Strategi Pengetahuan Manajemen Pengetahuan

1. Pengetahuan, terutama yang bersifat tersembunyi tacit dan melekat pada rutinitas kompeksitas organisasi dan dikembangkan melalui pengalaman, cenderung menjadi unik dan sulit ditiru. Tidak seperti banyak sumber daya tradisional lainnya, hal ini tidak begitu mudah dapat dibeli di pasar dalam bentuk yang sudah siap digunakan. Untuk memperoleh pengetahuan yang sama, pesaing harus memiliki pengalaman yang sama. 2. Semakin perusahaan mengetahui, semakin banyak pula perusahaan akan belajar. Kesempatan belajar yang dimiliki organisasi yang telah memiliki keunggulan pengetahuan lebih bernilai dibandingkan dengan organisasi lain yang memiliki kesempatan belajar yang sama tetapi dimulai dengan kurang pengetahuan. 3. Suatu organisasi yang telah mengetahui tentang sesuatu yang unik membutuhkan pengetahuan baru, menyediakan kesempatan untuk sinergi pengetahuan yang tidak tersedia bagi pesaingnya. Pengetahuan baru yang terintegrasi dengan pengetahuan yang telah ada dapat berkembang menjadi pandangan yang unik dan pengetahuan yang lebih berharga. 4. Tidak seperti barang-barang fisik tradisional yang bila dikonsumsi akan menyebabkan pengembalian yang menurun sepanjang waktu, pengetahuan bila digunakan justru akan memberikan pengembalian yang menaik.

2.3 Strategi Pengetahuan

Zack 1999 menjelaskan adanya hubungan antara pengetahuan dan strategi bisnis melalui konsep strategi pengetahuan. Strategi pengetahuan lebih kepada penyelerasan pengetahuan dengan strategi bisnis. Model strategi pengetahuan dari Zack 1999 disajikan pada Gambar 3. Gambar 3 Model strategi pengetahuan Zack 1999 Zack 1999 menyatakan esensi strategi pengetahuan adalah penyeimbangan sumber daya berbasis pengetahuan dan kapabilitas dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyediakan produk dan jasa dengan cara yang lebih baik dibandingkan pesaingnya. Perusahaan harus mengidentifikasi sumber berbasis pengetahuan mana dan kepabilitas yang bernilai, unik dan tidak mudah ditiru sehingga dapat mendukung produk dan posisi pasar perusahaan. Setelah pengetahuan dapat diketahui pengetahuan mana yang harus dikelola dan dikembangkan, maka strategi pengetahuan dapat dilanjutkan dengan aktivitas manajemen pengetahuan.

