Analisis Input-Output Metode Analisis Data
28 Kabupaten Belitung 24 sektor merupakan hasil agregasi dari sektor-sektor dalam
Tabel I-O Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 45 sektor yang disesuaikan dengan klasifikasi sektor lapangan usaha untuk penentuan PDRB. Sektor-sektor
perekonomian dalam Tabel I-O Kabupaten Belitung tahun 2008 ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Sektor-sektor perekonomian Tabel I-O Kabupaten Belitung hasil update tahun 2008 24 sektor
Kode I-O
Sektor Kode
I-O Sektor
1 Tanaman Bahan Makanan
13 Restoran
2 Tanaman Perkebunan
14 Angkutan Jalan Raya
3 Peternakan dan Hasil-hasilnya
15 Angkutan Udara
4 Kayu dan Hasil Hutan Lainnya
16 Angkutan Laut, Sungai, Danau
Penyeberangan 5
Perikanan 17
Jasa Penunjang Angkutan 6
Penambangan Non Migas 18
Komunikasi 7
Penggalian Lainnya 19
Bank Lembaga Keuangan 8
Industri Pengolahan Non Migas 20
Usaha Bangunan dan Jasa Perusahaan 9
Listrik, Gas dan Air Bersih 21
Permintaan Umum dan Pertahanan 10
Bangunan 22
Jasa Pendidikan, Kesehatan, Sosial Kemasyarakatan
11 Perdagangan Besar dan Eceran
23 Jasa Hiburan dan Rekreasi
12 Hotel
24 Jasa Perorangan Rumah Tangga
Sumber : Hasil Analisis 2010
Asumsi yang digunakan dalam penurunan Tabel I-O dari tingkat provinsi ke tingkat kabupaten adalah bahwa terdapat kemiripan struktur ekonomi antara
Kabupaten Belitung dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai induknya. Metode yang digunakan untuk mendapatkan Tabel I-O Kabupaten
Belitung tahun 2008 adalah dengan metode RAS Gambar 2.
29
Gambar 2 Tahapan metode RAS. Metode RAS merupakan suatu metode untuk memperkirakan matriks
koefisien input yang baru pada tahun t “At” dengan menggunakan informasi koefisien input tahun dasar “A0”, total permintaan tahun antara t, dan total input
antara tahun t. Secara matematis metode RAS dapat diuraikan sebagai berikut: Andaikan matriks koefisien input pada tahun dasar proyeksi adalah A0 =
{a
ij
0}, i,j = 1,2....n, matriks koefisien input untuk tahun proyeksi t diperkirakan dengan rumus At = R A0 S, dimana R = matriks diagonal yang elemen-
elemennya menunjukkan pengaruh substitusi, dan S = matriks diagonal yang elemen-elemennya menunjukkan pengaruh fabrikasi. Pengaruh substitusi
menunjukkan seberapa jauh suatu komoditas dapat digantikan oleh komoditas lain dalam proses produksi. Pengaruh fabrikasi menunjukkan seberapa jauh suatu
sektor dapat menyerap input antara dari total input yang tersedia. Andaikan r
i
dan s
j
berturut-turut merupakan elemen matriks diagonal R dan S. Misalkan pula X
ij
0 adalah input antara sektor j yang berasal dari output
Tabel Input Output Provinsi Bangka
Belitung Tahun 2005 45X45
sektor Proses Agregasi
menjadi Tabel Input Output Provinsi
Bangka Belitung Tahun 2005
24X24 sektor Matriks Koefisien
Teknis Tabel Input Output Provinsi
Bangka Belitung Tahun 2008
24X24 sektor
Metode RAS Kabupaten Belitung 2008
Konversi Data PDRB menjadi Total Input
Kabupaten Belitung Tahun 2008 berdasarkan Proporsi Data PDRB dan Total Input Provinsi
Bangka Belitung 2008
Data Permintaan Akhir
Tabel Input Output Kabupaten Belitung
Tahun 2008 24X24 sektor
Sumber : Diadopsi dan dimodifikasi dari Sumunaringtyas 2010
30 sektor i pada tahun dasar. Untuk menjaga konsistensi hasil estimasi r
i
dan s
j
, perlu ditambahkan dua persamaan pembatas seperti tertera di bawah ini BPS 2000a.
dan
Dengan b
i
= jumlah permintaan antara sektor i pada tahun t k
j
= jumlah input antara sektor j pada tahun t Kendala yang dihadapi dalam penyusunan tabel I-O regional adalah masalah
ketersediaan data ekspor dan impor. Metode non-survei lebih diutamakan karena mudah dan tidak membutuhkan banyak biaya. Metode location quotient LQ
sederhana sangat bermanfaat dalam penyusunan tabel I-O regional terutama bila data ekspor dan impor tidak tersedia. Metode ini menunjukkan perbandingan
output sektor i terhadap total output di regional dengan proporsi output sektor yang sama terhadap total output secara nasional. Dengan demikian jika nilai LQ
lebih besar dari satu menunjukkan surplus sektor i dalam arti beberapa produknya dapat diekspor ke daerah lain. Sebaliknya jika nilai LQ kurang dari satu maka
produknya harus didatangkan diimpor dari daerah atau dari negara lain. Hasil dari metode RAS adalah Tabel I-O Kabupaten Belitung tahun 2008.
