Nicolas 2004 menambahkan terdapat satu pendekatan atau strategi manajemen pengetahuan yaitu sosialisasi. Strategi ini menggabungkan kedua
strategi sebelumnya yaitu teknologikal dan personalisasi. Sosialisasi didisain agar pengetahuan dapat saling dipertukarkan melalui interaksi satu sama lain dalam
suatu komunitas pengetahuan atau kelompok orang yang bergerak dalam pengetahuan yang sama serta juga mengumpulkan pengetahuan. Hasil penelitian
Nicolas 2004 menunjukkan bahwa strategi sosialisasi semakin banyak digunakan seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Persentase penggunaan strategi manajemen pengetahuan Strategi Manajemen Pengetahuan
1998 2000 2002 Teknologi Kodifikasi
Personalisasi Sosialisasi
92 86 53 6 8 12
12 26 55 Sumber : Nicolas 2004
Tiwana 2000 memberikan beberapa penjelasan untuk memilih strategi manajemen pengetahuan. Kodifikasi dapat dilakukan pada perusahaan yang
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, andal dan cepat. Harga menjadi dasar kompetisi, marjin keuntungan rendah dan teknologi informasi seperti
penyimpanan pengetahuan yang dapat digunakan kembali menjadi alat yang paling memungkinkan terjadinya hubungan antar orang untuk bertukar
pengetahuan eksplisit. Personalisasi dapat dilakukan pada perusahaan yang menuntut kreativitas produk dan disain produk yang tergantung pada pesanan.
Marjin keuntungan tinggi, penyimpanan dan pengambilan pengetahuan tidak menjadi prioritas, dan lebih menggunakan teknologi seperti e-mail dan konferensi
via video untuk saling bertukar pengetahuan terutama pengetahuan yang tersembunyi.
2. 6. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisa. Pendekatan ini
merupakan cara penyelesaian masalah yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan-kebutuhan sehingga sehingga
dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif Marimin 2005.
Secara definitif sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari
tujuan-tujuan Manetsch dan Park 1979 yang diacu dalam Eriyatno 1999. Terdapat dua hal umum yang menandai pendekatan sistem, yaitu 1 dalami
semua faktor penting yang ada di dalam sistem untuk memperoleh solusi yang baik dalam menyelesaikan masalah dan 2 dibuat suatu model kuantitatif untuk
membantu keputusan secara rasional. Untuk dapat bekerja secara sempurna, suatu pendekatan sistem mempunyai delapan unsur yang meliputi : metodologi untuk
perencanaan dan pengelolaan suatu tim yang multidispliner, perorganisasian, disiplin untuk bidang yang non kuantitatif, teknik model matematik, teknik
simulasi, teknik optimasi dan aplikasi komputer. Tidak semua substansi perlu diselesaikan dengan pendekatan sistem.
Permasalahan sederhana yang tidak melibatkan banyak elemen cukup dikaji melalui pendekatan suatu disiplin ilmu saja. Persyaratan suatu substansi yang
dikaji melalui pendekatan sistem menurut Eriyatno 1999 adalah : 1 kompleks, yang menggambarkan interaksi antar elemen cukup rumit, 2 dinamis, dalam arti
ada faktornya ada yang berubah menurut waktu dan ada pendugaan ke masa depan, 3 probabilistik, yakni diperlukan suatu fungsi peluang didalam inferensi
kesimpulan maupun rekomendasi. Penyelesaian suatu persoalan melalui pendekatan sistem terdiri atas
beberapa tahap proses. Tahapan tersebut meliputi analisa, rekayasa model, implementasi rancangan serta implementasi dan opersi sistem. Metodologi sistem
pada prinsipnya terdiri atas enam tahap analisa, yakni : analisa kebutuhan, identifikasi sistem, formulasi masalah, pembentukan alternatif sistem,
determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik, dan penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan finansial. Keenam langkah tersebut dilakukan dalam satu
kesatuan kerja yang dikenal sebagai analisis sistem.
2.7. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Pakar