Latar Belakang PENGARUH PERILAKU PROSOSIAL DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PENERIMAAN TEMAN SEBAYA SISWA KELAS V SD NEGERI SE KECAMATAN PAJANGAN.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah kebutuhan mendasar suatu bangsa. Pendidikan merupakan tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Anak sebagai generasi penerus bangsa perlu dididik sejak dini dan dikembangkan potensinya demi tercapainya tujuan nasional pendidikan tersebut. Sekolah menjadi tempat bagi anak untuk mengembangkan potensi kognitif dan sosialnya. Anak sebagai makhluk sosial perlu untuk mengembangkan ketrampilan sosialnya guna membekali dirinya menjadi warga negara yang baik. Syamsu Yusuf 2007: 122 mengemukakan bahwa anak dilahirkan belum bersifat sosial. Anak belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain untuk mencapai kematangan sosial. Kemampuan sosial anak akan berkembang melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri menjadi suatu kesatuan, saling berkomunikasi, serta bekerja sama. Sueann Robinson Ambron, 1981 dalam Syamsu Yusuf,2007: 123 mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota 2 masyarakat yang bertanggungjawab dan efektif. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa pentingnya kematangan hubungan sosial dengan orang lain melalui pencapaian perkembangan kepribadian sosial agar mampu menjadi masyarakat yang baik. Perkembangan sosial anak tersebut dapat dicapai dengan interaksi bersama lingkungan sosialnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Syamsu Yusuf 2007: 125 bahwa perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya baik orangtua, sanak keluarga, orang dewasa lainnya atau teman sebayanya. Apabila lingkungan sosial tersebut menfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif, maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Dukungan lingkungan sosial sangat berpengaruh pada proses perkembangan sosial anak untuk mencapai hubungan sosial yang baik. Anak usia sekolah dasar mulai mengembangkan hubungan sosial di lingkungan pertemanannya, khususnya dengan teman sebayanya di sekolah. Hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya sangat diperlukan anak untuk dapat mengembangkan dirinya termasuk untuk mencapai perkembangan sosialnya serta untuk memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial. Hubungan sosial yang baik dengan teman sebaya akan mampu memberikan rasa aman, nyaman, dan diterima oleh teman- temannya sehingga anak tidak akan mengalami depresi, rendah diri, maupun merasa ditolak oleh teman-teman sebayanya. Hubungan sosial dengan teman sebaya yang baik perlu penerimaan dari teman sebayanya. Anak yang diterima oleh teman-temannya akan lebih mencapai perkembangan secara lebih optimal dibandingkan dengan anak-anak yang ditolak. Anak yang ditolak akan cenderung provokatif dan memiliki sikap atau kepribadian negatif. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa penerimaan teman 3 sebaya sangat penting bagi masa anak-anak akhir. Pada masa ini, kebutuhan akan teman-teman sebayanya lebih tinggi. Anak akan merasa tidak puas dan kesepian apabila tidak bersama teman-temannya. Penerimaan teman sebaya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor tersebut adalah perilaku prososial. Perilaku prososial merupakan perilaku yang dibutuhkan ketika anak berteman atau berhubungan sosial dengan teman-teman sebayanya. Anak yang memiliki perilaku prososial cenderung memiliki banyak teman dan menjadi anak yang populer. Anak populer adalah anak dengan penerimaan teman sebaya yang baik. Anak akan diterima karena banyak teman-teman sebaya yang menyukainya dan dipilih sebagai teman bermain. Faktor lain yang mempengaruhi penerimaan teman sebaya adalah kepercayaan diri anak. Anak yang ditolak atau diabaikan rata-rata adalah anak yang pemalu. Anak pemalu adalah anak yang memiliki kepercayaan diri rendah. Berdasarkan pengertian tersebut, seorang anak memerlukan kepercayaan diri dalam bergaul dengan teman sebayanya sehingga anak dapat diterima oleh teman-temannya. Anak dengan kepercayaan diri yang baik, akan dapat mengekspresikan dirinya dengan baik. Anak akan mampu bersosialisasi dengan baik dan tidak akan menarik diri dari lingkungan sosialnya karena merasa mampu dan menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompok sebayanya. Hal tersebut akan menyebabkan teman sebaya menyukainya dan memilihnya sebagai teman. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada bulan Oktober 2015 di 6 SD Negeri se-Kecamatan Pajangan yaitu SD Iroyudan, SD Krebet, SD Sendangsari, SD Beji, SD Guwo, dan SD Guwosari serta wawancara dengan guru dan siswa, diketahui bahwa perilaku prososial dan kepercayaan diri anak dalam bergaul dengan teman sebaya 4 masih rendah. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran yang berlangsung maupun pada saat anak-anak bermain di luar kelas, terdapat anak yang memiliki sikap anti sosial seperti suka berkelahi, berbicara kasar, tidak mau membantu temannya, egois, mengolok-olok temannya, serta berbicara dengan kurang sopan. Anak dengan perilaku prososial yang kurang cenderung ditolak oleh banyak teman sebayanya karena dianggap mengganggu dan menyakiti. Sehingga dapat terlihat bahwa perilaku prososial yang rendah mengakibatkan penerimaan teman sebaya yang rendah pula. Terkait dengan kepercayaan diri anak yang rendah, terdapat anak yang malu untuk berbicara di depan teman-temannya, malu untuk bergaul dengan lawan jenis, malu untuk membantu teman yang tidak bergitu dekat dengannya, dan merasa dirinya tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan guru terdapat anak yang pemalu dan jarang berkomunikasi dengan temannya. Anak tersebut sering diolok-olok dan banyak anak yang tidak ingin berteman dengannya. Beberapa anak juga mengatakan bahwa tidak ingin bermain dengan temannya yang pemalu karena dianggap sebagai teman yang kurang menyenangkan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kepercayaan diri anak yang rendah mengakibatkannya ditolak oleh teman-temannya sehingga tingkat penerimaan teman sebayanya rendah. Dilihat dari fakta-fakta yang terjadi di lapangan dapat disimpulkan bahwa sebagian anak memiliki penerimaan teman sebaya yang rendah. Penerimaan teman sebaya yang rendah berhubungan dengan rendahnya perilaku prososial dan kepercayaan diri anak. Hal tersebut harus segera ditindaklanjuti dan dicari solusi yang terbaik sehingga dapat menumbuhkan kesadaran anak betapa pentingnya perilaku prososial dan kepercayaan diri untuk mendapatkan penerimaan yang baik dari teman 5 sebayanya. Dukungan dari pihak lain seperti guru maupun orang tua juga sangat berpengaruh untuk membentuk perilaku prososial dan kepercayaan diri anak. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : Pengaruh Perilaku Prososial dan Kepercayaan Diri Terhadap Penerimaan Teman Sebaya Siswa Kelas V SD se-Kecamatan Pajangan Tahun Ajaran 20152016.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

1 53 173

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KETRAMPILAN BERSOSIALISASI SISWA KELAS V SD PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KETRAMPILAN BERSOSIALISASI SISWA KELAS V SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN - SURAKARTA.

0 2 16

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN SOSIAL MEDIA DAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 10 184

PENGARUH KEMAMPUAN EMPATI TERHADAP PERILAKU PROSOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS IV KASIHAN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

1 2 161

HUBUNGAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA DENGAN KECERDASAN EMOSI SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN GANTIWARNO KALTEN.

1 8 133

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN KONSEP DIRI TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

6 45 158

PENGARUH PENGUATAN (REINFORCEMENT) GURU DAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA.

0 0 153

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS SADEWA KECAMATAN TEMANGGUNG.

0 0 90

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA KELAS X SMA NEGERI 70 JAKARTA

0 0 9