Data yang diperoleh antara lain adalah; input antara masing-masing sektor, nilai tambah bruto, total input atau output, dan jumlah permintaan akhir. Untuk
mendetailkan data input primer atau Nilai Tambah Bruto NTB menjadi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung maka didekati dengan
nilai proporsi dari Tabel I-O dasar. Struktur dasar Tabel I-O wilayah digambarkan pada Tabel 3.
31 Tabel 3 Struktur Tabel Input-Output
Output Input
Permintaan Internal Wilayah Permintaan
Eksternal Wilayah
Total Output
Permintaan Antara Permintaan Akhir
1 2
… j
… n
C G
I E
In p
u t
In tern
al Wi
la y
ah In
p u
t An
tara 1
X
11
… … X
1j
… X
1n
C
1
G
1
I
1
E
1
X
1
2 X
21
… … X
2j
… X
2n
C
2
G
2
I
2
E
2
X
2
: …
… … … … …
… …
… …
… i
… … … X
ij
… … C
i
G
i
I
i
E
i
X
i
: …
… … … …
… …
… …
… …
n X
n1
… …
X
nj
… X
nn
C
n
G
n
I
n
E
n
X
n
Nilai Tam
b ah
W W
1
… …
W
j
… W
n
C
W
G
W
I
W
E
W
W T
T
1
… …
T
j
… T
n
C
T
G
T
I
T
E
T
T S
S
1
… …
S
j
… S
n
C
S
G
S
I
S
E
S
S Input
Eksternal Wilayah
M M
1
… … …
… M
n
C
M
G
M
I
M
- M
Total Input X
1
… …
X
j
… X
n
C G
I E
X
Sumber : Rustiadi et al. 2009. Keterangan :
ij : sektor ekonomi
Xij : banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j
Xi : total output sektor i
Xj : total output sektor j; untuk sektor yang sama i=j, total output sama
dengan total input Ci
: permintaan konsumsi rumah tangga terhadap output sektor i Gi
: permintaan konsumsi pengeluaran belanja rutin pemerintah terhadap output sektor i
Ii : permintaan pembentukan modal tetap netto investasi dari output sektor
i; output sektor i yang menjadi barang modal Ei
: ekspor barang dan jasa sektor i, output sektor i yang diekspordijual ke luar wilayah, permintaan wilayah eksternal terhadap output sektor i
Yi : total permintaan akhir terhadap output sektor i Yi=Ci+Gi+Ii+Ei
Wj : pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j, nilai tambah
sektor j yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga yang bekerja di sektor j
Tj : pendapatan pemerintah Pajak Tak Langsung dari sektor j, nilai tambah
sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah dari sektor j
32 Sj
: surplus usaha sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha Mj
: impor sektor j, komponen input produksi sektor j yang diperolehdibeli dari luar wilayah
Dalam model I-O pengaruh interaksi ekonomi dapat diklasifikasikan kedalam tiga jenis yaitu: 1 pengaruh langsung; 2 pengaruh tidak langsung; dan
3 pengaruh total. Pengaruh langsung atau direct effect merupakan pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh suatu sektor yang outputnya digunakan
sebagai input dalam produksi sektor yang bersangkutan. Pengaruh tidak langsung atau indirect effect menunjukkan pengaruh tidak langsung yang dirasakan oleh
suatu sektor yang outputnya tidak digunakan sebagai input dalam sektor yang bersangkutan. Sedangkan pengaruh total atau total effect adalah pengaruh secara
keseluruhan dalam perekonomian dimana sektor yang bersangkutan berada. Berdasarkan ketiga pengaruh diatas, dengan model I-O kita bisa menelusuri ke
mana saja output dari suatu sektor itu didistribusikan dan input apa saja yang digunakan oleh sektor tersebut.
