skor 3 dan 6 siswa yang mendapat skor 4, sedangkan pada pertemuan II terdapat 5 siswa mendapat skor 3 dan 5 siswa mendapat skor 4.
Data tersebut dapat digambarkan dengan diagram hasil observasi nilai psikomotor siswa siklus III sebagai berikut:
Diagram 4.24 hasil observasi nilai psikomotor siswa siklus III
4.1.3.4 Refleksi
Refleksi pada siklus III dilaksanakan untuk menganalisis dan mengkaji pelaksanaan tindakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Permasalahan dan keberhasilan yang
muncul pada siklus III akan dikonsultasikan dengan indikator yang sudah ditetapkan. Apabila hasil yang diperoleh pada siklus III belum memenuhi indikator keberhasilan, maka
perlu dilaksanakan tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya.
1 2
3 4
5 6
7 8
Pertemuan I Pertemuan II
Hasil Observasi Nilai Psikomotor Siswa Siklus III
Hasil Observasi Nilai Psikomotor Siswa Siklus III
Berdasarkan deskripsi pelaksanaan tindakan dan hasil observasi pada siklus III, ditemukan keberhasilan dan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, antara lain:
1 Guru belum memberikan kesempatan pada siswa untuk menunjukkan tingkat pemahamannya pada materi yang telah dijelaskan
2 Guru belum melaksanakan pemindahan giliran menjawab 3 Guru belum memperjelas masalah untuk menghindarkan kesalahpahaman
4 Guru belum memberikan penguatan verbal untuk meningkatkan motivasi siswa dalam.belajar.
5 Siswa lebih berani bertanya kepada guru 6 Guru telah mengadakan pendekatan secara perseorangan
7 Guru telah meningkatkan urunan pendapat siswa dalam kegiatan inkuiri. 8 Guru tidak mendominasi dan memonopoli pembicaraan.
4.1.3.5 Revisi
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus III, serta refleksi pelaksanaan tindakan terhadap variabel keterampilan guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran, kualitas
materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan hasil belajar siswa, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan Contextual Teaching and Learning variasi
Snowball Throwing berbantuan Ular Tangga telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.
Keterampilan guru memperoleh skor rata-rata 28,5 dengan kategori sangat baik. Kemudian, aktivitas siswa memperoleh skor rata-rata 19 dengan kategori baik. Iklim
pembelajaran memperoleh skor 8 dengan kategori sangat baik. Kualitas materi pembelajaran memperoleh skor 8 dengan kategori sangat baik. Kualitas media
pembelajaran mendapat skor 8 dengan kategori sangat baik. Hasil belajar siswa mengalami ketuntasan belajar klasikal sebesar 93,50 sehingga sudah memenuhi indikator
keberhasilan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80. Oleh karena itu, peneliti menghentikan penelitian pada siklus III.
Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan perbaikan pembelajaran yang berkelanjutan, sehingga perbaikan dalam pembelajaran matematika dapat terus dilanjutkan
dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini: 1 Guru dapat menumbuhkan keberanian siswa untuk bertanya dan menyampaikan
pendapat mereka lebih baik lagi agar tercipta keterlibatan siswa dalam pembelajaran 2 Siswa lebih focus dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
3 Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari agar lebih mudah dipahami oleh siswa
4 Guru lebih kreatif dalam melakukan variasi dalam pembelajaran baik pada metode, model maupun media dalam pembelajaran sehingga siswa lebih bersemangat dan
tidak mudah jenuh
5 Evaluasi belajar siswa dapat dikembangkan lagi dengan melakukan penilaian pada ranah afektif dan psikomotorik menggunakan instrument yang relevan.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Pembahasan data hasil pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran matematika di kelas V SDN Bojong Salaman 02 Semarang meliputi keterampilan guru, pembelajaran dan
kompetensi belajar siswa. Berikut ini dijelaskan peningkatan keterampilan guru , aktivitas siswa, iklim pembelajaran, kualitas materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran, dan
kompetensi belajar siswa pada siklus I dan II.
4.2.1.1 Pemaknaan Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I, Siklus II, dan Siklus
III
Guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pelajaran. Selain berperansebagai pengajar yang menumbuhkembangkan pengetahuan siswa, guru juga
merupakan penentu dari sebuah keberhasilan suatu pembelajaran. Guru memiliki andil dalam mengatur jalannya pembelajaran yang berpedoman pada kurikulum untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Keterampilan dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat mendasar dan khusus yang harus dimiliki
oleh seorang guru sebagai modal awal untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan professional Rusman, 2014: 80. Oleh karena itu, sangat penting bagi