65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Pasien 4.2.1.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia
Terlihat pada tabel 4.1. menunjukkan bahwa penderita diabetes melitus tipe 2 mulai rentan dan sering terjadi pada lanjut usia elderly yakni sebanyak 24 pasien
85,71 , selebihnya pada usia tua old sebanyak 4 pasien 14,28 dan tidak terdapat pasien dengan usia lebih dari 90 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Maria Fea fessy tahun 2010, dimana prevalensi diabetes melitus berdasarkan usia yang terbanyak yaitu pada lanjut usia sebanyak 19 pasien 73,1
dari 26 pasien. Pada usia ini, umur sangat erat kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin meningkat usia maka prevalensi diabetes dan
gangguan toleransi glukosa semakin tinggi. Hal ini dikarenakan pada saat penelitian ini jumlah pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pelabuhan sebagian
besar ialah pasien usia lanjut usia yaitu antara 60-74 tahun. Penuaan merupakan proses perubahan anatomis, biokimia, dan fisiologi tubuh. Hal ini dapat
menyebabkan perubahan pada sel-sel lainnya juga, terjadi perubahan homeostasis, serta perubahan pada fungsi organ yang telah mengalami penurunan. Salah satu
komponen tubuh yang mengalami perubahan yaitu s el β pankreas, sel-sel jaringan
target glukosa, sistem saraf pusat, serta hormon untuk menghasilkan hormon insulin, sehingga dapat mempengaruhi kadar glukosa plasma.
4.2.1.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah pasien rawat inap geriatri yang terdiagnosa diabetes melitus tipe 2 pada periode Januari-Juni 2014 di Rumah Sakit Umum Pelabuhan sebanyak 17
orang 60,71 ialah perempuan, sementara jumlah laki-laki sebanyak 11 orang 39,28. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
istiqomatunnisa tahun 2014, dimana prevalensi diabetes melitus berdasarkan jenis kelamin terbanyak yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 15 orang 63 dari
24 pasien. Berdasarkan data tersebut perempuan memiliki tingkat risiko lebih tinggi terdiagnosis penyakit diabetes melitus tipe 2 dibandingkan dengan laki-laki. Pada
prevalensi diabetes melitus melitus pada umumnya pada perempuan cenderung lebih
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tinggi dari pada laki-laki, dimana di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan perdesaan dan cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan
tinggi Departemen Kementerian Kesehatan RI, 2013.
4.2.1.3 Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyakit komplikasi
Komplikasi merupakan penyakit lainnya yang diderita oleh pasien diabetes melitus tipe 2 terkait dengan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Penyakit
komplikasi dapat terjadi seiring dengan tingkat hiperglikemia yang dialami oleh pasien yang semakin parah. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien
diabetes melitus akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang kronik. Dari keseluruhan pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi
tersebut, penderita diabetes melitus tipe 2 banyak yang mengalami komplikasi penyakit seperti Hipertensi, Coronary Artery Disease CAD, Congestive Heart
Failure CHF, Chronic Kidney Disease CKD, Hepatitis sirosis hati, Penyakit Paru obstruktif kronik PPOK, Hiperlipidemia, HIV, Hipoglikemia, Cerebro Vascular
Disease CVD, udema pulmonalis, Angina Pektoris APS, anemia, aritmia, dan TB.
Banyaknya pasien diabetes melitus tipe 2 yang mengalami komplikasi disebabkan karena umumnya komplikasi diabetes berhubungan dengan kerusakan
pembuluh darah. Diabetes dalam jangka panjang, dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan mengurangi volume aliran darah ke berbagai bagian tubuh
seperti mata, jaringan saraf, dan lain sebagainya sehingga bagian-bagian tubuh
mengalami kerusakan fungsi yang serius bahkan menyebabkan kematian.
Berdasarkan data yang diambil, penyakit komplikasi yang terbanyak diderita pasien adalah hipertensi sebanyak 10 pasien 35,71. Hal ini sama dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosyada dan Trihandini tahun 2013, dimana prevalensi komplikasi diabetes melitus terbanyak yaitu hipertensi sebesar 73,1
dari 1.565 lansia yang menderita diabetes melitus.