Analisis yang dilakukan terhadap Tabel I-O adalah analisis keterkaitan dan angka pengganda sektoral. Hasil perhitungan ini menghasilkan koefisien teknis
matriks A dan invers matriks Leontief matriks B yang selanjutnya diolah kembali sehingga diperoleh data mengenai keterkaitan sektoral dan angka
pengganda multiplier. Koefisien teknologi sebagai parameter yang paling utama dalam analisis I-O
secara matematis diformulasikan sebagai rumus berikut:
di mana : : rasio antara banyaknya output sektor i yang digunakan
sebagai input sektor j atau disebut pula sebagai
koefisien input. Beberapa parameter teknis yang dapat diperoleh melalui analisis I-O adalah:
1. Keterkaitan langsung ke belakang direct backward linkage yang
menunjukkan efek permintaan suatu sektor terhadap perubahan tingkat
33 produksi sektor-sektor yang menyediakan input antara bagi sektor tersebut
secara langsung.
untuk mengukur secara relatif perbandingan dengan sektor lainnya terdapat ukuran normalized
yang merupakan rasio antara kaitan langsung ke belakang sektor j dengan rata-rata backward linkage sektor-sektor lainnya.
Nilai 1 menunjukkan bahwa sektor j memiliki keterkaitan ke belakang
yang kuat terhadap pertumbuhan sektor-sektor lain dalam memenuhi turunan permintaan yang ditimbulkan oleh sektor ini.
2. Keterkaitan langsung ke depan direct forward linkage
yang menunjukkan banyaknya output suatu sektor yang dipakai oleh sektor-sektor
lain.
Normalized atau dirumuskan sebagai berikut :
Nilai 1 menunjukkan bahwa sektor i memiliki keterkaitan ke depan yang
kuat terhadap pertumbuhan sektor-sektor lain dalam suatu wilayah. 3.
Keterkaitan ke belakang langsung dan tidak langsung indirect backward linkage
yang menunjukkan pengaruh tidak langsung dari kenaikan permintaan akhir satu unit sektor tertentu yang dapat meningkatkan total
output seluruh sektor perekonomian.
di mana adalah elemen-elemen matriks B atau
yang merupakan matriks Leontief.
34 4.
Keterkaitan ke depan langsung dan tidak langsung indirect forward linkage , yaitu peranan suatu sektor dalam memenuhi permintaan akhir dari
seluruh sektor perekonomian.
5. Daya sebar ke belakang atau indeks daya penyebaran backward linkages
effect ratio yang menunjukkan kekuatan relatif permintaan akhir suatu sektor dalam mendorong pertumbuhan produksi total seluruh sektor
perekonomian.
Besaran nilai dapat mempunyai nilai sama dengan 1; lebih besar dari 1
atau lebih kecil dari 1. Bila =1, hal tersebut berarti bahwa daya penyebaran
sektor j sama dengan rata-rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi. Nilai
1 menunjukkan bahwa daya penyebaran sektor j berada di atas rata- rata daya penyebaran seluruh sektor ekonomi; dan sebaliknya
1 menunjukkan daya penyebaran sektor j lebih rendah dari rata-rata daya
penyebaran seluruh sektor ekonomi. 6.
Indeks derajat kepekaan atau sering disebut derajat kepekaan saja forward linkages effect ratio menjelaskan pembentukan output di suatu sektor yang
dipengaruhi oleh permintaan akhir masing-masing sektor perekonomian. Ukuran ini digunakan untuk melihat keterkaitan kedepan forward linkage.
Nilai 1 menunjukkan bahwa derajat kepekaan sektor i lebih tinggi dari
rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor ekonomi, dan sebaliknya 1
menunjukkan derajat kepekaan sektor i lebih rendah dari rata-rata seluruh sektor ekonomi.
7. Multiplier adalah koefisien yang menyatakan kelipatan dampak langsung dan
tidak langsung dari meningkatnya permintaan akhir suatu sektor sebesar satu unit terhadap produksi total semua sektor ekonomi suatu wilayah.
35 a.
Output multiplier, merupakan dampak meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap total output seluruh sektor di suatu wilayah.
b. Total value added multiplier atau PDRB multiplier adalah dampak
meningkatnya permintaan akhir suatu sektor terhadap peningkatan PDRB. Diasumsikan Nilai Tambah Bruto NTB atau PDRB berhubungan
dengan output secara linier.
dimana : matriks NTB
: matriks diagonal koefisien NTB : matriks output, X = I-A
-1
.F
d
c. Income multiplier, yaitu dampak meningkatnya permintaan akhir suatu
sektor terhadap peningkatan pendapatan rumah tangga di suatu wilayah secara keseluruhan.
dimana : matriks income
: matriks diagonal koefisien income : matriks output, X = I-A
-1
.F
d