bentuk hirarki keputusan dua level yaitu kriteria dan alternatif strategi. Hasil verifikasi model menunjukkan bahwa faktor yang paling
dipentingkan dalam rangka implementasi strategi manajemen pengetahuan adalah faktor budaya dan orang, dikuti oleh dukungan pemerintah,
komunikasi, biaya dan waktu. Strategi manajemen pengetahuan yang perlu dilakukan adalah strategi kombinasi antara kodifikasi dan personalisasi.
Aspek budaya dan orang sebagai aspek utama dalam implementasi manajemen pengetahuan dikelola dengan pembentukan komunitas
keahlian atau CoP yang berfungsi media saling berbagi pengetahuan antar pelaku atau peneliti dalam lembaga pendukung sebagai aktor yang paling
berperan dalam pengembangan klaster. 5. Model kodifikasi pengetahuan disain proses dirancang menggunakan
teknik fuzzy quality function deployment, taksonomi pengetahuan dan peta pengetahuan. Hasil verifikasi terhadap model menunjukkan bahwa bahwa
peringkat tertinggi area pengetahuan yang memiliki keterkaitan tinggi terhadap karakteristik teknis produk adalah adalah proses penjadian
kompon, sistem vulkanisasi, pematangan atau vulkanisasi serta kondisi dan jenis lateks pekat.
6. Model kodifikasi pengetahuan kegagalan proses dirancang menggunakan teknik fuzzy failure mode and effect analysis dan sistem pakar. Hasil
verifikasi model kodifikasi kegagalan proses menunjukkan bahwa beberapa jenis kegagalan proses memiliki nilai terbesar yaitu lateks berbau
busuk atau tidak berwarna putih saat penerimaan lateks, timbul busa pada ka ompon lateks pada saat pengomponan atau pencampuran lateks dengan
dispersi bahan kimia serta masih terdapat buih pada kompon lateks pada saat pemeraman lateks.
7. Validasi model dengan menggunakan pendapat pakar menunjukkan hasil bahwa model-model strategi pengetahuan dinyatakan telah bermakna dan
mempresentasikan sistem nyata serta memiliki kemanfaatan dalam aplikasinya
8. Proses konversi pengetahuan dalam klaster dikemas dalam bentuk kombinasi antara pertemuan langsung dengan portal manajemen
pengetahuan. Portal dikelola oleh suatu komunitas keahlian yang dikenal dengan nama community of practice yang berorientasi pada pertukaran
pengalaman atau praktek-raktek terbaik best practices yang telah dilakukan oleh para peneliti barang jadi lateks yang tersebar pada beberapa
institusi seperti BPTK Bogor, BATAN, BPPT, perguruan tinggi serta pemasok bahan kimia.
9.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai model kelembagaan manajemen pengetahuan untuk suatu klaster industri. Hal ini sangat
diperlukan guna terus menjaga dan meningkatkan kolaborasi antar pelaku klaster.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai aspek budaya dan orang dalam klaster karena berdasarkan hasil penelitian ini faktor tersebutlah
yang paling menentukan untuk implementasi strategi manajemen pengetahuan. Diperlukan penelitian yang lebih mendalam terutama dalam
budaya berbagi pengetahuan antar organisasi atau dalam lingkup regional atau klaster.
3. Perlu dikaji lebih mendalam mengenai peran pemerintah sebagai salah satu aktor dalam pengembangan klaster dalam memberikan insentif guna
memacu proses berbagi pengetahuan. Melalui kegiatan insentif transfer pengetahuan yang dijembatani oleh pemerintah ini diharapkan akses
terhadap industri barang jadi lateks lebih terbuka, para pakar yang dibidang karet juga dapat mentransfer pengetahuannya serta berbagai hasil
penemuan di bidang teknologi dapat didifusikan dan diterapkan pada industri barang jadi lateks skala kecil dan menengah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdollahi A, A Rezaeian, M Mohseni. 2008. Knowledge Strategy : Linking
Knowledge Resources to Competitive Strategy. World Applied Science Journal. Vol 4 2 : 8-11
Albaladejo M. 2001. Determinants and policies to foster the competitiveness of SME clusters: Evidence from Latin America. QEH Working Paper Series
Number 71 Akao Y. 2003. QFD and Administrative Knowledge Management. Orlando :
ISQFD Andersen CE. 2010. Knowledge-based innovation and the benefits of clustering -
A study of the Norwegian offshore industry [Thesis] .BI Norwegian School of Management
Arendt M. 2008. Six Sigma and Knowledge Management. Institute of Organization and Management in Industry “ORGMASZ”. Vol 2 2 : 14-
20 Baalen PV, Jacquelin BR, Eric VH. 2005. Knowledge Sharing in an Emerging
Network of Practise : The Role of a Knowledge Portal. European Management Journal. Vol 23 3 : 300-314
Besterfield D, Carol B, Glen B, Mary B. 1995. Total Quality Management. New Jersey : Prentice Hall
Berg, C. 2009. An Experience In Knowledge Mapping. Journal of Knowledge Management. Vol. 9 2:123-128
[BPTK] Balai Penelitian Teknologi Karet Bogor. 2002. Modul Kursus Teknologi Barang Jadi Lateks. Bogor
[BPPT] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2003. Pengembangan Klaster Industri Unggulan Daerah – Panduan.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2006. Direktori Industri Karet dan Barang dari Karet. Carrion GC. 2006. Understanding the link between knowledge management and
firm performance: articulating and codifying critical knowledge areas. International Journal of Knowledge and Learning. Vol. 2 3 : 238 – 262
Carpinetti L, Edwin V, Gerolamo C. 2008. A measurement system for managing performance of industrial clusters. International Journal of Productivity
and Performance Management 57 5 : 405-419. Cerdan AL, Carolina LN, Ramon SS. 2007. Knowledge management strategy
diagnosis from KM instruments use. Journal of knowledge management 11 2 : 60-72.
