serta menghargai pendapat orang lain, berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan atau pendapat yang berlawanan.
d. Sikap Sportif Supportivenes Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
komunikasi. Seseorang bersikap defensive bila tidak diterima, tidak jujur, dan tidak empati sehingga akan mengalami kegagalan dalam hubungan interpersonal.
Komunikasi defensive dapat terjadi karena faktor-faktor personal ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensive dan sebagainya atau
faktor-faktor situasional yaitu perilaku komunikasi orang lain. e. Kesetaraan Equality
Hubungan interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, menerima pihak lain apa adanya dan tidak merasa dirinya lebih tinggi dari pihak lain.
2.2.4 Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Keterampilan komunikasi interpersonal merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang agar proses komunikasi interpersonal dapat berlangsung
dengan baik. Untuk dapat memperoleh komunikasi yang harmonis dan memiliki arti yang tepat, keterampilan ini sangat dibutuhkan. Situasi komunikasi yang diharapkan
adalah suatu bentuk komunikasi yang berlangsung timbal balik dan tidak bersifat searah. Jhonson dalam Supratiknya, 1995, mengungkapkan beberapa keterampilan
dasar dalam berkomunikasi, yang meliputi hal-hal berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Mampu memahami, yang meliputi sikap percaya, membuka diri, keinsafan dan penerimaan diri.
b. Mampu mengkomunikasikan perasaan dan fikiran kita dengan tepat dan jelas. c. Mampu memberi dan menerima dukungan.
d. Mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain dengan cara konstruktif.
Lebih jauh Roberta Bolton dalam Aizzati, 2004, mengatakan bahwa terdapat lima keterampilan yang juga harus dimiliki seseorang dalam situasi
komunikasi interpersonal berlangsung, yaitu: a. Keterampilan mendengarkan dengan baik, meliputi beberapa prinsip yang dikenal
dengan Soler Principles. b. Keterampilan bertingkah laku asertif
c. Keterampilan menyelesaikan konflik d. Keterampilan menyelesaikan masalah secara bersama
e. Keterampilan menyeleksi situasi-situasi sehingga dapat digunakan pesan yang sesuai dan tepat.
Wilbur Shramm dalam Effendy, 2003 , mengatakan pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal oleh komunikan. Semakin tumpang tindih bidang
pengalaman Field of experience komunikator dengan bidang pengalaman komunikan, akan semakin efektif pesan yang dikomunikasikan.
Devito dalam Liliweri 1997, menyatakan ada 5 lima tahap sebagai deskripsi umum tentang pengembangan komunikasi, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Kontak Tahap pertama adalah mengadakan kontak. Menurut beberapa periset, pada tahap
ini individu memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan atau tidak. b. Keterlibatan
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih lanjut yaitu mengikat diri untuk lebih mengenal diri orang lain dan juga mengungkapkan diri pada orang lain.
c. Keakraban Pada tahap ini individu mengikat diri lebih jauh dan mungkin membina hubungan
primer yaitu menjadi sahabat karib. d. Pemutusan
Tahap pemutusan adalah tahap pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak.
2.3 Rumah Sakit