Analisa Hubungan Antara Jumlah Penggunaan Obat Dengan DRPs

68 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diderita oleh pasien geriatri. Hipoglikemia sangat dihindari pada orang dengan diabetes usia lanjut, oleh karena itu sebaiknya obat-obat yang dipakai mempunyai waktu paruh yang pendek tetapi bekerja lama sehingga pilihan obat metformin sebagai pilihan obat pertama karena memiliki waktu paruh yang pendek dan kerja lebih lama. Pada metformin kemungkinan terjadinya asidosis laktat sangat kecil dan mungkin terjadi pada pasien predisposisi asidosis laktat seperti pasien dengan gagal ginjal atau gagal hati Soegondo, dkk., 2005. Antidiabetes injeksi insulin yang paling banyak digunakan ialah injeksi novorapid dan injeksi actravid. Penggunaan insulin ini diberikan pada kondisi pasien DM telah mengalami ketidaksadaran atau memiliki kadar glukosa darah yang sangat tinggi. Pasien dengan kadar glukosa yang tinggi menunjukkan bahwa pasien telah mengalami komplikasi lainnya. Banyaknya penggunaan injeksi novorapid dan injeksi actravid disebabkan karena memiliki kerja yang cepat rapid acting serta memiliki keunggulan dalam hal penyuntikannya. Insulin dapat disuntikkan 15 menit sebelum makan dan insulin regular dapat disuntikkan 30 menit sebelum makan.

4.2.2.2 Kombinasi Obat Antidiabetes

Kombinasi obat antidiabetes digunakan pada saat penggunaan diabetes melitus tunggal belum mencapai target gikemik yang diinginkan. Pada Pemakaian kombinasi obat antidiabetes oral yang paling banyak digunakan ialah kombinasi antara metformin dengan glimepirid metrix dengan metformin sebanyak 14,28. Kombinasi akarbosa dengan glikuidon sebanyak 7,14, penggunaan kombinasi lainnya seperti glimepirid dengan injeksi actravid, glikuidon dengan glimepirid, dan metformin dengan glikuidon sebesar 3,57. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh istiqomatunnisa tahun 2014, dimana penggunaan antidiabetes kombinasi terbanyak yaitu metformin dan glimepirid sebanyak 21,5. Terlihat bahwa kombinasi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi 2 obat yaitu metformin dan glimepirid. Sulfonilurea akan mengawali dengan merangsang sekresi pankreas yang memberikan kesempatan untuk biguanid untuk bekerja efektif. Kedua-duanya rupanya mempunyai efek terhadap sensitivitas reseptor. Jadi pemakaian kedua obat ini dapat saling menunjang. Metformin 69 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta digunakan sebagai terapi dasar karena obat berperan mendorong sensitivitas insulin, mengurangi glukoneogenesis hepatik, menstimulasi eksresi insulin dan aman untuk digunakan karena risiko terhadap hipoglikemianya rendah. Sedangkan glimepirid mempunyai kerja dengan menstimulasi sel beta pankreas untuk melepaskan insulin yang tersimpan, selain itu glimepirid merupakan obat yang tepat untuk pasien lanjut usia, gangguan ginjal serta sangat jarang menimbulkan efek hipoglikemi dibandingkan obat golongan sulfonilurea lainnya. Kombinasi kedua obat tersebut merupakan kombinasi yang tepat karena mempunyai cara kerja yang sinergis dimana kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih banyak daripada pengobatan tunggal masing-masing, baik dari dosis maksimal keduanya maupun kombinasi dosis rendah Soegondo, dkk., 2005. Pemakaian kombinasi dengan sulfonilurea sejak awal pengelolaan dianjurkan hasil pemantauan selama 3 tahun pada pasien UKPDS United Kingdom Prospective Study. Hanya 50 pasien DM tipe 2 dapat dikendalikan dengan pengobatan tunggal metformin atau sulfonilurea sampai dosis maksimal Soegondo, dkk., 2005. Selain itu, terdapat penggunaan antidiabetes oral dengan injeksi yang digunakan oleh pasien diabetes yaitu injeksi actravid dan glimepirid dengan persentase 3,57. Pemakaian kedua ini didasarkan bahwa rerata kadar glukosa darah sepanjang hari terutama ditentukan oleh kadar glukosa darah puasanya. Umumnya kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan kurang lebih sama, tidak tergantung dari kadar glukosa darah puasanya. Dengan memberikan dosis insulin kerja cepat dikarenakan efeknya yang dapat berkerja cepat, seringkali mulai menurunkan kadar glukosa darah 20 menit setelah penyuntikan. Kombinasi obat ini dapat diberikan pada malam hari menjelang tidur. Dan kombinasi obat ini ternyata lebih baik daripada insulin saja dan dosis insulin yang diperlukan pun ternyata lebih rendah. Selain itu pasien lebih biasa menerima cara pengelolaan kombinasi ini daripada pengelolaan dengan suntikan yang lebih sering Soegondo, dkk., 2005.

4.2.2.3 Profil Obat

Profil obat merupakan seluruh kelompok obat yang digunakan oleh pasien diabetes melitus tipe 2 yang terdiri dari beberapa golongan obat dan mempunyai masing-masing tujuan pengobatan yang sama yang diberikan kepada pasien, yang

Dokumen yang terkait

Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Komplikasi Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Langsa Tahun 2011

4 87 60

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

1 9 19

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) POTENSIAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Idenifikasi Drug Related Problems (DRPs) Potensial pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RS "X" Tahun 2015.

0 3 13

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMs KATEGORI OBAT SALAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2007.

0 0 18

ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT DAN SALAH OBAT PADA PASIEN ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT DAN SALAH OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DA

0 1 17

PENDAHULUAN ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) KATEGORI INTERAKSI OBAT DAN SALAH OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2010.

0 1 31

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) penggunaan diuretik pada pasien geriatri dengan hipertensi komplikasi stroke di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2012 - Juni 2013.

0 3 123

Evaluasi drug therapy problems obat hipoglikemik oral pada pasien geriatri penderita Diabetes Melitus di Instalasi Rawat Inap RSUD Sleman periode 2008 - USD Repository

0 0 123

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 - USD Repository

0 2 120

Evaluasi drug therapy problems obat hipoglikemia kombinasi pada pasien geriatri diabetes mellitus tipe 2 di instalasi rawat jalan RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta periode Januari-Juni 2009 - USD Repository

0 0 123