a. Faktor Kondisi Faktor-faktor kondisi yang sangat diperlukan dalam menciptakan keunggulan
daya saing industri berupa sumberdaya manusia, infrastruktur, dan permodalan.
- Sumberdaya manusia, dengan berbagai indikator seperti kuantitas, kualitas, dan ketersediaan.
- Infrastruktur, dengan indikator berupa ketersediaan sarana transportasi, sarana komunikasi, dan unit-unit pelayanan teknis.
- Permodalan, indikatornya adalah sumber permodalan. b. Kondisi Permintaan
Porter berpendapat bahwa pengalaman pasar domestik adalah elemen yang penting untuk persaingan produksi. Perusahaan yang berhadapan dengan pasar
domestik diharapkan menawarkan kualitas produk yang tinggi dan lebih memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
c. Industri Terkait dan Industri Pendukung Porter juga berpendapat bahwa hubungan relasi yang kuat dan industri
pendukung sangat penting dalam persaingan di suatu perusahaan. Disini termasuk pemasok dan industri terkait.
d. Strategi Perusahaan dan Persaingan Pasar Berbagai aspek yang mempengaruhi cara mengorganisasi dan mengelola
perusahaan diantaranya adalah perilaku kewenangan, kemampuan bahasa, nilai interaksi antar personil, norma sosial, serta standar profesional. Pengaruh
yang paling kuat terhadap keunggulan daya saing justru berasal dari persaingan domestik di dalam suatu industri.
2.2 Data, Informasi dan Pengetahuan
Berbagai literatur menjelaskan definisi pengetahuan dan membedakannya dari data dan informasi. Davenport 1998 menjelaskan data sebagai himpunan
diskret, kenyataan obyektif mengenai berbagai peristiwa atau kejadian. Dalam konteks organisasi data lebih digambarkan sebagai catatan terstruktur dari
berbagai transaksi. Sedangkan informasi diartikan sebagai data yang dapat
menjadi berbeda. Informasi dapat mengubah penerima informasi dalam memandang sesuatu. Istilah menginformasikan dapat diartikan sebagai memberi
bentuk. Davenport 1998 mendefinisikan pengetahuan sebagai campuran cair dari
pengalaman, nilai, informasi kontekstual, pandangan pakar dan intuisi yang menyediakan lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menggabungkan
pengalaman baru dan informasi. Berdasarkan definisi ini, pengetahuan adalah campuran dari berbagai elemen yang lebih bersifat cair daripada terstuktur secara
formal. Pengetahuan diturunkan dari informasi, sebagaimana halnya informasi diturunkan dari data. Data tersimpan dalam catatan atau transaksi, informasi
dalam pesan, dan pengetahuan dalam individu atau grup orang-orang yang mengetahui atau kadang-kadang dalam rutinitas organisasi. Pengetahuan dapat
disampaikan dalam media yang terstuktur seperti buku dan dokumen, dan juga kontak antar orang dalam bentuk percakapan atau magang.
Turban 2005 mendefinisikan data sebagai kumpulan fakta, pengukuran, dan statistik, sedangkan informasi adalah data yang diorganisasi atau diproses
tepat waktu kesimpulan dari data ditarik dalam batasan waktu yang dapat diterapkan dan akurat mengenai data asli. Pengetahuan adalah informasi yang
kontekstual, relevan dan dapat dilakukan. Pengetahuan memiliki pengalaman dan reflektif yang kuat yang membuat ia berbeda dari informasi dalam sebuah konteks
yang telah ditentukan. Memiliki pengetahuan menyiratkan bahwa ia dapat dipakai untuk memecahkan masalah, sedangkan memiliki informasi tidak memberikan
arti tambahan yang sama. Kemampuan untuk bertindak adalah bagian integral dari memiliki banyak pengetahuan. Perbedaan kemampuan tersebut berkaitan dengan
perbedaan pengalaman, pelatihan, perspektif dan faktor lainnya Turban, 2005. Hubungan antara data, informasi dan pengetahuan tersajikan pada Gambar 2.
DATA INFORMATION
KNOWLEDGE
Processed Relevant and
actionable
Relevant and actionable
Gambar 2 Keterkaitan data, informasi dan pengetahuan Turban 2005
Sanchez 2004 juga menjelaskan perbedaan data, informasi dan pengetahuan. Data adalah pengamatan mengenai kejadian-kejadian atau entiti,
yang dapat meliputi deskripsi kualitatif maupun pengukuran kuantitatif. Karena data hanyalah pengamatan, ia tidak dapat banyak memberikan arti sampai dengan
data tersebut diinterpretasikan dengan berbagai cara. Informasi diturunkan dari perbandingan data sepanjang waktu atau lintas situasi. Sedangkan pengetahuan
adalah kumpulan kepercayaan atau keyakinan dari seseorang tentang hubungan sebab akibat dari lingkungannya.
