Pentingnya Penerimaan Teman Sebaya Peer Acceptance

25 lingkungan sosialnya yang menyebabkan hubungan dengan teman sebayanya berjalan kurang baik. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat penerimaan teman sebaya dapat dilihat dari ekspresi wajah atau nada suara orang lain, perlakuan yang diterima anak dari orang lain, orang lain bersedia melakukan apa yang diinginkan anak, anak memiliki banyak teman bermain atau sahabat, pendapat orang lain tentang anak, sebutan yang digunakan oleh orang lain pada anak dan memiliki hubungan lebih positif.

5. Pentingnya Penerimaan Teman Sebaya Peer Acceptance

Elizabeth B. Hurlock 1980: 156-157 berpendapat bahwa masa anak-anak akhir sering disebut sebagai usia berkelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktifitas dengan teman sebayanya dan meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota atau kelompok. Anak akan merasa tidak puas dan kesepian apabila tidak bersama teman-temannya. Dua atau tiga teman tidak cukup baginya. Anak-anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena dengan demikian terdapat cukup teman untuk bermain dan berolahraga. Hal tersebut dapat memberikan kegembiraan pada anak. Barker Wright dalam John W. Santrock, 1995: 347 menyatakan bahwa dalam suatu investigasi, diketahui anak-anak berinteraksi dengan teman-teman sebayanya 10 persen dari waktu siang pada usia 2 tahun, 20 persen pada usia 4 tahun, dan lebih dari 40 persen antara usia 7 hingga 11 tahun. Endang Poerwanti dan Nur Widodo 2002: 98 berpendapat bahwa masa anak-anak akhir sering disebut sebagai usia berkelompok karena masa ini ditandai dengan ciri yang menonjol yaitu minat besar terhadap aktifitas dengan teman-teman sebayanya dan meningkatnya keinginan untuk diterima sebagai anggota kelompok. 26 Elizabeth B. Hurlock 1978: 298 berpendapat bahwa anak yang diterima secara baik oleh teman-teman sebayanya akan mendapatkan pengaruh untuk dirinya yaitu: a. Merasa senang dan aman b. Dapat mengembangan konsep diri yang menyenangkan karena orang lain mengakui anak. c. Memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola perilaku yang diterima secara sosial dan ketrampilan sosial yang membantu keseimbangan dalam situasi sosial. d. Secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian anak ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri anak. e. Mampu menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial. Elizabeth B. Hurlock 1978: 307 berpendapat bahwa adanya penolakan atau pengabaian teman sebaya dapat berpengaruh pada gangguan psikologis yaitu: a. Anak merasa kesepian karena kebutuhan sosial anak tidak terpenuhi. b. Anak merasa tidak bahagia dan tidak aman. c. Anak mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan dan bisa menimbulkan penyimpangan kepribadian. d. Anak akan kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi. e. Anak akan merasa sedih karena tidak memperoleh kegembiraan yang dimiliki teman sebaya. f. Anak akan sering mencoba memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan dapat meningkatkan penolakan.. 27 g. Anak akan hidup dalam ketidakpastian tentang reaksi sosial terhadapnya, sehingga menimbulkan rasa cemas dan takut. h. Anak akan melakukan penyesuaian diri secara berlebihan dengan harapan dapat diterima oleh teman sebayanya. Kelly dan Hansen dalam Desmita, 2015: 220-221 berpendapat bahwa anak yang diterima dengan baik akan mendapatkan 6 fungsi positif dari teman sebaya yaitu: a. Mengontrol implus agresif. Melalui teman sebaya anak akan belajar memecahkan pertentangan- pertentangan dengan cara-cara lain elain dengan tindakan agresi langsung. b. Memperoleh dorongan sosial dan emosional. Teman dan kelompok sebaya memberikan dorongan bagi anak untuk dapat mengambil peran dan tanggung jawab baru. c. Meningkatkan ketrampilan sosial. Kelompok sebaya menjadi tempat bagi anak dalam mengambil sikap dalam berbagai masalah sosial dan penyesuaian sosial sehingga dapat mengembangkan ketrampilan sosialnya. d. Mengembangkan peran gender. Anak belajar mengenai peran gendernya melalui intraksi dengan teman- teman sebayanya. e. Memperkuat penyesuaiaian moral dan nilai-nilai. Anak akan mengevaluasi nilai-nilai yang dimilikinya dan yang dimiliki oleh teman sebayanya sehingga dapat membantu penalaran moralnya. 28 f. Meningkatkan harga diri. Menjadi orang yang disukai akan membuat anak merasa senang tentang dirinya. Desmita 2015: 221 berpendapat bahwa anak yang ditolak atau diabaikan oleh teman sebayanya akan merasa kesepian dan menyebabkan permusuhan. Anak tidak akan memiliki teman sehingga merasa kesepian. Sikap permusuhan juga sering muncul karena anak memiliki dendam atau rasa tidak suka pada teman- teman yang telah mengabaikan atau menolaknya. Disamping itu, penolakan teman sebaya juga berpengaruh pada kesehatan mental dan problem kejahatan. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan teman sebaya penting. Anak yang diterima akan merasa senang dan aman, harga dirinya meningkat, memiliki kesempatan untuk mempelajari berbagai pola perilaku yang diterima secara sosial dan ketrampilan sosial, secara mental bebas untuk mengalihkan perhatian ke luar dan untuk menaruh minat pada orang atau sesuatu di luar diri anak, mampu menyesuaikan diri terhadap harapan kelompok dan tidak mencemooh tradisi sosial, mengontrol implus agresif, memperoleh dorongan sosial, mengembangkan peran gender, serta memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Anak yang ditolak akan merasa kesepian, tidak bahagia dan tidak aman, harga diri yang rendah, kurang memiliki pengalaman belajar yang dibutuhkan untuk menjalani proses sosialisasi, merasa sedih, memaksakan diri untuk memasuki kelompok dan dapat meningkatkan penolakan terhadap anak, cemas dan takut, melakukan penyesuaian diri secara berlebihan, memiliki sikap permusuhan, kesehatan mental bisa terganggu, dan problem kejahatan. 29

D. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

1 53 173

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KETRAMPILAN BERSOSIALISASI SISWA KELAS V SD PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KETRAMPILAN BERSOSIALISASI SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN - SURAKARTA.

0 2 16

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 10 184

PENGARUH KEMAMPUAN EMPATI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS IV KASIHAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 2 161

HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN GANTIWARNO KALTEN.

1 8 133

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

6 45 158

PENGARUH PENGUATAN (REINFORCEMENT) GURU DAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA.

0 0 153

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS SADEWA KECAMATAN TEMANGGUNG.

0 0 90

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS X SMA NEGERI 70 JAKARTA

0 0 9