Isu Utama Kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten Belitung

19 sebesar-besarnya kesejahteraan m asyarakat”. Dari visi tersebut terkandung tiga pengertian mendasar, bahwa: 1 untuk mewujudkan pembangunan yang mandiri dan produktif sangat memerlukan ketersediaan sumber daya pendukungnya. Dalam hal ini perwujudan yang dapat dilakukan adalah dengan menyeimbangkan antara upaya pemanfaatan dengan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan; 2 untuk mewujudkan pembangunan yang mandiri dan produktif selain memerlukan sumber daya pendukung, juga memerlukan partisipasi yang luas dari masyarakat dan stakeholders lain dalam implementasinya; dan 3 untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, perlu dilakukan upaya pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara optimal, terpadu, dan berkelanjutan Pemkab Belitung 2010. 21

III. METODOLOGI

3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Setiap wilayah memiliki sumber daya yang berbeda-beda, baik jenis maupun kuantitasnya. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah mengharuskan perencanaan pembangunan dilakukan dengan menetapkan suatu skala prioritas. Penetapan skala prioritas pembangunan dikarenakan beberapa alasan, antara lain Rustiadi et al. 2009: 1. Setiap sektor memiliki sumbangan langsung dan tidak langsung yang berbeda terhadap pencapaian sasaran pembangunan. 2. Setiap sektor memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dengan karakteristik yang berbeda-beda. 3. Aktivitas sektoral tersebar secara tidak merata dan spesifik, beberapa sektor cenderung memiliki aktivitas yang terpusat dan terkait dengan sebaran sumber daya. Kabupaten Belitung memiliki kekayaan sumber daya alam yang besar dan beragam. Salah satu kekayaan sumber daya alam yang memiliki keunggulan komparatif maupun kompetitif adalah sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan yang besar diharapkan menjadikan perikanan sebagai sektor alternatif yang potensial dikembangkan selain sektor pertambangan khususnya tambang timah. Sektor perikanan memiliki keunggulan karena merupakan sumber daya alam yang dapat pulih dan pengelolaannya dapat berkelanjutan, dibandingkan dengan sektor pertambangan yang mengandalkan sumber daya alam tidak terbaharukan dan eksploitasinya menyebabkan kerusakan dan mencemari lingkungan. Sektor perikanan yang ideal sebagai sektor yang strategis dicirikan oleh peranannya yang besar dalam perekonomian serta memiliki keterkaitan yang kuat dengan sektor-sektor lain. Peranan sektor perikanan terutama dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar, sebagai penyedia kebutuhan protein hewani, serta memberikan kontribusi PDRB yang signifikan. Berdasarkan keterkaitannya, sektor-sektor yang diharapkan memiliki keterkaitan ke depan yang kuat dengan sektor perikanan, antara lain adalah; sektor restoran, industri non migas, dan 22 perikanan itu sendiri. Sedangkan keterkaitan ke belakang yang kuat terutama dengan sektor industri non migas dan sektor perikanan itu sendiri. Oleh karena itu, penekanan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi, potensi, peranan, dan keterkaitan sektor perikanan dengan sektor-sektor perekonomian lain sehingga dapat dijadikan dasar perencanaan pengembangan wilayah Kabupaten Belitung. Pengembangan wilayah selain memandang penting keterpaduan sektoral, juga sangat menekankan keterpaduan spasial, serta keterpaduan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Keterpaduan spasial menghendaki pembangunan dilakukan secara merata dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat secara menyeluruh di semua wilayah. Sedangkan keterpaduan antar pelaku pembangunan dapat dimaknai sebagai keterlibatan seluruh stakeholders dalam seluruh tahap pembangunan, mulai perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan pengawasannya. Pelaku pembangunan atau stakeholders perikanan yang berkepentingan dalam pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung terdiri atas; 1 instansi teknis, yang terdiri atas Dinas Kelautan dan Perikanan DKP dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda; 2 unsur legislatif, yaitu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD; 3 pihak swasta pengusaha perikanan; 4 masyarakat nelayan; dan 5 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Penentuan responden yang diminta pendapatnya dalam penentuan prioritas pembangunan perikanan dilakukan secara sengaja purposive sampling. Responden terpilih dianggap memiliki pemahaman yang baik terhadap permasalahan pembangunan sektor perikanan. Pembangunan sektor perikanan memerlukan perencanaan yang bersifat terpadu. Kondisi dan potensi sumber daya alam SDA, sumber daya manusia SDM, sumber daya buatan Sarana dan prasarana, serta sumber daya sosial Biaya dan Pasar sektor perikanan menentukan arah pembangunan yang ingin dicapai sesuai kapasitasnya. Oleh karena itu, dalam penentuan prioritas pembangunan sektor perikanan perlu diketahui bobot masing-masing faktor sumber daya yang berpengaruh. Alternatif pembangunan sektor perikanan yang menjadi pilihan berdasarkan faktor-faktor sumber daya adalah ditujukan untuk