Pola Sebaran Tenaga Kerja Industri Hilir Karet pada Beberapa Propinsi

Tabel 7 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Kategori Barang Jadi Karet dan Propinsi Indonesia Jabar Sumut Banten BJL 15662 1356 8792 1855 UKM BJL 1036 246 209 377 BJKI 11390 8485 106 1159 UKM BJKI 1632 926 106 167 BJKU 7480 165 395 115 UKM BJKU 1074 165 92 115 TOTAL 34532 10006 9293 3129 UKM TOTAL 3742 1337 407 659 Sumber : BPS 2008, diolah Gambar 19. Plot Konsentrasi Tenaga Kerja Berdasarkan Propinsi dan Kelompok BJK Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa jumlah tenaga kerja di pabrik barang jadi lateks di Indonesia sebesar 15.662 pekerja dimana sebagian besar terkonsentrasi pada tiga propinsi yaitu Jawa Barat, Banten dan Sumatera Utara dengan persentase 76,64 . Sumatera Utara menempati porsi terbesar sebesar 56,14 diikuti Banten dan Jawa Barat. Sedangkan untuk level UKM pada Tabel 7 tersebut terlihat pada Banten dan Jawa Barat memiliki jumlah pekerja Component 1 C o m p o n e n t 2 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 1.0 0.5 0.0 -0.5 -1.0 Jatim Ban ten Su mu t Jab ar BJKU BJKI BJL Symmetric Plot yang lebih besar dibandingkan Sumatera Utara. Berdasarkan teknik analisis peubah ganda dengan analisis korespondensi didapatkan hasil bahwa Sumatera Utara dan Banten didominasi oleh industri BJL, Jawa Barat lebih didominasi oleh agroindustri BJKI dan Jatim oleh BJKU untuk skala industri secara umum Gambar 19. Sedangkan untuk kategori industri skala UKM maka propinsi Banten lebih mendekati kepada Industri berbasis lateks seperti dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Plot Konsentrasi Tenaga Kerja Berdasarkan Propinsi dan Kelompok BJK Skala UKM

4.3. Pemetaan Klaster Industri Barang Jadi Lateks di Jawa Barat dan Banten

Perusahaan barang jadi lateks di wilayah propinsi Banten didominasi oleh industri berskala kecil dan menengah yang memproduksi barang jadi lateks. Selain itu posisi lembaga pendukung atau lembaga penelitian seperti BPTK Bogor dan IPB di Jawa Barat adanya beberapa industri berskala kecil atau rumah tangga di sekitar Bogor Jawa Barat maka penelitian klaster difokuskan pada Jawa Barat dan Banten. Industri barang jadi lateks yang lebih didominasi oleh jenis barang celup lateks menjadikan agroindustri ini dapat menjadi industri inti untuk klaster skala kecil dan menengah di wilayah Jawa Barat dan Banten Gambar 21. Component 1 Co m po ne nt 2 0.50 0.25 0.00 - 0.25 - 0.50 0.50 0.25 0.00 - 0.25 - 0.50 Ban ten Su mu t Jab ar UKM BJKU UKM BJKI UKM BJL Symmetr ic Plot Perkebunan Besar Negara PBN Perkebunan Besar Swasta PBS Industri Pemasok - Lateks Pekat - PN VIII, Cakrawala, Huma 3 unit usaha - Bahan Kimia - Gas PT PGN - Listrik PLN - Cetakan - Permesinan Industri Inti barang celup lateks : sarung tangan, balon, peralatan medis Skala Besar Skala UKM terkonsentrasi di wilayah Bogor dan Serang Industri Terkait Karet busa, benang karet, dan perekat Pemasaran : - Dalam Negeri - Ekspor Lembaga Pendukung : BPTK Bogor, Perguruan Tinggi, Lembaga Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah Gambar 21. Pemetaan Klaster Agroindustri Barang Jadi Lateks di Jawa Barat dan Banten Beberapa perusahaan skala besar dalam lingkup industri inti barang celup lateks di wilayah Jawa Barat dan Banten antara lain produsen sarung tangan yaitu PT Arista Latindo di Bogor Jawa Barat dan PT Tata Rubber serta PT Saptindo Surgica di Serang Banten. Produsen kondom yaitu PT Rajawali Banjaran di Bandung dan PT Vonix di Tangerang Banten. Produsen spygmomanometer antara lain PT Dharma Medipro di Serang Banten, PT Sugih Instrumendo di Bandung dan PT Sankeindo di Parung Bogor. Perusahaan skala kecil menengah antara lain PT Laxindo Utama sarung tangan di Cikande Serang Banten, CV. Tunggal Jaya Teknindo komponen peralatan medis dan elektronika di Cikande Serang Banten, serta beberapa produsen sarung tangan skala kecil dan menengah yang terkonsentrasi di Bogor. Kajian pemetaan klaster industri barang jadi lateks di Jawa Barat dan Banten kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan model Diamond Porter 1990. Model ini menyatakan bahwa terdapat empat hal yang membentuk keunggulan bersaing nasional atau suatu regional tertentu yaitu kondisi faktor, kondisi Permintaan, industri terkait dan pendukung serta strategi perusahaan dan persaingan Pasar