Tingkat Pra-Konvensional PreconventionalPremoral Uraian Materi

33 Matematika SMP KK A Implikasi Perkembangan Moral dalam Pembelajaran Sesuai perkembangan moral siswa remaja, sekolah hendaknya dapat membantu perkembangan moral siswa, diantaranya melalui kurikulum pendidikan, sistem di sekolah dan keteladanan moral dari pelaku pendidikan kepala sekolah, guru dan pegawai. Guru mempunyai peran yang sangat besar dalam mengarahkan siswa untuk memiliki moral dan karakter yang baik sesuai norma yang ada. Berkaitan dengan cara pembelajaran moral atau meningkatkan moral siswa dalam pembelajaran, Paul Suparno, dkk 2002 mengemukakan ada empat model penyampaian pembelajaran moral yaitu: a. Model sebagai mata pelajaran tersendiri. b. Model terintegrasi dalam semua bidang studi. c. Model di luar pengajaran. d. Model gabungan. Menurut Lickona dalam Paul Suparno, dkk: 2002, terdapat tiga unsur dalam menanamkan nilai moral, yaitu antara lain:

a. Penalaran moral

Penalaran moral sering juga disebut pengertian, pemahaman, pemikiran, atau pertimbangan moral. Hal ini merupakan aspek kognitif nilai moral. Ini perlu diajarkan dalam pendidikan moral kepada siswa, peran pendidik membantu mereka untuk memahami mengapa suatu tindakan perlu dilakukan atau tidak dilakukan.

b. Perasaan moral

Aspek ini menekankan pada kesadaran akan hal-hal yang baik dan tidak baik. Wujud kongkrit perasaan moral adalah perasaan mencintai kebaikan dan sikap empati terhadap orang lain. Karena itu guru perlu memahami, mengajarkan serta mengembangkan perasaan moral tersebut melalui sentuhan hati nurani dan pembiasaan sikap empati kepada siswa. 34 Kegiatan Pembelajaran 1

c. Tindakan moral

Kemampuan untuk melakukan keputusan dan perasaan moral kedalam perilaku atau tindakan nyata. Tindakan-tindakan moral ini harus difasilitasi agar muncul dan berkembang dalam pergaulan remajasiswa, misalnya lewat kegiatan ekstrakurikuler. 7. Perkembangan Spiritual Siswa Spiritualitas mempunyai kata dasar “spirit” yang berati: roh, jiwa, semangat” Echols Shadily, 2007 dalam Desmita, 2016. Menurut KBBI, spiritual adalah sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan rohani, batin. Spiritual biasanya dikaitkan dengan agama. Menurut KBBI Online, kata agama memiliki arti ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia dengan lingkungannya. Dengan kata lain, spiritualitas memberikan jawaban siapa dan apa seseorang itu keberadaan dan kesadaran, sedangkan agama memberikan jawaban apa yang harus dilakukan seseorang dalam bentuk perilaku dan tindakan Desmita, 2016. Mickley et al menyebutkan bahwa spiritualitas mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi agama dan dimensi eksistensial.Dimensi agama berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa dan dimensi eksitensial fokus pada tujuan dan makna hidup Desmita, 2016. Perkembangan spiritualitas peserta didik Fowler mengembangkan teori tentang perkembangan spiritual yang mempercayai bahwa spiritualitas dan kepercayaan dapat berkembang dalam lingkup perkembangan intelektual dan emosional yang dicapai oleh seseorang. Menurut Fowler dalam Desmita 2016 ada tujuh tahap perkembangan, empat diantaranya sebagai berikut: 1 Tahap primal faith Tahap ini terjadi pada anak usia 0 – 2 tahun yang ditandai dengan rasa percaya dan setia anak pada pengasuhnya. Kepercayaan ini muncul dari pengalaman