keterlaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan menjadi 87,115 dengan rata-rata nilai ketercapaian sebesar 4,71. Aktivitas siswa siklus I mencapai 46
dengan nilai rata-rata 1,3575. Siklus II mencapai 87,4 dengan nilai rata-rata 4,365. Hasil belajar siswa menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I
sebesar 68,75 dan meningkat pada siklus II sebesar 81,25. Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media ular tangga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Munggut I Ngawi. Berdasarkan kajian empiris di atas, diketahui bahwa penerapan model CTL, metode
Snowball Throwing, dan media ular tangga dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa,
kualitas materi pembelajaran, kualitas media pembelajaran, iklim pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Kajian empiris tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan peneliti dalam
melakukan perbaikan pembelajaran matematika melalui model CTL variasi Snowball Throwing berbantuan media ular tangga di SDN Bojong Salaman 02 Semarang. Perbedaan
penelitian tersebut dengan penelitian terdahulu adalah penelitian tersebut memadukan antara model CTL dengan metode Snowball Throwing dan media ular tangga.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan data hasil observasi, wawancara, dan data dokumen hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Bojong Salaman 02 menunjukkan kualitas pembelajaran matematika
yang kurang optimal. Hal ini karena Guru mendominasi pembelajaran dan kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui diskusi kelompok maupun perseorangan, sehingga pemodelan tidak terlihat dalam pembelajaran.
Selain itu guru belum memberi kesempatan bertanya pada siswa dan kurang diberi kesempatan untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan. Guru belum menerapkan
penilaian otentik, hanya terfokus pada aspek kognitif. Selain itu siswa kurang terampil membuat dan menjawab pertanyaan dari teman karena siswa kurang tanggap dalam
menerima pesan dari orang lain dan tidak memahami konsep pelajaran yang diajarkan. Kurang kondusifnya kegiatan belajar mengajar juga mempengaruhi hasil belajar hal ini
dibuktikan dengan tes yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator sehingga diketahui bahwadari 31 siswa, tidak ada siswa yang mampu mencapai nilai KKM
Melalui penerapan model CTL variasi Snowball Throwing berbantuan Ular Tangga di SDN Bojong Salaman 02, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, iklim pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan hasil belajar. Untuk memperjelas hubungan antar
variabel yang diteliti, penulis menggambarkan hubungan antar variabel melalui sebuah gambar sebagai berikut:
Kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas V SDN Bojong Salaman 02 rendah ditandai dengan:
Kondisi Awal Pembelajaran 1.
Guru mendominasi pembelajaran 2.
Guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan 3.
Guru belum memberi kesempatan bertanya pada siswa 4.
Siswa kurang diberi kesempatan untuk merefleksi pembelajaran 5.
Guru belum menerapkan penilaian otentik 6.
Siswa kurang terampil membuat dan menjawab pertanyaan dari teman 7.
Siswa kurang tanggap menerima pesan dari orang lain 8.
Siswa tidak memahami konsep pelajaran yang diajarkan
Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir
Pelaksanaan tindakan melalui CTL variasi Snowball Throwing berbantuan Ular Tangga dengan langkah-langkah berikut:
1. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya
2. Guru membimbing siswa dalam kegiatan inkuiri
3. Guru menyampaikan materi yang diberikan untuk di Snowball Throwing
4. Guru melakukan kegiatan tanya jawab
5. Melaksanakan diskusi kelompok tentang masalah yang akan disnowball throwingkan dan membuat
pertanyaan 6.
Mengadakan variasi dengan melakukan permainan Snowball Throwing yang dipadukan dengan ular tangga
7. Guru menutup kegiatan pembelajaran
Kondisi Akhir Pembelajaran 1.
Guru tidak mendominasi pembelajaran 2.
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan 3.
Guru memberi kesempatan bertanya pada siswa 4.
Siswa diberi kesempatan untuk merefleksi pembelajaran 5.
Guru menerapkan penilaian otentik 6.
Siswa terampil membuat dan menjawab pertanyaan dari teman 7.
Siswa tanggap menerima pesan dari orang lain 8.
Siswa memahami konsep pelajaran yang diajarkan
Kualitas Pembelajaran 1.
Keterampilan guru dalam pembelajaran matematika meningkat 2.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika meningkat 3.
Iklim pembelajaran dalam pembelajaran matematika meningkat 4.
Materi pembelajaran dalam pembelajaran matematika meningkat 5.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika meningkat 6.
Hasil belajar matematika meningkat Kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas V SDN Bojong Salaman 02 dapat meningkat
2.4 Hipotesis Tindakan