1. Kajian bahaya pada bahan baku
Kajian bahaya terhadap bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ekstrak teh hijau serta tindakan pencegahannya dapat dilihat pada Lampiran 1.
Berdasarkan kajian bahaya bahan baku yang telah dilakukan, di peroleh bahwa bahaya potensial pada bahan baku yang siginifikan yang perlu dikendalikan adalah bahan baku
daun teh hijau yaitu pada bahaya biologi berupa kemungkinan adanya bakteri patogen Salmonella, E. Coli dan Staphylococous, bahaya kimia berupa residu pestisida, logam
berat dan arsen serta bahan baku air demineralisasi yang memiliki bahaya biologi yaitu cemaran bakteri patogen E. coli.
Mengacu pada panduan pengelompokkan langkah pengendalian dalam ISO 22000 ISO 2005b, yaitu berdasarkan dampak langkah pengendalian terhadap tingkat
bahaya atau frekuensi kejadian, tingkat keparahan bahaya severity pada kesehatan konsumen dan kebutuhan untuk monitoring, maka bahaya biologi berupa bakteri
patogen Salmonella, E. Coli dan Staphylococus, bahaya kimia residu pestisida, logam berat dan arsen yang ada pada bahan baku daun teh hijau perlu dikendalikan
dalam HACCP plan sebagai CCP, sedangkan bahaya biologi bakteri patogen E. coli dalam air demineralisasi dikendalikan melalui OPRP yaitu melalui pelaksanaan SSOP
keamanan air. Pengelompokkan bahaya potensial bahan baku ke dalam HACCP plan dan OPRP ini serta tindakan pengendaliannya bisa dilihat dalam Tabel 9.
Bahan baku lain yang perlu dikendalikan adalah high fructose syrup HFS, yang kemungkinan besar mengandung kapang dan khamir. Walaupun kapang dan
khamir dalam HFS ini bukan merupakan suatu bahaya potensial untuk keamanan pangan, namun keberadaannya akan mempengaruhi kualitas produk ekstrak teh hijau
yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena kapang dan khamir ini adalah salah satu mikroba pembusuk yang akan memperpendek umur simpan pada produk ekstrak teh
hijau yang dihasilkan. HFS masuk dalam kelompok sirup yang mana khamir osmofilik Saccharomyces dan Torulopsis spp. sangat mudah tumbuh, yang akan memfermentasi
gula menjadi alkohol. Kapang tertentu juga bisa tumbuh, yang paling umum adalah Aspergillus
dan Penicillium Forsythe dan Hayes 1998. Sebenarnya khamir osmofilik ini sangat rentan terhadap panas, namun karena dalam proses produksi ekstrak teh hijau
tidak ada proses yang didesain khusus untuk menurunkan jumlah mikroorganisme, maka jumlah kapang dan khamir yang rendah atau bahkan negatip pada bahan baku
√ awal sangatlah penting untuk menghasilkan produk yang mempunyai umur simpan
yang lama. Penyimpanan yang baik tertutup rapat juga sangat penting untuk mencegah rekontaminasi kapang dan khamir selama penyimpanan.
Tabel 9 Bagan penetapan CCP OPRP terhadap bahan baku
No Bahan Baku
Jenis Bahaya P
1
P
2
Tindakan Pengendalian Analisa Akhir
Kode 1
Daun teh hijau
Bakteri patogen
Salmonella, E coli,
Staphylicocus Ya Ya
Permintaaan jaminan suplier melalui Certificate
of Analysis CoA setiap
pengiriman bahan baku teh hijau. Pengujian secara
berkala setiap 5 kali penerimaan bahan baku
√ CCP OPRP
Residu pestisida
Ya Ya Permintaaan jaminan
suplier melalui Certificate of Analysis CoA
setiap pengiriman bahan baku teh
hijau. Pengujian secara berkala setiap 5 kali
penerimaan bahan baku √ CCP
OPRP
Cemaran Logam
Ya Ya Permintaaan jaminan
suplier melalui Certificate of Analysis CoA
setiap pengiriman bahan baku teh
hijau. Pengujian secara berkala setiap 5 kali
penerimaan bahan baku √ CCP
OPRP
2 Air
demineralis asi
Bakteri patogen E. coli
Ya Ya SSOP Keamanan
Air CCP
√ OPRP P
1
= Apakah penghilangan atau pengurangan bahaya penting terhadap kegiatan memproduksi makanan yang aman ?
