4.2.1.4 Pemaknaan Hasil Observasi Kualitas Materi Pembelajaran Siklus I, Siklus II,
dan Siklus III
Peningkatan materi pembelajaran matematika melalui Contextual Teaching and Learning variasi Snowball Throwing berbantuan Ular Tangga pada siklus I, siklus II, dan
siklus III dapat dilihat pada tabel 4.28. Tabel 4.28 Hasil Observasi Kualitas Materi Pembelajaran Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
No. Indikator Materi Pembelajaran Skor
Siklus I
Siklus II Siklus III
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi yang harus
dikuasai siswa 3
3,5 4
2 Penyampaian materi
2 3
4 Jumlah
5 6,5
8 Kategori
Baik Sangat
baik Sangat
baik Berdasarkan data hasil observasi materi pembelajaran pada tabel 4.27, perolehan
skor rata-rata setiap indikator materi pembelajaran pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disajikan dalam diagram berikut ini:
Diagram 4.28 Hasil Observasi Kualitas Materi Pembelajaran Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Berdasarkan diagram 4.28, diketahui bahwa terdapat peningkatan kualitas materi pembelajaran dalam pembelajaran matematika melalui Contextual Teaching and Learning
variasi Snowball Throwing berbantuan Ular Tangga pada siswa kelas V SDN Bojong Salaman 02 Semarang. Pada siklus I, iklim pembelajaran dalam penelitian ini memperoleh
skor rata-rata 5 dengan kategori baik. Pada siklus II terjadi peningkatan kualitas materi pembelajaran, dimana skor rata-rata yang diperoleh siklus II adalah 6,5 dengan kategori
sangat baik. Pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 1,5, sehingga skor rata-rata yang diperoleh menjadi 8 dengan kriteria sangat baik.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
Kesesuaian materi dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Penyampaian materi Siklus I
Siklus II Siklus III
4.2.1.3.1 Kesesuaian materi dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa
Indikator kesesuaian materi dengan kompetensi yang harus dikuasai siswa pada siklus I memperoleh skor rata-rata 3. Pada siklus II terjadi peningkatan skor rata-rata
menjadi 3,5. Pada siklus III terjadi peningkatan sebesar 0,5 dari siklus II, sehingga skor rata-rata pada siklus III adalah4. Deskriptor yang belum muncul pada siklus I adalah
menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut. Pada siklus II guru dan III guru telah menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih
lanjut. Deskriptor lain yang telah tampak pada indikator ini yaitu merupakan isikonten dari kurikulum, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan membatasi ruang lingkup materi
yang diajarkan. Materi pembelajaran yang berkualitas hendaknya sesuai dengan kurikulum dan
tujuan yang hendak dicapai. Selain itu materi pelajaran juga harus membatasi ruang lingkup materi yang akan diajarkan sehingga materi pelajaran tidak meluas dan dapat menarik
minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman 2014: 157 yang menyatakan bahwa bahanmateri pada dasarnya adalah
isikonten dari kurikulum yang berupa pengalaman belajar dalam bentuk topiksubtopik dan rinciannya. Isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, apa
yang akan diajarkan pada siswa hendaknya dipilih pokok bahasan yang lebih spesifik. Gunanya, selain untuk membatasi ruang lingkupnya juga apa yang akan diajarkan dapat
lebih jelas dan mudah dibandingkan atau dipidahkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran yang sama.
4.2.1.3.2 Penyampaian materi
Indikator penyampaian materi pada siklus I memperoleh skor rata 2. Pada siklus II indikator penyampaian materi mengalami peningkatan skor rata-rata menjadi 3. Pada siklus
III skor rata-rata indikator penyampaian materi meningkat sebesar 1,0, sehingga skor rata- rata pada siklus III adalah 4. Deskriptor yang belum tampak pada siklus I adalah
keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi yang tersedia dan menarik perhatian. Pada siklus II guru telah memperbaiki kekurangan pada siklus I yaitu guru mengatur
keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi yang tersedia dan menarik perhatian. Pada siklus III guru telah mengatur keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi
dengan waktu yang tersedia dan menarik perhatian. Deskriptor lain yang telah tampak pada indikator ini yaitu materi bersifat kontekstual dan melibatkan partisipasi aktif siswa dalam
belajar. Materi pembelajaran harus seimbang antara keluasan dan kedalaman materi dengan
waktu yang tersedia, materi bersifat kontekstual sehingga mampu melibatkan peran siswa secara aktif serta dapat menarik perhatian siswa. Hal ini sesuari dengan pendapat
Depdiknas 2004:9,materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari : 1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai siswa; 2 Keseimbangan
antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang tersedia; 3 Materi
pembelajaran sistematis dan kontekstual; 4 Dapat mengakomodasi partisipasi aktif siswa dalam belajar semaksimal mungkin; 5 Menarik perhatian yang optimal dari
perkembangan dan kemajuan bidang ilmu, teknologi, dan seni.
4.2.1.5 Pemaknaan Hasil Observasi Kualitas Media Pembelajaran Siklus I, Siklus II,