, dan dialog-dialog yang tidak sesuai sehingga membuat cerita sejarah kehilangan cerita sejarahnya.
c. Improvisasi Lepas Konteks
Improvisasi yang dilakukan tanpa melihat kadar dan kepentingan dalam cerita dapat dikategorikan sebagai improvisasi lepas konteks. Improvisasi ini
terjadi karena pencerita terlalu intens atau masuk kedalam improvisasinya sendiri sehingga beresiko kehilangan kaitan dengan cerita.
23 d.
Imajinasi Tak Terkendali Masa anak-anak sering sering mengalami kesulitan membedakan dunia
nyatadan dunia khayalan karena latar pengetahuan anak belum maksimal, mereka belum dapat membedakan bahwa sesuatu yang ada dalam cerita belum tentu ada
di dunia nyata. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti dapat menegaskan kelemahan metode
story telling akan terjadi karena adanya cerita tuna makna, interpolasi dan korupsi berlebihan, improvisasi lepas konteks, dan imajinasi tak terkendali.
Sedangkan manfaat story telling menurut Tampubolon dalam Nurbiana Dhieni, 2009: 6.7 menyatakan bahwa manfaat story telling pada anak yakni
menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan pikiran anak. Sejalan dengan pendapat tersebut menurut Tadkiroatun
Musfiroh 2008: 81 menyatakan bahwa cerita bagi anak memiliki manfaat yang sama pentingnya dengan aktivitas dan program pendidikan, yaitu merangsang
minat menulis dan minat baca anak. Menurut Enny Zubaidah 2006: 32 dongeng atau story telling mempunyai
manfaat intrinsik yaitu memberikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan. Novi Romawati 2007: 27-28 juga berpendapat bahwa, metode story telling
bermanfaat bagi anak karena dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak didik.
Dari manfaat metode story telling yang dipaparkan tersebut, peneliti menegaskan bahwa cerita membekali anak-anak dengan sesuatu yang bermanfaat
bagi kehidupan mereka selanjutnya. Melalui metode story teling diharapkan akan
24 memberikan kesenangan dan kegembiraan sehingga akan membangkitkan
semngat anak didik untuk menyimak jalan cerita, jika anak sudah senang dengan cerita tersebut maka minat baca anak akan tumbuh untuk membaca buku cerita
yang telah diperdengarkan. Anak yang sering beraktivitas dengan buku cerita bergambar maka kemampuan membaca anak akan meningkat.
4. Jenis Pelaksanaan Metode Story telling dengan Buku Cerita