Persepsi Pihak Lembaga Swadaya Masyarakat LSM

99 Gambar 31b merupakan ringkasan hasil analisis AHP berdasarkan persepsi pihak LSM dengan nilai inkonsistensi sebesar 0,06. Menurut persepsi LSM, kegiatan budidaya perikanan menjadi pilihan terakhir untuk dikembangkan, karena selama ini budidaya perikanan erat kaitannya dengan degradasi lingkungan sumber daya perikanan maupun konversi lahan. Gambar 31 a Pemilihan alternatif pembangunan sektor perikanan menurut persepsi LSM. b Hasil AHP dalam penentuan prioritas pembangunan sektor perikanan menurut persepsi LSM.

5.3.6 Persepsi Masyarakat

Masyarakat merupakan pihak yang langsung terjun di lapangan dan selalu terkait dengan akibat kebijakan pembangunan sektor perikanan. Masyarakat dalam penelitian ini diwakili oleh nelayan penangkap ikan. Persepsi masyarakat dalam pembangunan sektor perikanan menganggap SDI sebagai faktor yang paling menentukan dengan skor 0,510. Faktor berikutnya adalah SDM 0,192 terutama dalam hal keterampilan yang dimiliki untuk mengeksploitasi sumber daya perikanan yang tersedia. Selama ini kemampuan nelayan lokal masih sangat terbatas pada pemanfaatan sumber daya perikanan di wilayah pesisir dekat pantai 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 SDI SDM SARPRAS PASAR BIAYA TANGKAP BUDIDAYA PENGOLAHAN a Pemb. Sektor Perikanan Sarpras 0,069 SDM 0,148 SDI 0,590 Pasar 0,039 Biaya 0,154 Tangkap 0,576 Budidaya 0,201 Pengolahan 0,223 b 100 dengan menggunakan jenis alat tangkap tertentu dan kapal penangkap ikan yang berukuran relatif kecil. Oleh karena itu, kualitas SDM senantiasa harus ditingkatkan. Sarpras merupakan faktor ketiga yang berpengaruh dalam pembangunan sektor perikanan menurut persepsi masyarakat dengan skor 0,150. Faktor ini masih lebih penting daripada faktor Biaya 0,113 dan faktor Pasar 0,035. Anggapan masyarakat ini tergambar dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa selama ini akses permodalan masih mudah diperoleh baik melalui jasa keuangan dan perbankan maupun melalui bantuan pemodal swasta. Faktor pasar tidak menjadi prioritas karena berapapun hasil tangkapan nelayan tetap dapat terjual dan ditampung oleh perusahaan pengolahan. Gambar 32a memperlihatkan prioritas yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan sektor perikanan di Kabupaten Belitung. Menurut kriteria yang telah ditetapkan di atas, alternatif pembangunan perikanan tangkap lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Skor masing-masing alternatif terpilih adalah 0,557 untuk perikanan tangkap, 0,241 untuk perikanan budidaya, dan 0,202 untuk pengolahan hasil perikanan. Pembangunan perikanan budidaya sudah harus menjadi pertimbangan yang serius menurut persepsi masyarakat, karena didasarkan pada pengalaman bahwa keuntungan usaha penangkapan ikan yang semakin berkurang. Selain wilayah penangkapan semakin jauh yang memerlukan waktu melaut yang makin lama, biaya produksi untuk melaut juga makin tinggi terutama biaya bahan bakar dan ransum, cuaca dan musim penangkapan juga makin tidak menentu sehingga susah diprediksi. Pengolahan hasil perikanan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah hasil penangkapan terutama untuk komoditas yang nilai ekonomisnya rendah. Nilai inkonsistensi persepsi masyarakat secara keseluruhan adalah sebesar 0,07. Gambar 32b menampilkan resume persepsi masyarakat.