Selanjutnya Sanchez 2004 menjelaskan tiga bentuk dari pengetahuan yaitu know-how, know-why dan know-what. Know-how merupakan pengetahuan
praktis yang dapat memungkinkan seseorang untuk mempertahankan sistem atau proses yang telah ada dalam urutan kerja yang baik. Know-why merupakan
pengetahuan teoritis yang memungkinkan seseorang untuk merancang sistem atau proses baru. Sedangkan know-what merupakan pengetahuan strategik dari tujuan
dimana know-how dan know-why yang tersedia dapat diaplikasikan. Menurut Polanyi 1958 dalam Turban 2005 pengetahuan dapat pula
dibagi dua yaitu pengetahuan eksplisit explicit knowledge dan pengetahuan tersembunyi tacit knowledge. Pengetahuan eksplisit adalah kebijakan, petunjuk
prosedural, laporan resmi, laporan, desain produk, strategi, tujuan, misi dan kemampuan inti dari perusahaan dan teknologi informasi insfrastruktur. Ia adalah
pengetahuan yang telah dikodifikasi terdokumentasikan dalam format yang
dapat dibagikan kepada orang lain atau ditransformasi ke dalam suatu proses tanpa menuntut interaksi antar pribadi. Sedangkan pengetahuan tersembunyi
merupakan penyimpanan kumulatif dari pengalaman, peta mental, pengertian yang mendalam insight ketajaman, keahlian, know-how, rahasia perdaganga,
kumpulan ketrampilan, pemahaman dan pembelajaran yang dimiliki organisasi, juga budaya organisasi yang telah melekat di masa lalu. Sebagai contoh
penjelasan bagaimana cara mengendari sebuah sepeda sulit didokumentasi secara eksplisit, dan karena itu tersembunyi Turban, 2005.
Nonaka 1995 juga menjelaskan perbedaan antara pengetahuan tersembunyi dan pengetahuan explisit. Pengetahuan tersembunyi dapat berupa
keahlian atau ketrampilan gerakan tubuh, persepsi individu, pengalaman psikis, perilaku tertentu yang senantiasa dikerjakan rules of thumb dan intuisi.
Pengetahuan tersembunyi ini tidak dapat dengan mudah dibagikan. Sebagai contoh adalah seorang ahli pembuat roti yang dengan pengalaman bertahun-tahun
memiliki keahlian luar biasa dalam membuat roti yang sangat lezat. Tetapi seringkali dia sendiri sulit untuk menerangkan secara spesifik ilmu atau teknik
yang dimilikinya. Sedangkan pengetahuan eksplisit merupakan pengetahuan yang dapat dengan mudah dituliskan dalam kertas, dinyatakan dalam kalimat serta
rumus-rumus, atau dilukiskan dengan gambar serta mudah dibagikan. Melalui proses transformasi pengetahuan misalnya dengan mempelajari pengetahuan
tersembunyi yang dimiliki seseorang secara berulang-ulang maka tersembunyi tersebut dapat berubah menjadi eksplisit, misalnya berupa sebuah produk yang
spesifik, mesin pembuat roti. Zack 1999 menyatakan pengetahuan sebagai salah satu sumber daya tak
berwujud merupakan sumber daya yang paling strategis dan bernilai. Nonaka 1995 juga menekankan tentang pentingnya pengetahuan dengan mengatakan
perusahaan yang sukses adalah mereka yang secara konsisten menciptakan pengetahuan baru, menyebarkannya secara luas dalam organisasi, dan secara cepat
mengubahnya menjadi berbagai teknologi dan produk baru. Zack 1999 menjelaskan mengapa pengetahuan dapat membuat
keunggulan menjadi berkelanjutan, sebagai berikut :
1. Pengetahuan, terutama yang bersifat tersembunyi tacit dan melekat pada rutinitas kompeksitas organisasi dan dikembangkan melalui pengalaman,
cenderung menjadi unik dan sulit ditiru. Tidak seperti banyak sumber daya tradisional lainnya, hal ini tidak begitu mudah dapat dibeli di pasar dalam
bentuk yang sudah siap digunakan. Untuk memperoleh pengetahuan yang sama, pesaing harus memiliki pengalaman yang sama.
2. Semakin perusahaan mengetahui, semakin banyak pula perusahaan akan belajar. Kesempatan belajar yang dimiliki organisasi yang telah memiliki
keunggulan pengetahuan lebih bernilai dibandingkan dengan organisasi lain yang memiliki kesempatan belajar yang sama tetapi dimulai dengan
kurang pengetahuan. 3. Suatu organisasi yang telah mengetahui tentang sesuatu yang unik
membutuhkan pengetahuan baru, menyediakan kesempatan untuk sinergi pengetahuan yang tidak tersedia bagi pesaingnya. Pengetahuan baru yang
terintegrasi dengan pengetahuan yang telah ada dapat berkembang menjadi pandangan yang unik dan pengetahuan yang lebih berharga.
4. Tidak seperti barang-barang fisik tradisional yang bila dikonsumsi akan menyebabkan pengembalian yang menurun sepanjang waktu, pengetahuan
bila digunakan justru akan memberikan pengembalian yang menaik.
2.3 Strategi Pengetahuan