statistik menunjukkan ada pengaruh jumlah anak dengan pemakaian alat kontrasepsi Sig = 0,008, artinya makin banyak anak yang dimiliki oleh responden akan diikuti
dengan peningkatan pemakaian alat kontrasepsi. Kemungkinan seorang istri untuk menambah kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya.
Seorang istri mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai anak tertentu dan umur anak yang masih hidup. Semakin sering seorang wanita
melahirkan anak, maka akan semakin memiliki risiko kematian dalam persalinan.
44
Sedangkan jumlah anak 2 orang menunjukkan bahwa respon terhadap pelayanan KB dan kontrasepsi belum baik. Istilah “dua anak saja” belum menjadi
tujuan pokok dalam keluarga. Tujuan normatif program KB adalah untuk menciptakan NKKBS maka diharapkan keluarga sudah harus mampu membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak supaya diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
44
6.7.3. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak
Distribusi proporsi jenis kontrasepsi berdasarkan jenis kelamin anak akseptor di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar tahun 2009 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
64,9 35,1
87,0
52,0
13,0 48,0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Laki-laki dan Perempuan Laki-laki saja
Perempuan saja
Jenis Kelamin Anak P
ro p
o rs
i
Kontrasepsi Kurang Efektif Kontrasepsi Efektif
Gambar 6.26. Distribusi Proporsi Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Akseptor di Kelurahan Setia Negara Pematangsiantar
Tahun 2009
Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh p 0,05 yang berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna jenis kontrasepsi berdasarkan jenis kelamin anak
yang dimiliki akseptor. Proporsi akseptor yang mempunyai jenis kelamin anak laki- laki dan anak perempuan, akseptor yang mempunyai anak laki-laki saja, dan memiliki
anak perempuan saja secara bermakna lebih tinggi menggunakan kontrasepsi kurang efektif dibandingkan dengan menggunakan kontrasepsi efektif.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa keinginan memiliki jenis kelamin anak tertentu mempengaruhi pengguna alat kontrasepsi dalam memilih jenis kontrasepsi
yang akan digunakannya. Jika keinginan untuk mempunyai anak dengan jenis kelamin tertentu sudah terpenuhi maka akseptor lebih memilih kontrasepsi yang lebih
efektif. Keinginan memiliki anak dengan jenis kelamin tertentu juga dapat
mempengaruhi seorang wanita dalam memilih kontrasepsi. Responden yang
Universitas Sumatera Utara
menginginkan anak lebih menyukai menggunakan alat kontrasepsi kurang efektif dibandingkan dengan responden yang menggunakan alat kontrasepsi efektif.
4
Ada kebiasaan dari suatu kelompok masyarakat yang memberi nilai lebih pada satu jenis kelamin tertentu. Faktor sosial budaya masyarakat tersebut
menganggap nilai anak laki-laki lebih tinggi dalam keluarga dibanding anak perempuan. Selain itu, adanya pandangan orang tua terhadap anak dalam keluarga
dimana anak selain merupakan kebanggaan orang tua juga sebagai tenaga kerja yang membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
49
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Sucipto 2001 di Desa Pedeslohor Kecamatan Adewena Kabupaten Tegal dengan desain Cross Sectional
yang memperoleh hasil bahwa ada hubungan pemilihan alat kontrasepsi dengan pilihan jenis kelamin anak p = 0,003.
57
6.7.4. Jenis Kontrasepsi Berdasarkan Tempat Pelayanan KB