9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Penderita tidak meminum obat yang diberikan karena ketidakpahaman
d. Penderita tidak meminum obat yang diberikan karena tidak sesuai dengan
keyakinan tentang kesehatannya. e.
Penderita tidak mampu menebus obat dengan alasan ekonomi. Yang juga perlu mendapat perhatian khusus terhadap munculnya masalah
terkait obat apabila penderita berada dalam kondisi khusus, seperti: - Penderita hamil menyusui
- Penderita gangguan ginjal - Penderita gangguan hati
- Penderita gangguan jantung stage 3-4 - Penderita lanjut usia
- Penderita anak-anak - Penderita sedang berpuasa Cipolle, dkk., dikutip dalam Depkes RI, 2005.
2.1.7 Interaksi Obat Adverse Drug Reaction
Keadaan DRP kategori interaksi obat dapat terjadi, ketika pasien mengkonsumsi obat makanan secara bersamaan. Contohnya, susu menghambat
absorbsi se. diaan oral yang mengandung besi. Pergeseran pada ikatan protein obat dapat mengakibatkan masalah yang serius, sehingga perlu perhatian khusus.
Contohnya, dosis yang terlalu tinggi pada salisilat dapat menggantikan ikatan protein pada obat oral hipoglikemik generasi pertama dan berpotensi hipoglikemik
pada pasien.Strand, et.al., 1990. Interaksi obat yang mungkin timbul dari pemakaian insulin dengan obat
hipoglikemik oral atau dengan obat yang lain dapat dilihat pada referensi yang lebih detil, misalnya BNF terbaru, Stokleys Drug Interactions dan lain sebagainya. Obat-
obat tersebut di bawah ini merupakan contoh obat-obat yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah sehingga memungkinkan adanya kebutuhan peningkatan dosis
insulin maupun obat hipoglikemik oral yang diberikan. Obat atau senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
sewaktu pemberian obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea antara lain: insulin, alkohol, fenformin, sulfonamida, salisilat dosis besar, fenilbutazon,
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
oksifenbutazon, dikumarol, kloramfenikol, senyawa-senyawa penghambat MAO Mono Amin Oksigenase, guanetidin, steroida anabolik, fenfluramin, dan klofibrat.
Hormon pertumbuhan, hormon adrenal, tiroksin, estrogen, progestin dan glukagon bekerja berlawanan dengan efek hipoglikemik insulin. Disamping itu, beberapa
jenis obat seperti guanetidin, kloramfenikol, tetrasiklin, salisilat, fenilbutazon, dan lain-lain juga memiliki interaksi dengan insulin, sehingga sebaiknya tidak diberikan
bersamaan dengan pemberian insulin, paling tidak perlu diperhatikan dan diatur saat dan dosis pemberiannya apabila terpaksa diberikan pada periode yang sama
Cipolle, dkk., dikutip dalam Depkes RI, 2005.
2.1.7.1 Mekanisme Interaksi Obat
Dapat dikatakan interaksi jika terjadi efek dari satu obat yang dipengaruhi dengan adanya obat lain, jamu, makanan, minuman atau oleh beberapa bahan kimia.
Hasil interaksi dapat berbahaya jika terjadi peningkatan toksisitas obat. Namun terdapat juga interaksi obat yang tidak benar-benar mempengaruhi sama sekali
seperti efek aditif dari kedua obat yang memiliki efek yang sama contohnya: efek gabungan dari dua atau lebih obat antidepresan atau obat yang mempengaruhi QT
interval. Namun terkadang istilah interaksi obat digunakan ketika terjadi reaksi fisiko-kimia antara obat yang dicampur dalam suatu infus Stockley, 2008.
Mekanisme interaksi obat dapat dibagi menjadi 2 secara umum yaitu :
1. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik adalah interaksi yang dapat terjadi ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi ADME.
Contohnya: Ranitidin mengurangi pembersihan ginjal metformin dengan menghambat sekresi metformin di tubular ginjal sehingga kadar plasma metformin
dapat meningkat dan dapat meningkatkan efek farmakologisnya farmakokinetik, moderat.
Interaksi farmakokinetik terdiri dari dari beberapa tipe :