15
Matematika SMP KK A
Kegiatan Pembelajaran 1 Perkembangan Siswa
A. Tujuan
Setelah melaksanakan Kegiatan Pembelajaran ini, Anda dapat menambah wawasan mengenai perkembangan fisik, emosi, sosial, kepribadian, intelektual, moral dan
spiritual siswa disertai implikasinya pada pendidikan matematika.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator tercapainya kompetensi pada kegiatan pembelajaran
ini adalah Anda dapat:
1. Menjelaskan perkembangan fisik siswa dan implikasinya, 2. Menjelaskan perkembangan emosi siswa dan implikasinya,
3. Menjelaskan perkembangan sosial siswa dan implikasinya, 4. Menjelaskan perkembangan kepribadian siswa dan implikasinya,
5. Menjelaskan perkembangan intelektual siswa dan implikasinya, 6. Menjelaskan perkembangan moral siswa dan implikasinya,
7. menjelaskan perkembangan spiritual siswa dan implikasinya.
C. Uraian Materi
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin “adolescere” yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Lazimnya masa remaja dianggap mulai
pada saat seorang anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum.
Hurlock 1980 membagi masa remaja menjadi dua bagian yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal berlangsung sekitar usia 13 hingga 16
atau 17 tahun, dan masa remaja akhir bermula dari usia 16 atau 17 sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian masa remaja akhir merupakan
16
Kegiatan Pembelajaran 1
periode yang sangat singkat. Umur 17 tahun dapat disebut sebagai garis batas antara masa remaja awal dan masa remaja akhir.
Sementara itu, Santrock 2011 membatasi masa remaja sebagai periode transisi perkembangan yang dimulai sekitar usia 10 hingga 12 tahun, dan berakhir pada usia
18 hingga 22 tahun. Berdasar dua pendapat di atas, secara general siswa SMP dikelompokkan pada masa remaja, walaupun mungkin terdapat kasus-kasus siswa
SMP tertentu yang masih berada pada masa puber atau justru telah memasuki masa dewasa awal.
Perkembangan siswa yang sangat mendukung keberhasilan proses pembelajaran meliputi perkembangan fisik, emosi, kepribadian, sosial, moral dan intelektual.
Dengan memahami jenis perkembangan ini, guru dapat memanfaatkannya secara produktif dalam kegiatan belajar matematika yang diampu. Selain itu, guru dapat
menentukan cara yang tepat dalam menanamkan karakter positif kepada siswa sesuai perkembangannya.
1.
Perkembangan Fisik Siswa
Perkembangan fisik siswa terjadi secara eksternal dan internal. Secara ekternal meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, komposisi tubuh, organ dan ciri-ciri
seks sekunder. Secara internal meliputi sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan,
endokrin, jaringan tubuh, dan jaringan otak. Hal menarik dari perkembangan otak pada usia remaja adalah terjadinya perubahan struktur yang signifikan.
17
Matematika SMP KK A
Corpus callosum, yakni serat optik yang menghubungkan hemisphere otak sebelah
kiri dengan sebelah kanan, semakin tebal pada masa remaja sehingga meningkatkan kemampuan remaja dalam memroses informasi. Selain itu, Charles Nelson pada
Santrock 2011 mengungkapkan amygdala berkembang lebih awal dari cortex prefrontal. Amygdala adalah bagian otak tempat emosi seperti rasa marah.
Sementara cortex prefrontal adalah bagian lobus depan yang bertugas penalaran, pengambilan keputusan, dan kendali diri. Hal ini diinterpretasikan bahwa sebagian
remaja dapat mengalami emosi yang sangat kuat namun karena cortex prefrontal mereka belum cukup berkembang, seolah-olah mereka memiliki rem yang lemah
untuk mengendalikannya. Pada masa remaja dengan energi fisik yang cukup berlimpah, tidak sedikit siswa
SMP yang cenderung bosan dengan aktivitas yang hanya duduk atau melakukan aktivitas yang sama dalam periode waktu yang panjang. Kelebihan energi atau
kebosanan dapat mendorong siswa melakukan hal-hal negatif sehingga yang dilakukan guru bukanlah membendung energi mereka, tetapi mengarahkan pada
aktivitas yang dapat membentuk karakter positif siswa. Dalam hal ini sekolah dan guru memegang peran penting dalam melakukan penguatan karakter melalui
pembelajaran di kelas dan budaya sekolah. Kurikulum pendidikan yang menyertakan jam olahraga secara teratur diharapkan dapat mendukung
perkembangan remaja ke arah yang positif. Melalui permainan-permainan olahraga dapat ditanamkan karakter positif diantaranya kerjasama, kerja keras, kejujuran,