2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan Environment 1. Jumlah Anak

2.13.2. Determinan Alat Kontrasepsi a. Faktor Host

a.1. Umur

Umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Depdiknakes, 2002. Umur yang dimaksud disini adalah umur akseptor KB. Umur mempengaruhi akseptor dalam penggunaan alat kontrasepsi. Dari faktor-faktor umur dapat ditentukan fase- fase penggunaan alat kontrasepsi yang ideal. Umur kurang 20 tahun merupakan fase menunda kehamilan, umur antara 20-35 tahun adalah fase menjarangkan kehamilan, dan umur antara 35 tahun lebih merupakan fase mengakhiri kehamilan. 20 Berdasarkan Mini Survei Pemantauan PUS tahun 2007, persentase peserta KB aktif terhadap PUS menurut kelompok umur wanita, kelompok umur ≤ 19 tahun 42,0, 20-24 tahun 57,0, 25-29 tahun 64,0, 30-34 tahun 69,0, 35-39 tahun 72,0, 40-44 tahun 69,0, dan 45-49 tahun 58,0. 38 Penelitian-penelitian terdahulu sudah banyak mengungkapkan tentang adanya hubungan umur dengan penggunaan kontrasepsi. Dari penelitian yang dilakukan di Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Jatipura 1994:552 melaporkan ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan penggunaan kontrasepsi. Mereka yang berumur tua mempunyai peluang lebih kecil untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan dengan yang muda. 38

a.2. Jenis Kelamin

Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang beorientasi pada kesetaraan dan keadilan gender dalam hal KB. Namun demikian, partisipasi pria Universitas Sumatera Utara dalam ber-KB masih sangat rendah yaitu sekitar 1,3 persen SDKI 2002-2003. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi laki-laki, juga oleh keterbatasan pengetahuan mereka akan hak-hak dan kesehatan reproduksi serta kesetaraan dan keadilan gender. Demikian pula, penyelenggaraan KB dan kesehatan reproduksi masih belum mantap dalam memperhatikan aspek kesetaraan dan keadilan gender. 10 Program keluarga berencana dirancang berwawasan gender, artinya alat kontrasepsi disediakan untuk perempuan maupun laki-laki. Namun dalam pelaksanaannya pada tahun 1994 partisipasi perempuan secara nasional jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki yakni sebesar 52,1 dengan segala metode, sedangkan laki-laki sebesar 0,9 dengan metode kondom dan 0,7 vasektomi. 36

a.3. Pendidikan

Pendidikan menunjukkan hubungan yang positif dengan pemakaian jenis kontrasepsi. Artinya semakin tinggi pendidikan cenderung memakai kontrasepsi efektif. Hal itu dikarenakan pendidikan dapat memperluas pengetahuan mengenai alat kontrasepsi, mengetahui keuntungan yang diperoleh dengan memakai alat kontrasepsi, meningkatkan kecermatan dalam memilih alat kontrasepsi yang dibutuhkan dan juga kemampuan untuk mengetahui akibat sampingan masing-masing alat kontrasepsi. 39 Meningkatnya partisipasi wanita dalam pendidikan akan mengurangi jumlah anak yang dilahirkan. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab dalam hidup berumah tangga. Di samping itu meluasnya kesempatan untuk mengikuti pendidikan akan menyebabkan Universitas Sumatera Utara penundaan umur perkawinan pertama serta besar pengaruhnya dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas penduduk. 12 b. Environment b.1. Jumlah Anak Jumlah anak adalah banyaknya anak yang dilahirkan dan masih hidup. Dalam hal ini erat kaitannya dengan paritas. Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang diteliti seseorang wanita Kamus Besar Indonesia 1990. Berdasarkan pengertian tersebut maka paritas mempengaruhi pemilihan jenis alat kontrasepsi. Hal ini dikarenakan akseptor yang mempunyai anak lebih dari empat cenderung mengalami resiko tinggi persalinan. Apabila terjadi kehamilan tersebut digolongkan dalam kehamilan resiko tinggi. 12 Berdasarkan hasil penelitian Mutiara 1998 di Wilayah Indonesia Timur dengan desain Cross Sectional yang memperoeh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara jumlah anak masih hidup dengan penggunaan kontrasepsi. Responden yang memiliki anak 2 orang atau lebih memiliki kemungkinan sebesar 2,42 kali untuk menggunakan salah satu cara kontrasepsi dibandingkan dengan yang tidak memiliki anak atau baru memiliki 1 anak p = 0,000 ; 95 CI = 2,08 – 2,82. 40 b.2. Ekonomi Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang biasa menghasilkan uang. Salah satunya dengan bekerja. Ekonomi juga cakupan urusan keuangan rumah tangga Depdiknas, 2002. Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal Universitas Sumatera Utara ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan. 12 Faktor-faktor yang mempengaruhi alasan pemilihan metode kontrasepsi diantaranya adalah tingkat ekonomi, pekerjaan, dan tersedianya layanan kesehatan yang terjangkau. 27 b.3. Pelayanan Keluarga Berencana Saat ini belum semua fasilitas pelayanan kesehatan primer dapat melayani KB dan kesehatan reproduksi. Sesuai dengan kesepakatan internasional, ICPD International Conference on Population and Development 1994, pada tahun 2015, semua pelayanan kesehatan primer harus dapat melayani KB. Di samping itu, masih banyak pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi yang kurang efektif dan efisien untuk jangka panjang. 29 Berdasarkan mini survey tahun 2007, tempat memperoleh pelayanan KB tertinggi adalah klinik swasta 46,5, sedangkan di klinik pemerintah 44,7. 10 b.4. Keluarga Sejahtera Kondisi lemahnya ekonomi keluarga mempengaruhi daya beli termasuk kemampuan membeli alat dan obat kontrasepsi. Keluarga miskin pada umumnya mempunyai anggota keluarga cukup banyak. Jumlah keluarga miskin menggunakan kriteria Keluarga Pra-Sejahtera dan Keluarga Sejahtera-I alasan ekonomi Pendataan Keluarga BKKBN pada tahun 2003 adalah 15,8 juta keluarga. Kemiskinan menjadikan mereka relatif tidak memiliki akses dan bersifat pasif dalam berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas diri dan keluarganya. 10 Universitas Sumatera Utara Pada gilirannya, kemiskinan akan semakin memperburuk keadaan sosial ekonomi keluarga miskin tersebut. Demikian pula, tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembinaan ketahanan keluarga, terutama pembinaan tumbuh-kembang anak, masih lemah. Hal di atas akan menghambat pembentukan keluarga kecil yang berkualitas. 10 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Akseptor KB

1. Sosiodemografi Umur