Strategi Pengetahuan Model manajemen pengetahuan pada klaster industri barang jadi lateks di Jawa Barat dan Banten
bersifat kurang mantap sehingga harus segera diolah secepat mungkin. Cara penyadapan dan penanganan lateks kebun sangat berpengaruh kepada sifat bekuan
sekaligus tingkat kebersihannya. Komposisi kimia dari lateks adalah karet 30- 35, resin 0,5-1,5, protein 1,5-2 , abu 0,3 -0,7, gula 0,3-0,5 dan air 55-
60 BPTK, 2002. Dalam BPTK 2002 dijelaskan bahwa proses pembuatan barang jadi dari
lateks secara garis besar terdiri dari penyiapan bahan baku lateks pekat, penyiapan dispersi dan larutan bahan kimia kompon, penyediaan kompon, pembentukan
barang jadi melalui metode tertentu dan vulkanisasi pada suhu tertentu. Produk barang jadi karet pada umumnya mempunyai sifat-sifat tertentu yang diutamakan.
Oleh sebab itu susunan kompon lateks disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan sifat yang diutamakan.
Kompon lateks adalah campuran antara lateks dengan berbagai bahan kimia untuk memperoleh hasil akhir suatu vulkanisat dengan proses tertentu.
Bahan kimia kompon yang secara umum terdiri dari bahan pemvulkanisasi, pengaktif, pencepat, antioksidan, pengisi, pewarna dan sebagainya. Formula
kompon lateks disusun berdasarkan pada 100 bobot karet kering psk yang terdapat dalam lateks pekat. Produk karet pada umumnya mempunyai sifat
tertentu yang diutamakan, oleh sebab itu formula kompon lateks pada umumnya disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan.
Bahan kimia yang telah disediakan dicampurkan dengan lateks secara perlahan sambil dilakukan pengadukan hingga homogen, kemudian diperam
sebelum diproses lebih lanjut. Proses pembentukan barang jadi dapat dilakukan dengan metode pembusaan, pencelupan dan pencetakan BPTK 2002.
a. Metode Pembusaan
Pembusaan lateks umumnya dilakukan dengan pengocokan kompon yang telah ditambahi bahan pembusa. Bahan pembusa yang digunakan secara
umum berupa sabun, seperti ammonium atau kalium oleat. Campuran kompon dengan bahan pembusa diaduk lebih dahulu agar homogen.
Campuran yang telah homogen tersebut dikocok dalam waktu dan kecepatan pengocok tertentu hingga dicapai expansi volume kompon yang
dikehendaki, disebut busa kompon lateks. Koagualan ditambahkan ke
dalam busa kompon lateks tersebut sambil diaduk agar homogen, dilanjutkan dengan penuangan ke dalam cetakan dan dibiarkan. Busa
kompon lateks yang telah stabil divulkanisasi dengan menggunakan uap air pada suhu sekitar 90 C. Karet busa yang terbentuk dicuci hingga bersih
dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 70-100
o
b. Metode Pencelupan
C hingga diperoleh karet busa yang siap dimanfaatkan.
Pembentukan barang jadi karet dari lateks dapat pula dilakukan dengan pencelupan. Barang jadi karet dari lateks yang diproses dengan metode
pencelupan antara lain sarung tangan, balon dan sebagainya. Kompon lateks yang telah siap diproses menjadi barang jadi karet dituangkan ke
dalam tangki pencelupan. Proses pencelupan yang umum dilakukan adalah pencelupan sederhana, proses pencelupan anoda dan proses Teague US
Rubber. Proses pencelupan sederhana dilakukan dengan cara mencelupkan cetakan
ke dalam kompon kemudian dikering anginkan kemudian divulkanisasikan dalam oven pada suhu dan waktu tertentu. Proses ini biasanya digunakan
untuk menghasilkan produk yang tipis seperti kondom. Proses pencelupan anoda dilakukan dengan cara mencelupkan cetakan ke
dalam koagulan terlebih dahulu kemudian cetakan berlapis koagulan tersebut dicelupkan ke dalam kompon lateks. Cetakan berlapis deposit
kompon lateks dikering anginkan dan divulkanisasikan pada suhu dan waktu tertentu. Proses ini dilakukan untuk menghasilkan produk yang
relatif tebal seperti bladder untuk spygmo-manometer. Proses Teague dilakukan dengan mencelupkan cetakan ke dalam kompon
lateks kemudian cetakan yang berlapis kompon lateks dicelupkan ke dalam koagulan. Cetakan berlapis deposit lateks dikering anginkan
kemudian divulkanisasikan pada suhu dan waktu tertentu. c.
Metode Pencetakan Pencetakan barangjadi dari lateks umumnya digunakan untuk memperoleh
barang jadi berongga seperti boneka berongga dan sebagainya. Cetaka yang digunakan untuk keperluan tersebut berupa pasangan atas dan bawah,