Bila P
1
= “Ya”, maka lanjut ke P
2
. Bila P
1
= ”Tidak”, maka tidak diperlukan tindakan pengendalian bahaya P
2
= Apakah tindakan pengendalian bahaya diperlukan untuk menghilangkanmengurangi bahaya sampai pada tingkat yang dapat diterimabatas aman ?
Bila P
2
= ”Ya”, maka tetapkan tindakan pengendalian bahaya yang tepat. Bila P
2
= ”Tidak”, maka tidak diperlukan tindakan pengendalian bahaya
N O
T E
Analisa akhir = Pengkategorian tindakan pengendalian bahaya, apakah bahaya akan dikendalikan melalui CCP atau melalui OPRP
Dalam melakukan kajian bahaya potensial bahan baku teh hijau terhadap keamanan pangan, telah dilakukan pengujian beberapa parameter keamanan pangan
dan parameter mutu bahan baku teh hijau yang digunakan oleh PT. Indesso Aroma, yaitu kandungan cemaran mikroba, logam berat dan arsen, residu pestisida dan
dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah SNI 01-3945-1995, PP RI No. 6 Th 1995 dengan hasil sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel 10.
Tabel 10 Hasil pengujian cemaran logam berat, arsen, mikroba dan residu pestisida bahan baku teh hijau
Cemaran Logam Hasil pengujian ppm
SNI 01-3945-1995 ppm
Pb Cu
Hg 0.02
0.265 Not detected
Maks. 2 Maks. 150
Maks. 0.03
Cemaran Arsen Hasil pengujian ppm
SNI 01-3945-1995 ppm
As Not detected
Maks. 1
Cemaran Mikroba Hasil pengujian
SNI 01-3945-1995
Angka lempeng total MPN Coliform
19 x 10
1
kolonigr 3 MPN gr
3 x 10
3
kolonigr 3 MPN gr
Residu Pestisida Hasil pengujian ppm
PP RI No. 6 Th 1995 ppm
Organoklorin
α –BHC – BHC
–BHC Aldrin
Heptaklor EP Dieldrin
DDT DDE
Endrin Endosulfan
Not detected Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
30
Organofosfat Diazinon
Metidation Klorpirifos
Malathion Propenofos
Fenitrotion Paration
Pyretroid Cypermethrin
Permethrin Deltamethrin
Fenvalerate Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
Not detected Not detected
0.1 0.1
0.5 0.2
20 20
10
Hasil 1 kali pengujian Berdasarkan data pengujian beberapa parameter keamanan pangan dan mutu
bahan baku teh hijau yang telah dilakukan, maka bahan baku tersebut memenuhi standar teh hijau yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Namun demikian, mengingat
teh hijau adalah merupakan hasil pertanian maka kandungan cemaran di atas perlu
dimonitor untuk setiap bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi ekstrak teh hijau untuk memastikan bahwa cemaran tersebut di bawah standar yang ditetapkan.
