Sistem Manajemen Dialog Model manajemen pengetahuan pada klaster industri barang jadi lateks di Jawa Barat dan Banten

6 HASIL DAN ANALISIS STRATEGI PENGETAHUAN

6.1 Model Strategi Pengembangan Klaster dan Area Pengetahuan Terkait

Model ini dikembangkan dari model strategi pengetahuan oleh Zack 1999 yang menyatakan bahwa strategi pengetahuan harus selaras dengan strategi bisnis suatu perusahaan. Model ini digunakan digunakan dalam konteks klaster industri untuk menentukan strategi pengembangan klaster dan area pengetahuan kunci yang terkait dengan inisiatif pengembangan klaster. Inisiatif tersebut dipilih berdasarkan keterkaitannya dengan tujuan strategis pengembangan klaster. Tujuan tersebut dibangun menggunakan model yang dikembangkan oleh Carpinetti 2008. Model yang dikembangkan dari model Balanced scorecard tersebut berdasarkan empat perspektif untuk mengukur kinerja suatu klaster industri yaitu Kinerja perusahaan, Hasil SosialEkonomi, Efisiensi Kolektif dan Modal Sosial. Adapun tujuan-tujuan strategis dalam kinerja perusahaan adalah peningkatan pasar serta peningkatan produktivitas dan kualitas. Tujuan-tujuan strategis dalam perspektif hasil sosialekonomi adalah peningkatan lapangan pekerjaan, dan peningkatan ketersediaan tenaga kerja terspesialisasi, peningkatan kemampuan inovasi dan peningkatan konsumsi karet alam. Tujuan strategis dalam efesiensi kolektif adalah penurunan biaya dan peningkatan kerjasama. Tujuan strategis dalam perspektif modal sosial adalah peningkatan jumlah anggota klaster yang terlibat dalam kerjasama. Inisiatif klaster ditetapkan ada 3 yaitu inovasi dan teknologi peningkatan kemampuan produksi, difusi teknologi dan standar teknik, kerjasama komersial pemasaran ekspor dan pengadaan bahan baku serta pengembangan bisnis. Pilihan strategi tersebut didasarkan pada penelitian Ketels et al.2008 dan Solvell 2009 bahwa inisiatif klaster dapat dibagi menjadi enam kelompok yaitu peningkatan kemampuan sumber daya manusia human resource upgrading, ekspansi klaster Cluster expansion, pengembangan bisnis business development, kerja sama komersial commercial collaboration, inovasi dan teknologi Innovation and technology serta peningkatan lingkungan bisnis business environment upgrading. Secara lengkap model hirarki keputusan dapat dilihat pada Gambar 31. Kinerja Perusahaan Efisiensi Kolektif Hasil Sosial Ekonomi Pengembangan Klaster Industri Barang Jadi Lateks S Menengah Fokus Perspektif Tujuan Strategis Peningkatan Pasar Peningkatan Lapangan Pekerjaan Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Peningkatan Kerja Sama Peningkatan kemampuan inovasi Penurunan Biaya Industri Pemerintah Aktor Penggerak Inisiatif Peningkatan Tenaga Kerja Terspesialisasi Peningkatan Pengembangan Bisnis Kerjasama komersial Inovasi dan teknologi Inisiatif Klaster Pengetahuan perencanaan bisnis Pengetahuan proses pemasaran dan pengadaan bahan baku Pengetahuan inovasi dan teknologi proses produksi Area Pengetahuan Kunci Gambar 31 Model Pemilihan Strategi Pengembangan Klaster Hirarki keputusan yang dihasilkan kemudian menjadi dasar dalam perancangan kuesioner seperti dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan hasil verifikasi model strategi pengembangan klaster dengan melibatkan 3 orang pakar yaitu Kepala Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor, Ketua Program Klaster dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat serta salah seorang pelaku usaha UKM barang celup lateks dapat diketahui bahwa aktor yang memiliki prioritas tertinggi dalam pengembangan klaster adalah industri dan lembaga pendukung dengan bobot sebesar 0,44 diikuti oleh Pemerintah 0,28 dan industri 0,26 seperti dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil penilaian masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 18. Prioritas Aktor Utama dan Perspektif Pengembangan Klaster Aktor Utama Bobot Aktor Kinerja Perusahaan Hasil Sosial Ekonomi Efisiensi Kolektif Modal Sosial Industri 0.27 0.58 0.12 0.23 0.07 Pemerintah 0.29 0.15 0.51 0.25 0.09 Lembaga Pendukung 0.44 0.19 0.24 0.47 0.10 Bobot Perspektif 0.28 0.29 0.34 0.09