perangkat pembelajaran biologi berbasis masalah ini dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah dengan kualitas dan kategori kefavoritan sedang.
Implementasi perangkat pembelajaran yang dihasilkan berpengaruh signifikan terhadap kemampuan metakognitif dan penguasaan konsep
biologi; berpengaruh sangat signifikan terhadap kemampuan pemecahan masalah biologi. Ada korelasi positif antara kemampuan pemecahan masalah
dengan penguasaan konsep biologi.
38
C. Kerangka Berpikir
Melihat dari fakta rendahnya perolehan sains Indonesia dalam PISA bahwa dibutuhkan sebuah perubahan pola pikir yang harus dikembangkan secara
maksimal oleh peserta didik melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang terjadi masih cenderung membuat peserta didik untuk tidak aktif selama
proses pembelajaran oleh sebab itu dibutuhkan model pembelajaran yang mampu merangsang perubahan pola pikir peserta didik serta dapat menjadikan peserta
didik lebih aktif selama proses pembelajaran. Model pembelajaran yang inovatif mampu memfasilitsi peserta didik dalam
merubah pola pikir, keaktifan, dan kemandirian selama proses belajar. Salah satu model pembelajaran yang mampu memfasilitasi peserta didik selama proses
pembelajaran adalah model PBL. Model PBL akan memberikan rangsangan stimulus kepada peserta didik dengan diawali adanya penyajian permasalahan
yang mendorong peserta didik untuk berpikir dengan mengumpulkan berbagai informasi yang relevan dari berbagai sumber. Guru berperan sebagai fasilitator
dalam pembelajaran model ini. Semakin banyak informasi yang peserta didik peroleh, maka semakin banyak pula ide yang dapat dihasilkan. Selain itu peserta
didik juga mampu menggabungkan informasi yang diperoleh dengan pengetahuan yang dimilikinya sehingga menghasilkan solusi yang dianggap paling tepat untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
38
Paidi, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah, Journal Kependidikan, vol.41 no.2, 2011
Perubahan pola pikir yang dimiliki peserta didik, dapat menjadikan peserta didik mampu berpikir tingkat tinggi. Salah satunya adalah bagaimana peserta
didik mampu menyelesaikan sebuah permasalahan yang terjadi. Memecahkan masalah merupakan suatu proses atau usaha mencari jalan keluar dari satu
kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah segara dicapai atau bahkan dapat menghasilkan sebuah ide baru. Masing-masing peserta didik
memiliki keragaman, begitu pula dengan interpretasi mereka terhadap suatu masalah. Memecahkan masalah dianggap merupakan aktivitas mental yang tinggi
karena didalammnya peserta didik dituntut untuk menganalisis masalah yang ada dan menawarkan sebuah solusi dari proses analisa tersebut. Dengan
memberikannya sebuah solusi berarti peserta didik mampu mengambil keputusan dari masalah tersebut dan bahkan dapat menghasilkan sebuah ide-ide baru bagi
permasalahan tersebut. Apabila peserta didik terbiasa untuk memecahkan masalah, maka kemandirian peserta didik dalam berpikirpun akan meningkat.
D. Hipotesis Penelitian