Bahaya potensial terhadap keamanan pangan dari teh hijau yang perlu dicermati adalah kandungan cemaran bakteri patogen, cemaran logam dan arsen, serta residu
pestisida. Hal ini disebabkan dalam proses produksi ekstrak teh hijau tidak ada proses yang didisain khusus untuk menghilangkan bahaya ini sehingga cemaran ini tidak bisa
dihilangkan selama proses produksi ekstrak teh hijau. Dengan demikian jika cemaran bakteri patogen, logam berat dan arsen serta residu pestisida ada dalam bahan baku
dalam jumlah yang melebihi satandar yang telah ditetapkan negatip untuk bakteri patogen, maka kemungkinan besar produk esktrak teh hijau yang dihasilkan juga akan
mengandung bahaya ini dalam jumlah yang melebihi standard yang ditetapkan untuk produk ekstrak teh hijau, oleh karenanya akan membahayakan konsumen yang
menggunakan produk tersebut. Untuk cemaran mikroba, mengingat teh hijau ini adalah bahan baku alam, maka
cemaran mikroba ini pasti ada. Akan tetapi karena dalam proses pembuatan teh hijau terdapat beberapa kali proses pemanasan pada suhu tinggi, maka cemaran mikroba akan
diminimalkan. Secara umum terdapat dua jenis proses pembuatan teh hijau, yaitu metode Sen-
cha yang diterapkan di Jepang dan metode Kamairi-cha yang banyak diterapkan di china dan dikenal dengan Chinese green tea Takeo 1992. Pada proses pembuatan teh
hijau jenis Sen-cha, daun teh yang baru saja dipetik di panaskan dengan steam uap air selama 45 – 60 detik, kemudian dilakukan penggulungan dan pengeringan
menggunakan udara panas pada suhu 90 – 110 ºC selama 40 – 50 menit sebagai pengeringan dan penggulungan awal. Pada pengeringan dan penggulungan awal ini
kadar air pada dauh teh diturunkan dari 76 hingga menjadi sekitar 50. Proses penggulungan dilanjutkan selama 15 menit tanpa pemberian panas, dan selanjutnya di
tekan dan dikeringkan kembali selama 30 – 40 menit menggunakan udara panas pada suhu 50 – 60 ºC. Proses pengeringan kedua ini menurunkan kadar air daun teh hingga
30. Penggulungan lebih lanjut dilakukan dengan pengeringan ketiga dengan menggunakan hot pan pada suhu 80 – 90 ºC dan pemuntiran daun teh selama 40 menit
sambil ditekan. Terakhir daun teh dikeringkan pada suhu 80 C hingga kadar air mencapai 6.
Proses pembuatan teh hijau jenis Kamairi-cha berbeda dengan Sen-cha. Pada proses pembuatan teh hijau Kamairi-cha tidak dilakukan proses pemanasan dengan uap
air steaming, namun menggunakan suhu yang lebih tinggi pada proses pemanasan pertama. Daun teh yang masih segar dipanaskan pada sebuah pan pada suhu 250 – 300
ºC selama 10 – 15 menit dengan dilakukan pengadukan 4 – 5 kali per menit untuk mencegah terbakarnya teh. Selama proses pemanasan ini, bau greenish note teruapkan
dan diperoleh aroma khas untuk tipe pan-fired ini. Selanjutnya daun teh dibentuk menjadi salah satu dari 3 bentuk teh hijau di sebuah roller selama 10 – 15 menit, yaitu
gun type yang seperti bola, chun-mee dan sow-mee type dengan bentuk terpuntir yang halus, dan pan-fired type yang berbentuk daun yang rata. Proses pengeringan
dilanjutkan dalam sebuah pan pada suhu 100 – 150 ºC. Bahan baku teh hijau yang dipakai di PT. Indesso Aroma adalah tipe Chineese
Green Tea atau Kamairi-cha. Berdasarkan proses pembuatan chineese green tea di atas
terlihat bahwa selama proses produksi, teh hijau telah mengalami paling tidak dua kali proses pemanasan pada suhu tinggi yang bisa meminimalkan cemaran mikroba pada
bahan baku teh hijau yang digunakan. Cemaran mikroba pada bahan baku teh hijau kemungkinan masih bisa terjadi
pada saat penanganan setelah proses produksi, penggudangan dan distribusi. Namun demikian mengingat bahan baku teh hijau ini adalah merupakan bahan pangan yang
tidak mudah rusak dan bahan bakunya sendiri cukup kering dengan kadar air maksimum 8 , maka cemaran mikroba setelah proses produksi ini juga bisa
diminimalkan. Disamping itu, kalaupun ada cemaran mikroba, maka setelah menjadi ekstrak teh hijau mikroba tersebut tidak bisa berkembang karena berdasarkan berbagai
studi yang telah dilakukan ekstrak teh hijau bisa menghambat pertumbuhan mikroba. Agar pengendalian bahaya yang telah diidentifikasi baik yang akan dikelola
dalam CCP maupun OPRP bisa berjalan secara efektif, maka perlu ditetapkan batas kritis untuk setiap CCP, langkah pemantauan dan juga tindakan koreksi jika terjadi
penyimpangan atas CCP maupun OPRP yang telah ditetapkan. Langkah pemantauan yang mencakup batas kritis dan juga tindakan koreksi yang perlu dilakukan untuk
setiap CCP dan OPRP dapat dilihat dalam Tabel 11 dan 12.
