Kegunaan Penelitian Model manajemen pengetahuan pada klaster industri barang jadi lateks di Jawa Barat dan Banten

Pengetahuan yang berguna ini kemudian disimpan dalam suatu wadah sehingga anggota organisasi lainnya memiliki akses kepada pengetahuan tersebut. Seperti halnya perpustakaan yang harus dikelola agar buku-bukunya selalu baru dan up to date, maka pengetahuan juga harus dikelola dan dievaluasi agar tetap relevan dan akurat. Langkah terakhir dari siklus tersebut adalah pengetahuan harus tersedia dalam suatu format yang berguna bagi siapapun di dalam organisasi yang membutuhkan dimanapun dan kapanpun.

2.5. Strategi Pengetahuan dan Strategi Manajemen Pengetahuan

Zack 2001 yang diacu dalam Snyman 2004 membuat perbedaan antara strategi pengetahuan dengan strategi manajemen pengetahuan. Strategi pengetahuan memberikan pengertian strategi berbasis pengetahuan, yaitu strategi bersaing yang didasarkan pada modal intelektual dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Pada saat perusahaan telah mengidentifikasi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan yang terkait dengan sumber daya intelektual dan kapabilitas, maka tindakan harus dilakukan untuk mengelola kesenjangan atau kelebihan yang terjadi seperti dengan cara merekrut keahlian tertentu, membangun sistem penyimpangan dokumen on line, membangun komunitasi praktisi, mengakuisisi perusahaan, lisensi teknologi, dan sebagainya. Strategi pengetahuan berorientasi pada apa pengetahuan yang bersifat strategik dan kenapa. Strategi manajemen pengetahuan bertujuan untuk memandu dan mendefinisikan proses dan infrastuktur untuk mengelola pengetahuan. Turban 2005 menjelaskan terdapat dua pendekatan atau strategi dalam manajemen pengetahuan yaitu pendekatan proses kodifikasi dan pendekatan praktek personalisasi, Pendekatan proses berusaha melakukan kodifikasi pengetahuan organisasional melalui kendali formal dan teknologi seperti intranet, data warehousing, repositori pengetahuan, peranti pendukung keputusan dan groupware. Pendekatan ini disebut juga strategi manajemen pengetahuan teknologikal Nicolas 2004. Sedangkan pendekatan praktek berasumsi bahwa banyak pengetahuan organisasional bersifat tersembunyi dan kontrol formal, proses dan teknologi tidak cocok untuk mentransmisi jenis pemahaman ini. Pendekatan ini dilakukan kebanyakan melalui kontak pribadi ke pribadi. Nicolas 2004 menambahkan terdapat satu pendekatan atau strategi manajemen pengetahuan yaitu sosialisasi. Strategi ini menggabungkan kedua strategi sebelumnya yaitu teknologikal dan personalisasi. Sosialisasi didisain agar pengetahuan dapat saling dipertukarkan melalui interaksi satu sama lain dalam suatu komunitas pengetahuan atau kelompok orang yang bergerak dalam pengetahuan yang sama serta juga mengumpulkan pengetahuan. Hasil penelitian Nicolas 2004 menunjukkan bahwa strategi sosialisasi semakin banyak digunakan seperti dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase penggunaan strategi manajemen pengetahuan Strategi Manajemen Pengetahuan 1998 2000 2002 Teknologi Kodifikasi Personalisasi Sosialisasi 92 86 53 6 8 12 12 26 55 Sumber : Nicolas 2004 Tiwana 2000 memberikan beberapa penjelasan untuk memilih strategi manajemen pengetahuan. Kodifikasi dapat dilakukan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, andal dan cepat. Harga menjadi dasar kompetisi, marjin keuntungan rendah dan teknologi informasi seperti penyimpanan pengetahuan yang dapat digunakan kembali menjadi alat yang paling memungkinkan terjadinya hubungan antar orang untuk bertukar pengetahuan eksplisit. Personalisasi dapat dilakukan pada perusahaan yang menuntut kreativitas produk dan disain produk yang tergantung pada pesanan. Marjin keuntungan tinggi, penyimpanan dan pengambilan pengetahuan tidak menjadi prioritas, dan lebih menggunakan teknologi seperti e-mail dan konferensi via video untuk saling bertukar pengetahuan terutama pengetahuan yang tersembunyi.

2. 6. Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisa. Pendekatan ini