8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maa hal ini dapat dikatakan adanya DRP. Hal ini juga memungkinkan adanya akumulasi obat dalam jangka yang panjang sehingga menyebabkan efek toksik pada
pasien. Strand, et.al., 1990. Pemberian obat dengan dosis berlebih mengakibatkan efek hipoglikemia dan
kemungkinan munculnya toksisitas. Hal ini dapat disebabkan oleh: a.
Dosis obat terlalu tinggi untuk penderita b.
Konsentrasi obat dalam plasma penderita di atas rentang terapi yang dikehendaki
c. Dosis obat penderita dinaikkan terlalu cepat
d. Penderita mengakumulasi obat karena pemberian yang kronis
e. Obat, dosis, rute, formulasi tidak sesuai
f. Fleksibilitas dosis dan interval tidak sesuai Cipolle, dkk., dikutip dalam
Depkes RI, 2005. Dapat disimpulkan bahwa, pasien yang mengalami atau berpotensi untuk
mengalami keracunan yang ditimbulkan oleh dosis obat yang berlebih merupakan masalah umum yang terdapat pada praktek klinis. Pemantauan farmakokinetik dan
penyesuaian dosis tidak bisa terlalu ditekankan atau terlalu cepat hal ini untuk mencegah terjadinya DRP.Strand, et.al., 1990.
2.1.6 Ketidakpatuhan Adherence problem
Ketidakpatuhan pasien dapat terjadi ketika pasien menggunakan obat tidak sesuai dengan aturan yang diberikan dan pasien memiliki kondisi ekonomi yang
tidak mampu sehingga pasien tidak menebus obat yang telah diresepkan. Kasus ini perlu bantuan farmasis untuk memberikan informasi obat pada pasien sehingga
tercapai efek terapi yang diinginkan. Strand, et.al., 1990. Penderita gagal menerima obat dapat disebabkan oleh:
a. Penderita tidak mematuhi aturan yang direkomendasikan dalam penggunaan
obat b.
Penderita tidak menerima pengaturan obat yang sesuai sebagai akibat kesalahan medikasi medication error berupa kesalahan peresepan,
dispensing, cara pemberian atau monitoring yang dilakukan.
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Penderita tidak meminum obat yang diberikan karena ketidakpahaman
d. Penderita tidak meminum obat yang diberikan karena tidak sesuai dengan
keyakinan tentang kesehatannya. e.
Penderita tidak mampu menebus obat dengan alasan ekonomi. Yang juga perlu mendapat perhatian khusus terhadap munculnya masalah
terkait obat apabila penderita berada dalam kondisi khusus, seperti: - Penderita hamil menyusui
- Penderita gangguan ginjal - Penderita gangguan hati
- Penderita gangguan jantung stage 3-4 - Penderita lanjut usia
- Penderita anak-anak - Penderita sedang berpuasa Cipolle, dkk., dikutip dalam Depkes RI, 2005.
2.1.7 Interaksi Obat Adverse Drug Reaction
Keadaan DRP kategori interaksi obat dapat terjadi, ketika pasien mengkonsumsi obat makanan secara bersamaan. Contohnya, susu menghambat
absorbsi se. diaan oral yang mengandung besi. Pergeseran pada ikatan protein obat dapat mengakibatkan masalah yang serius, sehingga perlu perhatian khusus.
Contohnya, dosis yang terlalu tinggi pada salisilat dapat menggantikan ikatan protein pada obat oral hipoglikemik generasi pertama dan berpotensi hipoglikemik
pada pasien.Strand, et.al., 1990. Interaksi obat yang mungkin timbul dari pemakaian insulin dengan obat
hipoglikemik oral atau dengan obat yang lain dapat dilihat pada referensi yang lebih detil, misalnya BNF terbaru, Stokleys Drug Interactions dan lain sebagainya. Obat-
obat tersebut di bawah ini merupakan contoh obat-obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah sehingga memungkinkan adanya kebutuhan peningkatan dosis
insulin maupun obat hipoglikemik oral yang diberikan. Obat atau senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
sewaktu pemberian obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea antara lain: insulin, alkohol, fenformin, sulfonamida, salisilat dosis besar, fenilbutazon,