29
D. Kerangka Berpikir
Anak adalah individu yang memiliki kebutuhan sosial. Anak membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Teman sebaya merupakan lingkungan sosial
anak setelah keluarga. Anak akan membutuhkan lingkungan teman sebayanya untuk berhubungan sosial seperti bermain maupun membentuk kelompok. Penerimaan teman
sebaya merupakan suatu hal yang sangat diperlukan oleh anak. Anak yang ditolak cenderung depresi bahkan memiliki perilaku negatif. Perilaku negatif tersebut
berkembang karena anak tidak mampu membentuk hubungan sosial yang baik dengan teman sebayanya.
Hubungan sosial yang baik dapat terbentuk bila anak mendapatkan penerimaan yang baik oleh teman sebaya. Penerimaan teman sebaya yang baik akan memberikan
rasa aman dan nyaman bagi anak dalam bergaul. Anak akan memperoleh sarana untuk mengembangkan perilaku sosialnya. Anak akan terasa terpenuhi kebutuhan sosialnya
dan tidak akan merasa sendiri sehingga tidak mudah depresi karena terasingkan. Anak yang diterima baik oleh teman-teman sebayanya adalah anak dengan
perilaku yang baik. Perilaku tersebut adalah perilaku prososial. Anak yang memiliki perilaku prososial akan cenderung disukai oleh teman-temannya dan menjadi anak
yang populer. Anak populer adalah anak dengan tingkat penerimaan teman sebaya yang baik. Semakin tinggi perilaku prososial anak, akan semakin tinggi penerimaan
teman sebayanya. Penerimaan teman sebaya tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku prososial anak.
Salah satu faktor lainnya adalah kepercayaan diri yang dimiliki anak untuk bergaul termasuk dalam mengekspresikan perilaku prososialnya kepada teman sebayanya.
Kepercayaan diri merupakan keyakinan yang ada pada diri anak bahwa anak merasa mampu akan kemampuannya. Anak dengan kepercayaan diri yang rendah akan
30 merasa pesimis dan berakibat diurungkannya niat untuk melakukan hal yang
dianggapnya tidak mampu untuk melaksanakannya. Berbeda dengan anak dengan kepercayaan diri tinggi. Anak dengan kepercayaan diri tinggi cenderung mampu
melaksanakan tindakan sosial dengan baik seperti bermain dengan teman sebayanya. Anak tidak akan malu untuk berinteraksi dengan teman-temannya sehingga teman-
temannya menerima dan memilihnya sebagai teman bermain. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik suatu kerangka berfikir, dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Keterangan; X1
= Perilaku Prososial X2
= Kepercayaan Diri Y
= Penerimaan Teman Sebaya = Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
E. Hipotesis Penelitian