Jenis Kelamin Akseptor Suku Akseptor

Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang termasuk dalam pemakaian alat kontrasepsi. Mereka yang berumur tua mempunyai peluang kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang muda. 44

6.1.4. Jenis Kelamin Akseptor

Distribusi proporsi akseptor berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar tahun 2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Jenis Kelamin Akseptor 93,8 6,2 Perempuan Laki-laki Gambar 6.4. Distribusi Proporsi Akseptor Berdasarkan Jenis Kelamin di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun 2009 Berdasarkan gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi akseptor berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah perempuan 93,8. Berdasarkan perkembangan peserta KB pada tahun 2007 di Sumatera Utara, jumlah peserta KB aktif pria tahun 2007 berjumlah 56.722 peserta atau 4,54 dari Universitas Sumatera Utara total peserta KB Aktif yang ada sebanyak 1.250.028 peserta, yang terdiri dari peserta metode MOP sebanyak 3.385 peserta dan peserta kondom sebanyak 53.337 peserta. 47 Faktor yang menyebabkan masih rendahnya kesertaan pria dalam KB salah satunya adalah pada umumnya baik para istri maupun suami beranggapan bahwa KB adalah urusan perempuan sehingga istrilah yang harus ber-KB. Padahal anggapan itu sebenarnya keliru karena ber-KB bukan hanya urusan perempuan tetapi urusan suami dan istri yang harus dipikirkan bersama-sama. 48 Faktor lain yang menyebabkan masih rendahnya kesertaan pria dalam KB adalah keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi laki-laki. Selain itu, keterbatasan pengetahuan laki-laki akan hak-hak dan kesehatan reproduksi kespro serta kesetaraan dan keadilan gender. Demikian pula, penyelenggaraan KB dan kespro, keterjangkauan akses laki-laki terhadap informasi dan pelayanan KB serta kesehatan reproduksi yang ternyata masih rendah jika dilihat dari aspek kesetaraan dan keadilan gender. 12

6.1.5. Suku Akseptor

Distribusi proporsi akseptor berdasarkan suku di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar tahun 2009 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Universitas Sumatera Utara Suku Akseptor 66,7 31,4 1,1 0,4 0,4 Jawa Batak Ace h Minang Lain-lain Gambar 6.5. Distribusi Proporsi Akseptor Berdasarkan Suku di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun 2009 Berdasarkan gambar 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi akseptor berdasarkan suku tertinggi adalah suku Jawa 66,7 dan terendah suku Minang 0,4 serta suku lain-lain yakni suku sunda 0,4. Hal ini dikarenakan mayoritas penduduk di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar adalah suku Jawa. Ditinjau dari suku bangsa, sepertiga penduduk SUMUT adalah suku Jawa 33,40, Batak Tapanuli dan Toba 25,62, dan Mandailing 11,27. Suku yang persentasenya relatif sama adalah Nias, Melayu dan Karo masing-masing sekitar 5-6. Suku Cina, Minang dan Simalungun masing- masing sekitar 2. 48 Suku berkaitan dengan kebiasaan atau adat istiadat suatu masyarakat. Adat kebiasaan atau adat dari suatu masyarakat tertentu ada yang memberikan nilai anak Universitas Sumatera Utara laki-laki lebih dari anak perempuan atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan suatu keluarga mempunyai banyak anak. Jika keinginan untuk mendapatkan anak laki-laki atau perempuan tidak terpenuhi mungkin akan menceraikan istri dan menikah lagi agar terpenuhi keinginannya. Hal ini dapat menjadi salah satu penghambat dalam pelaksanaan program KB yang dengan slogannya bahwa jumlah anak yang sebaiknya dimiliki yaitu 2 anak cukup, laki-laki atau perempuan sama saja. 49

6.1.6. Agama