Multiplier Effect Nilai Tambah Bruto

90 Tabel 26 Peringkat dampak sektor-sektor perekonomian terhadap NTB No. Sektor Perekonomian Dampak terhadap NTB 1 Jasa Hiburan dan Rekreasi 72,4944 2 Hotel 10,9953 3 Bank Lembaga Keuangan 8,4760 4 Jasa Penunjang Angkutan 5,6493 5 Angkutan Udara 4,0757 6 Pertambangan Non Migas 3,3347 7 Industri Non Migas 3,1773 8 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,7076 9 Bangunan 2,6797 10 Usaha Bangunan dan Jasa Perusahaan 2,3392 11 Angkutan Laut, Sungai, Danau Penyeberangan 2,1626 12 Restoran 2,0832 13 Angkutan Jalan Raya 1,8437 14 Komunikasi 1,8126 15 Perdagangan Besar dan Eceran 1,4886 16 Jasa Perorangan Rumah Tangga 1,4439 17 Kehutanan 1,3664 18 Penggalian 1,3247 19 Jasa Pendidikan, Kesehatan, Sosial Kemasyarakatan 1,3221 20 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,3201 21 Tanaman Perkebunan 1,2742 22 Perikanan 1,2372 23 Tanaman Bahan Makanan 1,0901 24 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 1,0000 Sumber: Hasil Analisis 2010

5.2.3.3 Multiplier Effect Pendapatan

Berdasarkan analisis multiplier effect terhadap pendapatan Tipe I sektor- sektor perekonomian, diperoleh lima sektor yang memiliki nilai tertinggi, yaitu; sektor jasa hiburan dan rekreasi, hotel, Bank dan lembaga keuangan, jasa penunjang angkutan, dan angkutan udara. Sektor jasa hiburan dan rekreasi yang memiliki nilai sebesar 36,2385 disebabkan karena Kabupaten Belitung merupakan tujuan wisata yang sedang berkembang, dengan panorama alam pantai sebagai andalannya. Sektor perikanan menempati urutan ke-19 dengan nilai 1,3171, 91 artinya apabila permintaan akhir sektor perikanan meningkat 1 milyar rupiah, maka dampak terhadap pendapatan wilayah akan meningkat 1,3171 milyar rupiah. Nilai tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan sektor tanaman perkebunan maupun penggalian, dengan nilai masing-masing 1,3008 dan 1,2842 Gambar 26. Gambar 26 Nilai multiplier effect pendapatan Tipe I sektor-sektor perekonomian. Berdasarkan seluruh indikator keterkaitan dan multiplier effect melalui analisis I-O di atas diketahui bahwa sektor perikanan tidak tergolong sebagai sektor strategis karena menurut Rustiadi et al. 2009 sektor strategis adalah sektor yang memiliki keterkaitan ke depan dan ke belakang yang besar serta mampu menciptakan angka pengganda multiplier yang besar dalam perekonomian. Indikator tersebut kontradiktif dengan besarnya potensi perikanan yang dimiliki serta sumbangan sektor perikanan terhadap PDRB. Wilayah laut yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang luas, potensi produksi yang belum termanfaatkan, serta pangsa pasar yang besar menjadi modal untuk menjadikan sektor perikanan sebagai sektor unggulan. Upaya pengembangan 1,0984 1,3008 1,4696 1,5675 1,3171 5,3049 1,2842 2,8568 2,6371 2,1212 1,4636 7,6288 1,8642 1,8825 3,0249 2,2527 6,7089 2,3315 7,2827 2,7639 1,0000 1,1598 36,2385 1,3533 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan dan Hasil-hasilnya Kehutanan Perikanan Pertambangan Tanpa Migas Penggalian Industri Non Migas Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan Besar dan Eceran Hotel Restoran Angkutan Jalan Raya Angkutan Udara Angkutan Laut, Sungai, Danau … Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Bank Lembaga Keuangan Usaha Bangunan dan Jasa Perusahaan Pemerintahan Umum dan Pertahanan Jasa Pendidikan, Kesehatan, Sosial … Jasa Hiburan dan Rekreasi Jasa Perorangan Rumah Tangga