10. Penetapan tindakan koreksi
Tindakan koreksi spesifik harus dikembangkan untuk setiap CCP dalam sistem HACCP
untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi. Tindakan koreksi ini harus memastikan bahwa CCP dibawa kepada kondisi yang terkendali. Tindakan yang
diambil harus juga mencakup disposisi yang sesuai dari produk yang terpengaruh. Penyimpangan dan prosedur disposisi harus didokumentasikan di dalam catatan
HACCP .
11. Penetapan prosedur verifikasi
Verifikasi dan metode audit, prosedur dan pengujian, termasuk random sampling dan analisis, dapat digunakan untuk menentukan apakah sistem HACCP
bekerja dengan benar. Frekuensi dari verifikasi seharusnya mencukupi untuk mengkonfirmasi bahwa sistem HACCP bekerja secara efektif. Verifikasi seharusnya
dilakukan oleh seseorang selain daripada orang yang bertanggung jawab untuk melakukan tindakan pemantauan dan koreksi. Jika aktifitas verifikasi tertentu tidak
dapat dilakukan sendiri, verifikasi seharusnya dilakukan atas nama perusahaan oleh pihak eksternal atau pihak ketiga yang mempunyai kualifikasi. Contoh aktivitas
verifikasi termasuk Tinjauan terhadap sistem , HACCP plan dan catatannya; Tinjauan atas penyimpangan dan disposi produk; Konfirmasi bahwa CCP dibawah kendali.
12. Penetapan dokumentasi dan pemeliharaan catatan
Pemeliharaan catatan yang akurat dan efisien adalah penting untuk penerapan ssistem HACCP. Prosedur HACCP seharusnya didokumentasikan. Dokumentasi dan
pemeliharaan catatan seharusnya sesuai untuk sifat dan ukuran dari operasi dan mencukupi untuk membantu organisasi dalam memverifikasi bahwa pengendalian
HACCP bekerja efektif dan dipelihara dengan baik. Contoh dokumentasi adalah
Analisa bahaya, Penentuan CCP, Penentuan critical limit, sedangkah contoh catatan adalah Aktivitas pemanytauan CCP, Penyimpangan dan tindakan koreksi yang terkait,
Pelaksanaan prosedur verifikasi, Modifikasi terhadap HACCP plan.
Langkah-langkah penerapan dan prinsip-prinsip HACCP tersebut di atas telah dimasukkan ke dalam sistem manajemen mutu ISO 22000:2005. Cross references
antara HACCP dan ISO 22000: 2005 dapat dilihat dalam Tabel 6.
Tabel 6 Cross references antara HACCP dan ISO 22000:2005
Langkah Penerapan dan Prinsip HACCP
ISO 22000:2005
Membentuk tim HACCP Step 1
7.3.2 Tim kemanan pangan
Mendeskripksikan produk Step 2
7.3.3 7.3.5.2
Karakteristik produk Deskripsi tahapan proses dan
langkah pengendalian Identifikasi pengguna
Step 3 7.3.4
Identifikasi pengguna Membuat flow diagram
Konfirmasi lapangan flow diagram
Step 4 Step 5
7.3.5.1 Flow diagram
Prinsip 1 Melakukan analisa bahaya
Penerapan : Mendaftar semua bahaya
potensial Melakukan analisa bahaya
Mempertimbangkan langkah pengendalian
Step 6 7.4
7.4.2 7.4.3
7.4.4 Analisa bahaya
Identifikasi bahaya dan penentuan acceptable level
Pengkajian bahaya Pemilihan dan pengkajian
langkah pengendalian
Prinsip 2 Penentuan CCP
Penerapan : Penentuan CCP
Step 7 7.6.2
Identifikasi CCP
Prinsip 3 Penetapan critical limit
Penerapan : Menetapkan critical limit untuk
setiap CCP Step 8
7.6.3 Penentuan critical limit untuk
setiap CCP
Prinsip 4 Penetapan sistem untuk
memonitor langkah pengendalian untuk CCP
Penerapan : Menetapkan sistem monitoring
untuk setiap CCP Step 9
7.6.4 Sistem untuk monitoring CCP
Langkah Penerapan dan Prinsip HACCP
ISO 22000:2005 Prinsip 5
Penetapan tindakan koreksi jika monitoring menunjukkan CCP
diluar kendali Penerapan :
Menetapkan tindakan koreksi Step
10 7.6.5
Tindakan jika hasil monitoring diluar critical limit
Prinsip 6 Penetapan prosedur verifikasi
untuk mengkonfirmasi bahwa system HACCP bekerja efektif
Penerapan : Menetapkan prosedur verifikasi
Step 11
7.8 Perencaan verifikasi
Prinsip 7 Penetapan dokumentasi untuk
semua prosedur dan catatan yang sesuai untuk prinsip-
prinsip dan penerapannya Penerapan :
Menetapkan dokumentasi dan pencatatan
Step 12
4.2 7.7
Persyaratan dokumentasi Pembaharuan informasi
pendahuluan dan dokumen- dokumen penentuan PRP dan
HACCP
plan ISO 2005a
III. METODOLOGI
A. TEMPAT DAN WAKTU