Pemetaan Klaster Industri Barang Jadi Lateks di Jawa Barat dan Banten
Perkebunan Besar Negara PBN
Perkebunan Besar Swasta PBS
Industri Pemasok - Lateks Pekat - PN VIII,
Cakrawala, Huma 3 unit usaha
- Bahan Kimia - Gas PT PGN
- Listrik PLN - Cetakan
- Permesinan Industri Inti barang
celup lateks : sarung tangan, balon,
peralatan medis Skala Besar
Skala UKM terkonsentrasi di
wilayah Bogor dan Serang
Industri Terkait Karet busa, benang
karet, dan perekat Pemasaran :
- Dalam Negeri - Ekspor
Lembaga Pendukung : BPTK Bogor, Perguruan Tinggi, Lembaga Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah
Gambar 21. Pemetaan Klaster Agroindustri Barang Jadi Lateks di Jawa Barat dan Banten
Beberapa perusahaan skala besar dalam lingkup industri inti barang celup lateks di wilayah Jawa Barat dan Banten antara lain produsen sarung tangan yaitu
PT Arista Latindo di Bogor Jawa Barat dan PT Tata Rubber serta PT Saptindo Surgica di Serang Banten. Produsen kondom yaitu PT Rajawali Banjaran di
Bandung dan PT Vonix di Tangerang Banten. Produsen spygmomanometer antara lain PT Dharma Medipro di Serang Banten, PT Sugih Instrumendo di Bandung
dan PT Sankeindo di Parung Bogor. Perusahaan skala kecil menengah antara lain PT Laxindo Utama sarung tangan di Cikande Serang Banten, CV. Tunggal Jaya
Teknindo komponen peralatan medis dan elektronika di Cikande Serang Banten, serta beberapa produsen sarung tangan skala kecil dan menengah yang
terkonsentrasi di Bogor. Kajian pemetaan klaster industri barang jadi lateks di Jawa Barat dan
Banten kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan model Diamond Porter 1990. Model ini menyatakan bahwa terdapat empat hal yang membentuk
keunggulan bersaing nasional atau suatu regional tertentu yaitu kondisi faktor, kondisi Permintaan, industri terkait dan pendukung serta strategi perusahaan dan
persaingan Pasar
Kondisi Faktor Barang jadi lateks termasuk barang jadi lateks membutuhkan bahan baku
berupa lateks pekat sebagai bahan baku utama. Pabrik barang jadi lateks di wilayah Jawa Barat dan Banten mendapatkan pasokan bahan baku dari PTPN
VIII, PTPN IX dan PT. Huma Indah Mekar Lampung. Produksi bahan baku lateks pekat di VIII untuk kebun Jalupang memiliki kapasitas 3-5 ton per hari
sedangkan kebun Cikumpay memiliki kapasitas 6 ton perhari. Saat ini sekitar 3-5 ton per hari karena kurang bahan baku lateks kebun. Produksi relatif bervariasi
karena saat musim trek gugur daun jumlah lateks sedikit terganggu alami. Sedangkan saat musim hujan ekstrim yang tidak bisa diduga hujan pagi, lateks
tidak bisa dikumpulkan. Produksi lateks pekat PTPN VIII sebagian besar dipasok ke pabrik skala besar dan menengah di Jawa Barat.
Bagi industri barang jadi lateks skala kecil dan menengah kendala yang sering dihadapi adalah tersendatnya pasokan bahan baku berupa lateks pekat dan
bahan kompon BPTK 2007. Pabriks lateks pekat cenderung melayani ekspor atau pesanan dalam jumlah besar. Industri barang jadi lateks skala kecil menengah
sering mengalami kendala dalam pengadaan lateks pekat dalam jumlah yang relatif sedikit. Hal ini diatasi oleh industri skala kecil dengan membeli dari
pedagang yang dipasok dari beberapa pabrik di Lampung serta dengan meminjam lateks dari industri sejenis seperti yang terjadi di wilayah Bogor karena terbentuk
klaster di sekitar wilayah Bogor Selatan. Faktor sumber daya manusia di wilayah Jawa Barat dan Banten relatif kuat
dengan adanya dukungan Balai Penelitian Teknologi Karet di Bogor, B4T di Bandung, serta beberapa perguruan tinggi antara lain seperti IPB, ITB,
serta Sekolah Menengah Kimia Analis Bogor. Kondisi permintaan
Pada tahun 2009 kebutuhan sarung tangan lateks bertambah terutama di bidang kesehatan. Penambahan kebutuhan ini dipicu oleh merebaknya H1N5
pandemic atau flu burung. Permintaan kebutuhan sarung tangan dari industri kecil juga meningkat ketika terjadi beberapa bencana nasional seperti tsunami atau
gunung meletus. Namun industri barang jadi lateks masih dihadapkan pada persoalan resiko keselamatan pengguna yang berkaitan dengan kesehatan alergi
dan kanker dan dampak pencemaran lingkungan oleh seng yang berasal dari ZnO BPTK 2007.
Industri Terkait dan Pendukung Industri barang celup lateks, perekat lateks, dan karet busa sama-sama
menggunakan lateks pekat sebagai bahan bakunya. Oleh karena itu pasokan lateks pekat dari pabrik lateks pekat jarang sekali tidak terserap bahkan beberapa kali
beberapa industri mengalami kekurangan sehingga memerlukan pasokan dari Jawa Tengah atau Lampung. Pemasok bahan baku kimia lateks untuk industri
kecil berasal dari toko bahan kimia seperti misalnya Toko Indrasari di wilayah Ciawi yang memasok beberapa pabrik kecil di sekitar Bogor. Pasokan skala besar
berasal dari agen yang umumnya berasal dari Jakarta.
Strategi Perusahaan dan Persaingan Persaingan antar pengusaha kecil barang celup lateks relatif tidak terlalu
tinggi karena beberapa pengusaha kecil sudah memiliki jalinan kerjasama dengan industri besar misalnya dalam hal sterilisasi produk sarung tangan atau agen
penjual masing-masing. Kerja sama dalam klaster industri barang jadi lateks di
Jawa Barat dan Banten juga telah terjadi seperti pada tahun 2009pernah dilakukan kegiatan
insentif yang dijembatani oleh pemerintah dimana BPTK Bogor bermitra adalah PT. Sugih Instrumendo Abadi yang berlokasi di Bandung
dan PT. Dharma Medipro yang berlokasi di Serang dalam rangka difusi dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat pengembangan produk
seperti pengenalan lateks berprotein rendah lateks DPNR sebagai bahan baku untuk memproduksi BJL dengan resiko alergi protein rendah. Penelitian bersama
juga pernah dilakukan oleh BATAN dalam rangka pengembangan teknik produk lateks alam iradiasi dengan melibatkan beberapa industri kecil dan menengah di
Jawa Barat dan Banten Marga, 2007.