Chien C, Tsai H. 2000. Using fuzzy numbers to evaluate perceived service quality. Fuzzy Sets and Systems, 116, 289-300.
Chen Z, Xiangzhen X. 2010. Study on Construction of Knowledge Management System Based on Enhancing Core Competence of Industrial Clusters.
International Journal of Business and Management 5 3. Cheung A, WH Ip, Dawei L. 2005. Expert system for aircraft maintenance
services industry. Journal of Quality in Maintenance Engineering. Vol 11 4 : 348-358
Clarke J, Turner P. 2004. Global Competition and the Australian Biotechnology Industry : Developing a Model of SMEs Knowledge Management
Strategies. Knowledge and Process Management 111 : 38-46. David FR. 2003. Manajemen Strategis – Konsep-konsep . Edisi ke-9.
Terjemahan. Prentice Hall Davenport TH, Prusak L. 1998. Working Knowledge : How Organizations
Manage What They Know . Boston : Harvard Business School Press Denford JS, YE Chan. 2011. Knowledge strategy typologies : defining
dimensions and relationships. Knowledge Management Research and Practise. Vol 9 : 102-119
Deng WJ. 2008. Fuzzy importance-performance analysis for determining critical service attributes. International Journal of Service Industry Management.
Vol 19 2 : 252-270 Des G. 2005. Strategic Management – creating competitive advantages. Second
edition. Boston : Mc Graw-Hill DTI. 2005. A practical guide to cluster development. Report to Department of
Trade and Industry and the English RDAs. London : Ecotec Research Consulting
Dyer JH, H Singh. 1998. The Relational View : Cooperative Strategy and Sources of Interorganizational Competitive Advantage. Academy of Management
Review. Vol 23 No. 4 : Eriyatno.1999. Ilmu Sistem : Meningkatkan mutu dan efektifitas manajemen.
Bogor : IPB Press Febriyanti L. 2006. Strategi manajemen pengetahuan knowledge management
strategy di PT. Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor. [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ferasso M, Lilia MV, Corinne G. 2010. Enterprises Knowledge Creation within a Brazilians Industrial Cluster. IIMS Journal of Management Science.Vol.1
1 :79-92 Fu H, YC Ho, Roger CY, T Chang, PH Chien. 2006. Factors affecting the
adoption of electronic marketplaces - A fuzzy AHP analysis International. Journal of Operations and Production Management. Vol. 26 12: 1301-
1324
Greiner ME, Bohmann T dan Krcmar H. 2007. A strategy for knowledge management. Journal of knowledge management. Vol. 116: 3-15
Haris U. 2006. Rekayasa Model Aliansi Strategis Sistem Agroindustri Crumb Rubber [Disertasi]. Bogor : Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
Hartarto A. 2004. Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia. Yogyakarta : ANDI
Huseini M. 1999. Mencermati Misteri Globalisasi. Di dalam : Orasi Ilmiah Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia. Jakarta :
Universitas Indonesia [IRGMA] Indonesian Rubber Glove Manufacturers Association. 2005.
[IRSG] International Rubber Study Group. 2010. World Rubber Industry Outlook. [ISO] International Organization for Standardization
Kaplan RS dan Norton DP. 2004. Strategy map : converting intangible assets into tangible outcomes. Boston : Harvard Business School Press.
. 2004. ISOTC 45 Rubber and Rubber Product Business Plan.