Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

Manajemen pengetahuan diawali oleh adanya kreasi pengetahuan dimana pengetahuan tersebut dapat berupa tacit atau eksplisit. Kreasi pengetahuan itu sendiri dimulai oleh individu. Membuat pengetahuan individu tersebut dapat digunakan oleh orang lain merupakan aktivitas utama dari sebuah organisasi yang menerapkan manajemen pengetahuan. Hal ini harus dilakukan secara terus menerus dan pada semua tingkat organisasi. Turban 2001 menyebutkan bahwa manajemen pengetahuan dirancang untuk mengelola kreasi pengetahuan melalui proses learning; penangkapan pengetahuan; pembagian pengetahuan dan komunikasi melalui kerja sama; akses pengetahuan; penggunaan pengetahuan; dan penyimpanan pengetahuan. Turban 2001 juga menggambarkan manajemen pengetahuan sebagai suatu siklus seperti disajikan dalam Gambar 5. Siklus di atas diawali oleh adanya kreasi pengetahuan. Kreasi tersebut dihasilkan oleh orang-orang dalam organisasi misalnya cara baru dalam melakukan sesuatu atau mengembangkan know-how. Kadang-kadang pengetahuan dari luar juga masuk. Berikutnya pengetahuan tersebut harus ditangkap misalnya pengubahan pengetahuan tacit yang didapatkan oleh seseorang dari suatu pelatihan, kepada pengetahuan eksplisit seperti laporan tertulis. Langkah berikutnya adalah menyaring pengetahuan tersebut dan menempatkannya menjadi sesuatu yang dapat ditindaklanjuti. Gambar 5 Siklus manajemen pengetahuan Turban 2001 Menangkap pengetahuan Menyaring pengetahuan Mengkreasi pengetahuan Menyebarkan pengetahuan Menyimpan pengetahuan Mengelola pengetahuan Pengetahuan yang berguna ini kemudian disimpan dalam suatu wadah sehingga anggota organisasi lainnya memiliki akses kepada pengetahuan tersebut. Seperti halnya perpustakaan yang harus dikelola agar buku-bukunya selalu baru dan up to date, maka pengetahuan juga harus dikelola dan dievaluasi agar tetap relevan dan akurat. Langkah terakhir dari siklus tersebut adalah pengetahuan harus tersedia dalam suatu format yang berguna bagi siapapun di dalam organisasi yang membutuhkan dimanapun dan kapanpun.

2.5. Strategi Pengetahuan dan Strategi Manajemen Pengetahuan

Zack 2001 yang diacu dalam Snyman 2004 membuat perbedaan antara strategi pengetahuan dengan strategi manajemen pengetahuan. Strategi pengetahuan memberikan pengertian strategi berbasis pengetahuan, yaitu strategi bersaing yang didasarkan pada modal intelektual dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Pada saat perusahaan telah mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang terkait dengan sumber daya intelektual dan kapabilitas, maka tindakan harus dilakukan untuk mengelola kesenjangan atau kelebihan yang terjadi seperti dengan cara merekrut keahlian tertentu, membangun sistem penyimpangan dokumen on line, membangun komunitasi praktisi, mengakuisisi perusahaan, lisensi teknologi, dan sebagainya. Strategi pengetahuan berorientasi pada apa pengetahuan yang bersifat strategik dan kenapa. Strategi manajemen pengetahuan bertujuan untuk memandu dan mendefinisikan proses dan infrastuktur untuk mengelola pengetahuan. Turban 2005 menjelaskan terdapat dua pendekatan atau strategi dalam manajemen pengetahuan yaitu pendekatan proses kodifikasi dan pendekatan praktek personalisasi, Pendekatan proses berusaha melakukan kodifikasi pengetahuan organisasional melalui kendali formal dan teknologi seperti intranet, data warehousing, repositori pengetahuan, peranti pendukung keputusan dan groupware. Pendekatan ini disebut juga strategi manajemen pengetahuan teknologikal Nicolas 2004. Sedangkan pendekatan praktek berasumsi bahwa banyak pengetahuan organisasional bersifat tersembunyi dan kontrol formal, proses dan teknologi tidak cocok untuk mentransmisi jenis pemahaman ini. Pendekatan ini dilakukan kebanyakan melalui kontak pribadi ke pribadi.