183
A. Kesimpulan
Bertitik tolak dari permasalahan yang diajukan, dan berdasarkan analisis hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor yang menyebabkan wasiat pewaris tidak dilaksanakan oleh ahli waris
adalah karena harta warisan dikuasai dan dikelola, juga hasil yang keluar dari pengelolaan sawah dinikmati dan dimonopoli sendiri oleh sebagian ahli waris.
Jadi harta warisan berupa tanah sawah seluas 12296 M2 masih utuh belum dibagi kepada pihak ahli waris penerima hibah wasiat, sesuai dengan isi wasiat
pewaris. Harta warisan tersebut merupakan hak milik bersama dari para ahli waris, sejak
pewaris meninggal dunia, sehingga seluruh ahli waris yang ditunjuk dalam surat wasiat berhak menikmatinya. Jadi tidak adil kalau hanya sebagian saja dari ahli
waris yang menikmati harta warisan. Hal ini merugikan ahli waris yang lain. 2. Dasar pertimbangan hakim dalam membatalkan wasiat
dalam pelaksanaan pembagian harta warisan di Pengadilan Agama Bantul, adalah:
a. Para ahli waris telah mengadakan kesepakatan-kesepakatan mengenai pembagian harta warisan yang dituangkan dalam akta perdamain. Dengan
demikian kedua belah pihak wajib memenuhi kesepakatan tersebut sesuai kaidah hukum:
“kesepakatan merupakan undang-undang bagi mereka yang membuat
”. b. Dalil yang terdapat dalam qo
’idah fiqhiyyah yang berbunyi: مﺎﻜﺣﻻ ﺪﯿﺳ ﺢﻠﺼﻟا
Artinya: “Perdamaian merupakan puncak segala hukum”.
c Untuk menghindari tumpang tindih ketentuan dalam pembagian harta warisan.
3. Pelaksanaan pembagian harta warisan setelah wasiat dibatalkan adalah sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam akta perdamaian. Kemudian para ahli
waris menindak lanjuti dengan membuat Surat Pernyataan Pembagian Harta
184 Warisan, yang ditandatangi oleh semua ahli waris, dan saksi-saksi dari
perangkat desa, dan diketahui oleh lurah dan camat setempat. Ketentuan pembagian harta warisan yang disepakati oleh ahli waris
dalam akta perdamaian, tidak sama persis dengan pembagian yang tertuang dalam surat wasiat dari pewaris, yaitu ayah dari para ahli waris. Bagian untuk
penggugat dan tergugat I dikurangi, untuk diberikan kepada adik mereka yang terkecil, karena dilandasi rasa sayang terhadap adiknya yang merupakan pihak
terkecil dan membutuhan kasih sayang dan perhatian yang lebih dari kakak- kakaknya. Selain itu juga sepakat untuk menanggung dan membiayai perawatan
dan pengobatan adiknya dengan tanggung renteng, dari hasil panenan sawah. Selanjutnya proses pembagian harta warisan, yaitu pemecahan harta
warisan dari yang utuh atas nama pewaris menjadi nama masing-masing nama ahli waris telah didaftarkan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Bantul.
B. Saran