Ciri-ciri Anak yang Diterima dan Ditolak

20 f. Isolate Isolate adalah anak yang tidak memiliki sahabat diantara teman sebayanya. Isolate dibagi dalam dua jenis yaitu anak yang menarik diri dari kelompok karena kurang berminat untuk menjadi anggota atau mengikuti aktivitas kelompok voluntary isolate dan anak yang ditolak oleh kelompok meskipun ingin menjadi anggota kelompok tersebut involuntary isolate. Pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kategori penerimaan teman sebaya terdiri dari popular children, accepted children, climber, friger, neglectee, dan isolate.

3. Ciri-ciri Anak yang Diterima dan Ditolak

Janis R. Bullock 2000: 98 berpendapat bahwa diusia berkelompok, anak- anak yang diterima oleh teman sebayanya merupakan anak yang memiliki sikap yaitu: a. Membantu Membantu adalah perilaku menolong orang lain dengan tujuan untuk meringankan bebannya. Membantu juga dapat diartikan mampu bekerjasama dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan sehingga selesai lebih ringan dan cepat selesai. b. Ramah Ramah adalah perilaku, baik hati, bersahabat, dan merasa senang ketika bertemu dengan orang lain. c. Kooperatif Kooperatif adalah perilaku untuk bersedia membantu atau bekerjasama dengan orang lain. 21 d. Ceria Ceria adalah perilaku yang menunjukkan rasa bahagia, sering tertawa, dan menghibur. e. Prososial Prososial adalah perilaku yang menguntungkan atau bermanfaat bagi orang lain. Penolakan teman sebaya umumnya dikaitkan dengan hal berikut, yaitu: a. Agresi Agresi adalah tindakan permusuhan atau ancaman permusuhan. Anak-anak biasanya mengekspresikan sikap agresif dengan penyerangan secara fisik atau lisan pada orang lain. b. Pertengkaran Pertengkaran merupakan perdebatan yang mengandung kemarahan. c. Pemalu Pemalu adalah anak yang kehilangan kepercayaan diri. Rasa malu dapat membawa perilaku manusia pada depresi dan anti sosial. d. Anak-anak yang kurang keterlibatan sosial Anak yang kurang keterlibatan sosial adalah anak yang cenderung pasif atau menarik diri dari lingkungan sosialnya sehingga kurang berpengaruh dan mendapatkan perhatian dari temannya. Hartub dalam Desmita, 2015: 186 berpendapat bahwa anak yang populer atau diterima oleh teman sebayanya merupakan anak yang memiliki perilaku sebagai berikut: 22 a. Ramah Ramah adalah perilaku, baik hati, bersahabat, dan merasa senang ketika bertemu dengan orang lain. b. Suka bergaul Suka bergaul adalah sikap suka untuk berinteraksi ataupun bersosialisasi dengan orang lain. c. Bersahabat Bersahabat adalah sikap untuk mau berkumpul, bermain, dan berkomunikasi melalui pertukaran ide maupun permintaan nasehat. d. Peka secara sosial Sikap peka secara sosial adalah peduli dengan orang lain atau lingkungan sosial. e. Mudah bekerjasama dengan orang lain. Sikap mudah bekerjasama merupakan sikap saling membantu dan tolong menolong pada orang lain untuk meringankan bebannya atau menyelesaikan tugas. Laura E Berk 2012: 464 berpendapat bahwa anak yang tertolak akan memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Penuh dengan rasa cemas Anak yang ditolak akan terlihat cemas, takut, dan gelisah. Anak akan merasa tidak nyaman dengan lingkungan sosialnya karena merasa tidak aman. b. Tidak senang Anak yang tertolak akan merasa sedih atau tidak senang karena kebutuhan sosialnya untuk berteman dengan teman-temannya tidak dapat terpenuhi 23 karena ditolak. Anak juga dapat merasakan depresi karena penolakan tersebut. c. Disruptif Disruptif adalah perilaku yang mengganggu dan melanggar norma-norma serta hak orang lain. d. Rendah diri Rendah diri adalah sikap di mana seseorang merasa lebih rendah dari orang lain. Rendah diri merupakan sikap yang timbul karena rasa minder atau rasa malu yang berlebihan, serta kurangnya kepercayaan diri anak tersebut. Pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek penerimaan teman sebaya dapat dilihat dari anak yang memiliki sikap suka membantu, kooperatif, ramah, ceria, prososial, suka bergaul, bersahabat, sangat peka secara sosial. Sedangkan, anak yang ditolak akan bersikap agresi, suka pertengkaran, pemalu atau rendah diri, kurang terlibat secara sosial, penuh dengan rasa cemas, tidak senang, dan disruptif.

4. Aspek Penerimaan Teman Sebaya Peer Acceptance

Dokumen yang terkait

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

1 53 173

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KETRAMPILAN BERSOSIALISASI SISWA KELAS V SD PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KETRAMPILAN BERSOSIALISASI SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN - SURAKARTA.

0 2 16

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 10 184

PENGARUH KEMAMPUAN EMPATI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS IV KASIHAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 2 161

HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN GANTIWARNO KALTEN.

1 8 133

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

6 45 158

PENGARUH PENGUATAN (REINFORCEMENT) GURU DAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA.

0 0 153

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS SADEWA KECAMATAN TEMANGGUNG.

0 0 90

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS X SMA NEGERI 70 JAKARTA

0 0 9