1. Waktu Pelaksanaan Tubektomi 2. Keuntungan Tubektomi 3. Kekurangan Tubektomi 4. Indikasi Tubektomi

a. Tubektomi MOW

Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba. Tekniknya beraneka ragam seperti Tubektomi lapraskopik, kuldoskopik, kolpotomi posterior dan minilaparatomi. Tubektomi minilaparatomi labih dikenal dengan sterilisasi minilap karena sayatannya di dinding perut kecil mini yaitu kira-kira 2,5 cm. 20 Cara kerjanya dengan menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi sel sperma. Tingkat keberhasilannya hampir 100. 26 Angka kegagalannya hanya 0,2 – 0,4 per 100 wanita per tahun. Kegagalan dapat terjadi karena tiga hal yaitu kehamilan luteal, kesalahan teknis, dan terjadi rekanalisasi tuba. 28

a.1. Waktu Pelaksanaan Tubektomi

20 Tubektomi dapat dilakukan kapan saja asalkan wanita tersebut tidak hamil. Tubektomi dapat dilakukan pada keadaan: 1 Pasca persalinan, sebaiknya dalam jangka waktu 48 jam pasca persalinan. 2 Pasca keguguran, dapat dilakukan pada hari yang sama dengan evakuasi rahim atau keesokan harinya. 3 Dalam masa interval keadaan tidak hamil, sebaiknya dilakukan dalam 2 minggu pertama dari siklus haid atau pun setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut. Universitas Sumatera Utara

a.2. Keuntungan Tubektomi

Keuntungan tubektomi adalah efektifitas langsung setelah sterilisasi, permanen, tidak ada efek samping jangka panjang, tekniknya mudah sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum, perlengkapan dan peralatan bedah sederhana, dapat dilakukan di RS kecil atau di Puskesmas, dapat dilakukan dengan anestesi lokal, luka pembedahan dapat diperlebar jika diperlukan, kegagalan teknik sangat rendah dan keberhasilan hampir 100 mencegah kehamilan 0,1100 wanita per tahun, waktu pembedahan singkat, dan biaya relatif murah, prosedur dapat dilakukan tanpa dirawat, masa penyembuhan pasca bedah singkat, dan tidak mengganggu hubungan seksual. 20,24

a.3. Kekurangan Tubektomi

Beberapa kekurangan tubektomi berupa resiko dan efek samping bedah tetap ada, bersifat permanen, dan tidak terlindung dari penyakit menular seksual. 24

a.4. Indikasi Tubektomi

Seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta 18 – 19 desember 1972 menyimpulkan sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat-syarat berikut : 27 1 Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup 2 Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup 3 Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup Pada konferensi khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan 3 – 5 Juni 1976 dianjurkan pada umur antara 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut : 27 Universitas Sumatera Utara 1 Umur antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih 2 Umur antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih 3 Umur antara 35 – 40 tahun dengan 1 anak atau lebih Umur suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan tersebut. 27 Di bagian ObstetriGinekologi Fakultas Kedokteran USU RSUPP Medan, berhubungan dengan tingginya angka kematian perinatal dan bayi, serta pentingnya anak lelaki bagi beberapa suku di Sumatera Utara, digunakan rumus 120 yang disesuaikan dengan persyaratan sterilisasi sukarela. Dengan ini syarat untuk sterilisasi adalah umur wanita × jumlah anak hidup dengan paling sedikit 1 anak laki-laki, harus tidak kurang dari 120, dengan umur wanita terendah 25 tahun. Namun, rumus 120 tersebut dewasa ini tidak begitu dipegang teguh lagi sehubungan dengan beratnya tekanan pertumbuhan penduduk. 33

a.5. Kontraindikasi Tubektomi