Uji Hipotesis Pretest Uji Hipotesis Posttest

a. Uji Hipotesis Pretest

Hasil uji “t” pada pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest Data Mean t hitung t tabel Kesimpulan Eksperimen 24.32 1.787 1.993 Ho diterima Kontrol 21.60 Tabel 4.10 menunjukan bahwa data pretest uji hipotesis dengan perhitungan manual diperoleh nilai t hitung sebesar 1.787 sedangkan t tabel 1.99, maka t hitung lebih kecil daripada ttabel dengan demikian hipotesis nol Ho diterima dan hipotesis alternative Ha ditolak sehingga dapat disimpukan bahwa kedua kelas tersebut tidak pengaruh yang signifikan.

b. Uji Hipotesis Posttest

Hasil uji “t” pada posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest Data Mean t hitung t tabel Kesimpulan Eksperimen 59.44 2.747 1.993 Ho ditolak Kontrol 66.65 Tabel 4.11 merupakan tabel hasil uji hipotesis posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari perhitungan manual tersebut, diperoleh t hitung sebesar 2.747 sedangkan t tabel sebesar 1.99 dengan demikian nilai t hitung t tabel yang menyebabkan penolakan pada Ho dan Ha diterima. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen mendapatkan pengaruh yang dsignifikan terhadap model pembelajaran yang diberikan. Rekapitulasi penghitungan Uji-t dapat dilihat pada lampiran 18. 8

C. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan memecahkan masalah pada siswa dengan menggunakan model PBL. Pada awal pembelajaran, dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil pretest tersebut, diketahui bahwa kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal sama, hal tersebut dapat terlihat dari perhitungan uji-t yang dilakukan. Pada kedua kelompok tersebut, diketahui bahwa kemampuan awal siswa terhadap materi keanekaragaman hayati dan terhadap keterampilan masalah siswa masih tergolong rendah hal tersebut dikarenakan siswa belum mengetahui materi yang akan diajarkan tersebut. hal ini diperkuat pula dengan adanya perhitungan uji-t pada pretest siswa, bahwa siswa tidak memiliki perbedaan yang signifikan atau dapat dikatakan kemampuan yang dimiliki cenderung sama. Perolehan pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol termasuk kategori kurang dengan perolehan 24.32 dan 21.60. Perolehan ini disebabkan oleh belum terbiasanya siswa mengerjakan soal memecahkan masalah sehingga perolehan skor yang dimiliki tergolong kurang baik. Siswa cenderung lebih sering mengerjakan soal pilihan ganda dan esai yang cenderung menuntut siswa menjawab berdasarkan ingatannya saja sehingga siswa cenderung kurang dapat memecahkan masalah yang dapat bersifat aplikatif. Pemberian pretest dilanjutkan dengan penerapan model pembelajaran dan diakhiri dengan pemberian posttest. Setelah pemberian model pembelajaran, hasil posttest yang dimiliki oleh kedua kelompok sama-sama mengalami peningkatan hasil skor keterampilan memecahkan masalah, namun pada kelompok eksperimen memiliki peningkatan yang lebih baik. Berdasarkan hasil data posttest yang diperoleh, bahwa rata-rata kelas kelompok eksperimen dan kontrol adalah 66.65 dengan kategori baik dan 59.44 dengan kategori cukup. Dengan demikian, terjadi peningkatan nilai keterampilan memecahkan masalah pada kedua kelompok 8 Lampiran 18 Perhitungan Uji-t Pretes dan Postes