82
ISO 22000 : 2005 DESKRIPSI
PT. INDESSO AROMA REKOMENDASI
8.5 Improvement Dituangkan dalam prosedur mutu ISO
9001 PM 8.5.1 : Perbaikan Berkesinambungan
Aspek keamanan pangan perlu dicakup dalam prosedur perbaikan
berkesinambungan ini 8.5.1
Perbaikan berkelanjutan Manajemen puncak harus menjamin bahwa
perusahaan memperbaiki sistem manajemen keamanan pangan secara
berkelanjutan melalui penggunaan komunikasi, tinjauan manajemen, audit
internal, evaluasi hasil verifikasi individual, analisis hasil aktivitas verifikasi, validasi
kombinasi tindakan pengendalian, tindakan koreksi dan pembaharuan sistem
manajemen keamanan pangan
8.5.2 Pembaharuan sistem
manajemen keamanan pangan
Manajemen puncak harus menjamin bahwa sistem manajemen keamanan pangan
diperbaharui secara berkelanjutan
V. REKOMENDASI
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka untuk melakukan pengembangan sistem manajemen keamananan pangan berbasis ISO 22000 dengan
model produk ekstrak teh hijau di PT. Indesso Aroma, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :
A. BAHAYA POTENSIAL BAHAN BAKU, PROSES DAN PERALATAN
PRODUKSI, PRODUK EKSTRAK TEH HIJAU
1. Bahaya potensial pada bahan baku ekstrak teh hijau yang perlu dikendalikan adalah
bahan baku teh hijau dan air demineralisasi. Pada bahan baku teh hijau, bahaya potensialnya adalah bakteri patogen, logam berat dan arsen, serta residu pestisida
sedangkan pada air demineralisasi adalah cemaran bakteri E. coli. Bakteri patogen, kandungan logam berat dan arsen serta residu pestisida pada bahan baku teh perlu
dikendalikan sebagai CCP, sedangkan cemaran bakteri patogen E. coli dalam air demineralisasi perlu di kendalikan sebagai OPRP.
Pengendalian CCP bahan baku teh hijau berupa bakteri patogen, logam berat dan arsen serta residu pestisida dilakukan melalui permintaan jaminan ke supplier yaitu
dengan menyertakan certificate of analysis CoA pada setiap bahan baku yang dikirim ke perusahaan. Disamping itu perusahaan juga perlu melakukan pengujian
kandungan bakteri patogen, logam berat dan arsen serta residu pestisida pada bahan baku teh hijau secara berkala sebagai langkah verifikasi, direkomendasikan
dilakukan setiap 5 kali penerimaan bahan baku dilakukan satu kali pengujian. Interval pengujian ini bisa diperketat atau diperlonggar sesuai dengan hasil
pengujian yang diperoleh. Pemeriksaan logam berat pada bahan baku perlu ditambahkan pemeriksaan
kandungan Cadmium Cd karena kandungan Cadmium ini dipersyaratkan dalam produk ekstrak teh hijau yang masuk dalam kelompok flavouring preparation oleh
Council Directive 88388EEC yaitu maksimum 1 ppm. Kandungan Cadmium ini belum dimasukkan dalam SNI 01-3945-1995 untuk teh hijau. Standar yang
direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai standar kandungan Cadmium dalam bahan baku teh hijau di perusahaan adalah maksimum 0.1 ppm. Hal ini mengingat