Persepsi Masyarakat Isu Sentral Pembangunan Sektor Perikanan

100 dengan menggunakan jenis alat tangkap tertentu dan kapal penangkap ikan yang berukuran relatif kecil. Oleh karena itu, kualitas SDM senantiasa harus ditingkatkan. Sarpras merupakan faktor ketiga yang berpengaruh dalam pembangunan sektor perikanan menurut persepsi masyarakat dengan skor 0,150. Faktor ini masih lebih penting daripada faktor Biaya 0,113 dan faktor Pasar 0,035. Anggapan masyarakat ini tergambar dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa selama ini akses permodalan masih mudah diperoleh baik melalui jasa keuangan dan perbankan maupun melalui bantuan pemodal swasta. Faktor pasar tidak menjadi prioritas karena berapapun hasil tangkapan nelayan tetap dapat terjual dan ditampung oleh perusahaan pengolahan. Gambar 32a memperlihatkan prioritas yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung. Menurut kriteria yang telah ditetapkan di atas, alternatif pembangunan perikanan tangkap lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Skor masing-masing alternatif terpilih adalah 0,557 untuk perikanan tangkap, 0,241 untuk perikanan budidaya, dan 0,202 untuk pengolahan hasil perikanan. Pembangunan perikanan budidaya sudah harus menjadi pertimbangan yang serius menurut persepsi masyarakat, karena didasarkan pada pengalaman bahwa keuntungan usaha penangkapan ikan yang semakin berkurang. Selain wilayah penangkapan semakin jauh yang memerlukan waktu melaut yang makin lama, biaya produksi untuk melaut juga makin tinggi terutama biaya bahan bakar dan ransum, cuaca dan musim penangkapan juga makin tidak menentu sehingga susah diprediksi. Pengolahan hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil penangkapan terutama untuk komoditas yang nilai ekonomisnya rendah. Nilai inkonsistensi persepsi masyarakat secara keseluruhan adalah sebesar 0,07. Gambar 32b menampilkan resume persepsi masyarakat. 101 Gambar 32 a Pemilihan alternatif pembangunan sektor perikanan menurut persepsi Masyarakat. b Hasil AHP dalam penentuan prioritas pembangunan sektor perikanan menurut persepsi Masyarakat.

5.3.7 Persepsi Seluruh Stakeholders

Persepsi seluruh stakeholders sektor perikanan di Kabupaten Belitung berdasarkan lima faktor yang berpengaruh dalam penentuan kegiatan pembangunan perikanan menempatkan faktor SDI sebagai prioritas yang harus dipertimbangkan dengan skor penilaian 0,565. Hal ini berarti sumber daya perikanan harus mendapat perhatian untuk dapat dipelihara dengan baik sehingga pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Faktor kedua yang paling berpengaruh adalah faktor SDM. Sumber daya manusia sebagai subjek dalam pembangunan akan berpengaruh dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam perikanan, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan pembangunan baik dari aspek pertumbuhan, pemerataan, maupun aspek keberlanjutan. Skor untuk faktor SDM adalah 0,144 atau 0,26 kali dibandingkan faktor SDI. Kualitas SDM dapat ditingkatkan antara lain melalui pelatihan dan inovasi teknologi penangkapan ikan. 0,000 0,200 0,400 0,600 SDI SDM SARPRAS PASAR BIAYA TANGKAP BUDIDAYA PENGOLAHAN Pemb. Sektor Perikanan Sarpras 0,150 SDM 0,192 SDI 0,510 Pasar 0,035 Biaya 0,113 Tangkap 0,557 Budidaya 0,241 Pengolahan 0,202 a b 102 Setelah SDM, faktor prioritas yang berpengaruh adalah Pasar. Pasar merupakan pemicu bagi produsen untuk meningkatkan produksinya. Permintaan konsumen yang tinggi akan menyebabkan usaha perikanan lebih bergairah. Bobot untuk faktor Pasar adalah sebesar 0,134 atau hampir sama dengan bobot faktor SDM. Pasar untuk produk-produk perikanan dari Kabupaten Belitung selain lokal dan regional wilayah, juga untuk tujuan ekspor terutama untuk komoditas ikan segar dan ikan beku. Faktor keempat dan kelima yang berpengaruh dalam penentuan arah kebijakan pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung adalah faktor Sarpras dan Biaya, masing-masing dengan skor 0,100 dan 0,057. Berdasarkan nilai tersebut, SDI memiliki bobot 10 kali lipat dibandingkan Sarpras dan hampir 20 kali faktor biaya. Untuk faktor Srapras, hal ini diduga karena selama ini prasarana dan sarana yang tersedia dianggap sudah cukup memadai dalam menunjang berbagai aktifitas sektor perikanan di Kabupaten Belitung, baik sarana tambat labuh kapal nelayan, pabrik es, cold storage maupun fasilitas perbaikan kapal docking. Faktor biaya sebagai faktor yang tidak prioritas mungkin dikarenakan akses masyarakat perikanan nelayan ke lembaga keuangan dan perbankan sebagai sumber pembiayaan di Kabupaten Belitung cukup baik. Selain akses ke lembaga keuangan dan perbankan yang baik, sistem kerjasama dengan penampung hasil perikanan juga telah berjalan cukup baik sehingga modal juga bisa diakses dari pihak pengusaha perikanan. Gambar 33 memperlihatkan prioritas faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung. Kegiatan perikanan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Kabupaten Belitung adalah pembangunan perikanan tangkap dengan skor 0,583. Kegiatan berikutnya adalah budidaya perikanan dengan skor 0,218 dan terakhir adalah kegiatan pengolahan hasil perikanan dengan skor 0,199. Nilai inkonsistensi persepsi stakeholders secara keseluruhan adalah sebesar 0,03. Gambar 34 menampilkan ringkasan persepsi seluruh stakeholders perikanan di Kabupaten Belitung.