2.4 Manajemen Pengetahuan

Proses pengelolaan pengetahuan dalam organisasi terkait dengan suatu disiplin ilmu yang dikenal dengan nama manajemen pengetahuan knowledge management. Tidak ada definisi yang baku mengenai apa itu manajemen pengetahuan karena begitu luasnya pengertian dari pengetahuan. Suatu definisi menyebutkan bahwa manajemen pengetahuan adalah proses mendapatkan, transformasi, dan penyebaran pengetahuan secara menyeluruh di dalam organisasi Apa yang perusahaan harus ketahui Apa yang perusahaan telah ketahui Apa yang perusahaan dapat lakukan Apa yang perusahaan harus lakukan Kesenjangan pengetahuan Kesenjangan strategi sehingga pengetahuan tersebut dapat dibagikan dan digunakan Turban, 2001. Tiwana 2000 mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai pengelolaan dari pengetahuan organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangkitkan keunggulan bersaing. Manajemen pengetahuan memungkinkan terjadinya kreasi, komunikasi dan aplikasi dari pengetahuan dari berbagai bentuk untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis. Beberapa literatur seperti Tuomi 2002 dan McElroy 2002 membagi perkembangan manajemen pengetahuan atas generasi pertama dan generasi kedua. Generasi pertama yang dimulai pada tahun 1980-an menekankan manajemen pengetahuan pada penggunaan sistem informasi dan teknologi komputer sehingga disebut sebagai manajemen pengetahuan berbasis teknologi informasi IT based KM. Banyak inisiatif difokuskan pada penemuan paket perangkat lunak yang dapat memungkinkan manajemen pengetahuan dapat terjadi. Permasalahan utama adalah pada penyimpanan dan saling-bagi pengetahuan. Salah satu teknologi manajemen pengetahuan yang banyak digunakan adalah sistem pakar sebagai solusi dari permasalahan saat itu yaitu pengecilan organisasi organizational downsizing, pengunduran diri para pakar, dan kehilangan kompetensi kunci Feigenbaum, McCorduck dan Nii 1988 seperti diacu dalam Tuomi 2002. Generasi kedua yang dimulai sekitar tahun 1995 mulai memindahkan fokus manajemen pengetahuan pada pengembangan organisasi, manajemen modal intelektual dan manajemen kompetensi Tuomi 2002. Generasi kedua ini fokus pada kapasitas organisasi untuk memproduksi pengetahuan, daripada hanya penangkapan dan distribusi pengetahuan McElroy 2002. Hal ini dikarenakan IT- based KM tidak dapat secara cukup mendukung inovasi karena ketidakmampuannya untuk mengeksploitasi pengetahuan tacit. Pengetahuan tacit dipercaya sebagai pendorong utama dari proses inovasi. Nonaka dan Takeuchi 1995 menggambarkan konsep manajemen pengetahuan dalam suatu istilah yang dinamakan kreasi pengetahuan. Pengetahuan agar bisa lebih hidup dan dapat lebih bermanfaat harus melewati fase pengubahan atau konversi yang dikenal sebagai model SECI Socialization, Externalization, Combination, Internalization antara pengetahuan tersembunyi dan pengetahuan eksplisit seperti terlihat pada Gambar 4. Dialogue Learning by doing Ket : I=Individu, G=Group, C=Company Gambar 4 Model Socialization, Externalization, Combination, Internalization Tiwana 2000 Turban 2005 menjelaskan sosialisasi mengacu pada konversi pengetahuan tersembunyi kepada pengetahuan tersembunyi yang baru melalui interaksi sosial dan pengalaman bersama antar anggota organisasi misal penasihat. Eksternalisasi mengacu pada mengubah pengetahuan tersembunyi kepada pengetahuan eksplisit baru misal memproduksi suatu dokumen tertulis yang menggambarkan prosedur yang digunakan untuk masalah tertentu. Kombinasi mengacu penciptaan pengetahuan eksplisit baru dengan menggabungkan, menggolongkan, dan menyatukan pengetahuan eksplisit yang sudah ada misal analisis statistik terhadap data pasar. Internalisasi mengacu pada penciptaan pengetahuan tersembunyi baru dari pengetahuan eksplisit misal mendapatkan pemahaman awal dengan membaca suatu dokumen. Socialization Tacit  Tacit • Face-to-face Communications • Video Conferencing Tools • Web cams • Virtual Reality Tools I I I Externalization Tacit  Explicit • Process capture tools • Traceability • Reflective Peer-to-Peer networks • Expert Systems I nternalization Explicit  Tacit • Collective Knowledge Networks • Notes Data Org Memory • Pattern Recognition • Neural Networks Combination Explicit  Explicit • Systemic Knowledge Tools • Collaborative Computing Tools • Discussion Lists, Web Forums • Best Practice Databases I I I G G G C C G I Manajemen pengetahuan diawali oleh adanya kreasi pengetahuan dimana pengetahuan tersebut dapat berupa tacit atau eksplisit. Kreasi pengetahuan itu sendiri dimulai oleh individu. Membuat pengetahuan individu tersebut dapat digunakan oleh orang lain merupakan aktivitas utama dari sebuah organisasi yang menerapkan manajemen pengetahuan. Hal ini harus dilakukan secara terus menerus dan pada semua tingkat organisasi. Turban 2001 menyebutkan bahwa manajemen pengetahuan dirancang untuk mengelola kreasi pengetahuan melalui proses learning; penangkapan pengetahuan; pembagian pengetahuan dan komunikasi melalui kerja sama; akses pengetahuan; penggunaan pengetahuan; dan penyimpanan pengetahuan. Turban 2001 juga menggambarkan manajemen pengetahuan sebagai suatu siklus seperti disajikan dalam Gambar 5. Siklus di atas diawali oleh adanya kreasi pengetahuan. Kreasi tersebut dihasilkan oleh orang-orang dalam organisasi misalnya cara baru dalam melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how. Kadang-kadang pengetahuan dari luar juga masuk. Berikutnya pengetahuan tersebut harus ditangkap misalnya pengubahan pengetahuan tacit yang didapatkan oleh seseorang dari suatu pelatihan, kepada pengetahuan eksplisit seperti laporan tertulis. Langkah berikutnya adalah menyaring pengetahuan tersebut dan menempatkannya menjadi sesuatu yang dapat ditindaklanjuti. Gambar 5 Siklus manajemen pengetahuan Turban 2001 Menangkap pengetahuan Menyaring pengetahuan Mengkreasi pengetahuan Menyebarkan pengetahuan Menyimpan pengetahuan Mengelola pengetahuan Pengetahuan yang berguna ini kemudian disimpan dalam suatu wadah sehingga anggota organisasi lainnya memiliki akses kepada pengetahuan tersebut. Seperti halnya perpustakaan yang harus dikelola agar buku-bukunya selalu baru dan up to date, maka pengetahuan juga harus dikelola dan dievaluasi agar tetap relevan dan akurat. Langkah terakhir dari siklus tersebut adalah pengetahuan harus tersedia dalam suatu format yang berguna bagi siapapun di dalam organisasi yang membutuhkan dimanapun dan kapanpun.

2.5. Strategi Pengetahuan dan Strategi Manajemen Pengetahuan