56
Tabel 11 Bagan Pemantauan CCP Ekstrak Teh Hijau Bahan Baku
Pemantauan No Bahan
Tahap Proses
No.CCP Bahaya Batas Kritis
Object Lokasi Prosedur Frekuensi
PIC Tindakan koreksi
Verifikasi Tanggung
Jawab Rekaman
1 Green tea leaf
CCP-1 Bakteri patogen
Salmonel la, E Coli,
Staphyloc ocus
Negatip Green tea
leaf Gudang -
Memeriksa kesesuaian
Certificate of Analysis CoA
dengan Standar Setiap
penerimaan bahan baku
Staff QC - Mengembalikan
ke supplier - Audit supplier
Melakukan pengujian
kandungan bakteri
patogen setiap 5x
penerimaan bahan baku
Kabag QC • Dokumentasi
Certificate of Analysis CoA
. • Dokumentasi
hasil pengujian • Dokumentasi
ahsil audit supplier
CCP-2 Residu Pestisida
Tidak mengandung
residu pestisida
Green tea leaf
Gudang - Memeriksa
kesesuaian Certificate of
Analysis CoA dengan Standar
Setiap penerimaan
bahan baku Staff QC
- Mengembalikan ke supplier
- Audit supplier Melakukan
pengujian kandungan
residu pestisida
setiap 5x penerimaan
bahan baku Kabag QC
• Dokumentasi Certificate of
Analysis CoA .
• Dokumentasi hasil pengujian
• Dokumentasi ahsil audit
supplier CCP-3 Cemaran
Logam berat dan
arsen Harus sesuai
dengan SNI 01-3945-
1995, Cadmium
Cd maksimum
0.1 ppm Green tea
leaf Gudang -
Memeriksa kesesuaian
Certificate of Analysis CoA
dengan Standar Setiap
penerimaan bahan baku
Staff QC - Mengembalikan
ke supplier - Audit supplier
Melakukan pengujian
kandungan logam berat
dan arsen setiap 5x
penerimaan bahan baku
Kabag QC • Dokumentasi
Certificate of Analysis CoA
. • Dokumentasi
hasil pengujian • Dokumentasi
ahsil audit supplier
Tabel 12 Bagan Pemantauan OPRP Ekstrak Teh Hijau Bahan Baku
Pemantauan No BahanTahap
Proses No.OPRP Bahaya
Tindakan Pengendalian
Object Lokasi Prosedur Frekuensi
PIC Tindakan
koreksi Tanggung
Jawab Catatan
Pemantauan 1 Air
demineralisasi OPRP-1 Bakteri
E. coli
SSOP Keamanan Air
Air demineral
isasi Ruang
persiapan produksi
Cek kandungan E. Coli
Setiap 1 bulan sekali
Staff QC Mengganti UV
Filter, dan Tabung filter.
Kabag Produksi
Dokumentasi Hasil Uji E. coli
2. Kajian bahaya pada proses dan peralatan produksi