Persoalan pasar tidak terlepas dari adanya persyaratan yang ketat menurut standard internasional ASTM American Society or Testing and Materials dan
FDA Food and Drug Administration yang harus dipenuhi oleh pihak produsen antara lain terkait dengan kadar nitrosamine, kadar protein allergen serta bahan-
bahan yang bersifat karsinogenik dan mencemarkan lingkungan. Pabrik lateks pekat juga mengalami kendala pasokan bahan baku dari kebun yang sangat
terbatas. Bahan baku untuk lateks pekat harus memiliki kontaminasi mikroba yang rendah dan kestabilan yang tinggi.
4.6 Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap sistem yang dikaji. Hal ini dapat dilakukan dengan dengan cara menggambarkan sistem
yang dikaji dalam bentuk diagram antara lain diagram input-output seperti dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Diagram input-output
INPUT TIDAK TERKENDALI : 1.
Harga bahan baku lateks pekat 2.
Ketersediaan dan kualitas lateks pekat 3.
Modal sosial OUTPUT DIKEHENDAKI :
1. Peningkatkan pendapatan unit usaha
2. Peningkatan produktivitas dan kualitas
3. Perluasan kesempatan kerja
4. Peningkatan kemampuan inovasi
5. Peningkatan ketersediaan tenaga kerja
terspesialisasi 6.
Peningkatan kerjasama dan jumlah anggota klaster
7. Peningkatan konsumsi karet alam
MODEL MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA KLASTER
AGROINDUSTRI BARANG JADI LATEKS
INPUT TERKENDALI : 1.
Teknologi yang digunakan 2.
Program kemitraan OUPUT TIDAK DIKEHENDAKI :
1. Pencemaran lingkungan
2. Biaya produksi tinggi
3. Harga jual rendah
MANAJEMEN PENGENDALIAN
Input Lingkungan : 1. Peraturan Pemerintah
2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
5 PEMODELAN SISTEM
5.1 Konfigurasi Model
Model manajemen pengetahuan untuk pengembangan klaster industri barang jadi lateks di Jawa Barat dan Banten dirancang dalam dua program
perangkat lunak dalam bentuk sistem pendukung keputusan SPK dan sistem manajemen pengetahuan. Sistem pendukung keputusan digunakan dalam
perancangan strategi pengetahuan untuk pengembangan klaster dan sistem manajemen pengetahuan dirancang dalam bentuk portal manajemen pengetahuan
guna memfasilitasi proses berbagi pengetahuan dalam klaster.
Gambar 23 Konfigurasi model sistem pendukung keputusan strategi pengetahuan
Sistim Pengolahan Terpusat
Sistim Manajemen Dialog Pengetahuan
Sistem Manajemen Basis Pengetahuan
Basis aturan fuzzy area
kesenjangan pengetahuan
Represent asi fuzzy tingkat
hubungan karakt eristik
produk dan proses
Basis aturan fuzzy output
resiko FMEA Basis aturan
sistem pakar
Model Sistem Manajemen Basis
Model
PengetModelahuan Model Pemiihan Strat egi
Pengem bangan Klaster Berbasis Pengetahuan
Model Analisis Kesenj angan Pengetahuan dan Penent uan
Area Penget ahuan Kunci Model Pemilihan Strat egi
Manajem en Penget ahuan Model Kodifikasi
Pengetahuan Disain Proses Model Kodifikasi
Pengetahuan Kegagalan Proses
Data Sistem Manajemen
Data
Dat a pendapat pakar dalam pemilihan
strategi klast er Dat a pendapat pakar
kondisi saat ini dan kebut uhan
pengetahuan Dat a pendapat pakar
dalam pemilihan strategi manajem en
pengetahuan Dat a pendapat pakar
kepentingan karakt eristik produk
dan hubungan karakt eristik produk
dan proses