IUD, implant, MOP dan MOW digunakan oleh kelompok wanita yang sudah tidak menginginkan anak lagi.
43
b. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Umur Suami Akseptor
Distribusi proporsi jenis kontrasepsi berdasarkan umur suami akseptor di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar tahun 2009 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
72,9
39,8 27,1
60,2
10 20
30 40
50 60
70 80
≥ 22 - ≤ 41 41 –
≤ 59
Umur Suami Akseptor P
ro p
o rs
i
Kontrasepsi Kurang Efektif Kontrasepsi Efektif
Gambar 6.19. Distribusi Proporsi Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Umur Suami Akseptor di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun
2009
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh p 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna jenis kontrasepsi berdasarkan umur suami
akseptor. Proporsi umur suami akseptor ≥ 22 - ≤ 41 tahun secara bermakna lebih
tinggi menggunakan kontrasepsi kurang efektif dibandingkan dengan kontrasepsi efektif. Sedangkan proporsi umur suami akseptor 41 –
≤ 59 tahun secara bermakna
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi menggunakan kontrasepsi efektif dibandingkan dengan kontrasepsi kurang efektif.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin muda umur suami, PUS cenderung menggunakan alat kontrasepsi yang kurang efektif. Sebaliknya, semakin tua umur
suami, PUS cenderung menggunakan alat kontrasepsi yang lebih efektif. Hal ini dimungkinkan ketika umur PUS masih muda mereka masih menginginkan anak.
c. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Kelamin Akseptor
Distribusi proporsi jenis kontrasepsi berdasarkan jenis kelamin akseptor di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar tahun 2009 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
57,4 100
42,6 20
40 60
80 100
120
Perempuan Laki-laki
Jenis Kelam in P
ro p
o rs
i
Kontrasepsi kurang efektif Kontrasepsi efektif
Gambar 6.20. Distribusi Proporsi Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Kelamin Akseptor di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar Tahun
2009
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh p 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna jenis kontrasepsi berdasarkan jenis kelamin
Universitas Sumatera Utara
akseptor. Proporsi akseptor berjenis kelamin perempuan secara bermakna lebih tinggi menggunakan kontrasepsi kurang efektif dibandingkan dengan kontrasepsi efektif.
Sedangkan proporsi akseptor laki-laki secara bermakna lebih tinggi menggunakan kontrasepsi kurang efektif dibandingkan dengan kontrasepsi efektif.
Hal ini menunjukkan bahwa keikutsertaan dan kesadaran pria dalam ber-KB masih rendah. Terjadi kesenjangan gender dalam pemakaian kontrasepsi. Hal ini
dikarenakan pelaksanaan program KB masa lalu yang cenderung mengarahkan sasarannya lebih kepada perempuankaum ibu. Selain itu, terbatasnya informasi yang
sampai kepada laki-laki tentang KB dan kesehatan reproduksi yang berakibat kepada terbatasnya pengetahuan kaum laki-laki akan hal ini. Masih terbatasnya jumlah
pemberi pelayanan yang berminat kepada pelayanan untuk laki-laki, baik KB maupun kesehatan reproduksi dan terbatasnya jenis alatmetode kontrasepsi pria membuat
laki-laki tidak mau menjadi peserta KB. Dominannya suami dalam pengambilan keputusan keluarga termasuk dalam KB dan kesehatan reproduksi sehingga isteri
yang menjadi peserta KB.
55
d. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Pendidikan Akseptor