Macam-macam Jaminan PEMBATASAN KEKUASAAN ORANG TUA DALAM UPAYA PERLINDUNGAN ANAK PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA

206 kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan. Dalam perjanjian utang-piutang, jaminan bukan merupakan unsur pokok, artinya jaminan tidak selalu ada dalam perjanjian utang piutang, namun demikian adanya jaminan akan memberikan kedudukan yang lebih baik bagi kreditur. Kedudukan yang lebih baik yang dimaksud di sini adalah kedudukan kreditur dalam hal pelunasan piutangnya. Dalam Pasal 1131 KUHPdt disebutkan bahwa segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang masih akan ada dikemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan. Tanggungan di sini maksudnya adalah jaminan. Jadi jika debitur tidak memenuhi kewajibannya membayar utang maka harta benda miliknya menjadi jaminannya.

3. Macam-macam Jaminan

Jenis-jenis jaminan menurut sistem hukum Indonesia, secara garis besar dapat di bedakan ke dalam: Gunawan Wijaya dan Ahmad Yani, 2000 : 74. a. Cara terjadinya jaminan Jaminan bisa lahir berdasarkan undang-undang dan perjanjian. Jaminan yang lahir berdasarkan undang-undang adalah bentuk jaminan yang keberadaannya ditentukan oleh undang-undang, para pihak tidak perlu membuat perjanjian 207 tentang jaminan. Beberapa pasal yang mengatur tentang Jaminan yang lahir berdasarkan undang-undang antara lain: Pasal 1131KUHPdt, Pasal 1139 KUHPdt dan Pasal 1149 KUHPdt. Jaminan yang lahir berdasarkan Perjanjian adalah bentuk jaminan yang keberadaan ditentukan oleh perjanjian para pihak. Termasuk dalam Jaminan yang lahir berdasarkan Perjanjian antara lain: Gadai; Hipotik; Jaminan Fiducia; Hak Tanggungan; Perjanjian Penanggungan. b. Objek jaminan Obyek jaminan terdiri dari benda bergerak dan benda tetap. Dalam hal Jaminan yang objeknya benda bergerak, lembaga jaminannya adalah gadai dan jaminan fiducia. Jaminan yang objeknya benda tidak bergerak lembaga jaminannya adalah Hipotik dan Hak Tanggungan. Jaminan yang objeknya benda tidak bergerak lembaga jaminannya adalah Hipotik dan Hak Tanggungan. c. Sifat Sifat jaminan terdiri jaminan umum, khusus, kebendaan dan perorangan. Jaminan yang bersifat umum adalah jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua kreditur dan menyangkut semua harta debitur, sebagaimana yang di atur dalam Pasal 1131 KUHPdt Gunawan Wijaya dan Ahmad Yani, 2000 : 75. Dalam jaminan umum ini para pihak tidak membuat perjanjian yang secara khusus yang menunjuk benda-benda tertentu milik debitur atau menunjuk seseorang untuk menjamin utang debitur. Hasil penjualan benda-benda debitur dibagi rata diantara kreditur-krediturnya berdasarkan keseimbangan besar kecilnya piutang kreditur, sebagaimana di 208 atur dalam Pasal 1132 KUHPdt. Disini para kreditur pemegang jaminan umum mempunyai kedudukan yang sama sehingga disebut dengan kreditur konkurent. Jaminan khusus adalah jaminan yang lahirnya karena adanya perjanjian yang khusus diadakan antara debitur dan kreditur. Jaminan khusus muncul karena para kreditur merasa dengan jaminan umum kedudukannya belum terjamin artinya dengan jaminan umum yang berupa semua harta benda debitur belum menjamin bahwa piutang kreditur pasti akan terbayar, karena kreditur-kreditur tersebut harus berbagi hasil penjualan harta benda debitur dengan kreditur-kreditur yang lainnya. Kreditur yang memegang jaminan khusus ini mempunyai kedudukan yang lebih didahulukan pelunasannya dari pada kreditur pemegang jaminan umum yang disebut dengan kreditur preferent. Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa suatu benda. Jadi pihak kreditur dan debitur membuat perjanjian yang isinya tentang adanya benda tertentu yang dijadikan jaminan, dan nantinya jika debitur tidak memenuhi kewajibannya, maka benda tertentu tersebut dijual dan hasil penjualannya diambil untuk membayar kewajiban debitur. Jaminan kebendaan ini termasuk hak yang mutlak artinya dapat dipertahankan terhadap siapapun. Jaminan yang bersifat perorangan adalah jaminan yang menunjuk seseorang, yang akan membayar atau memenuhi kewajiban debitur manakala debitur tidak memenuhi kewajibannya. Jaminan perorangan termasuk hak yang relatif artinya hanya dapat dipertahankan terhadap orang-orang tertentu. 209 d. Kewenangan menguasai benda jaminan 1 Menguasai benda jaminan. Dalam jaminan dengan menguasai bendanya, ada benda tertentu yang menjadi jaminan utang debitur dan benda tersebut keluar dari kekuasaan debitur. Keuntungan dari jaminan ini ada pada kreditur pemegang jaminan, sebab dengan memegang benda jaminan maka risiko dipindahtangankan benda jaminan pada orang lain oleh debitur tidak akan terjadi. Jika debitur tidak melaksanakan kewajibannya kreditur tinggal menjual di depan umum benda tsb. Contoh jaminan yang menguasaai bendanya adalah Gadai. 2 Tanpa menguasai benda jaminan. Jaminan tanpa menguasai bendanya. Dalam jaminan ini benda tetap dikuasai oleh debitur pemberi jaminan. Disini keuntungan ada pada debitur pemberi jaminan sebab pemberi jaminan tetap dapat mempergunakan bendanya meskipun benda tersebut sudah dijaminkan, terlebih jika benda jaminan terkait dengan mata pencaharian, seperti mesin jahit bagi penjahit. Contoh jaminan tanpa menguasai bendanya adalah Hipotik jaminan Fiducia, Hak Tanggungan.

D. Tinjauan tentang Resi Gudang 1. Pengertian Sistem Resi Gudang dan Resi Gudang

Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang, yang dimaksud dengan Sistem Resi Gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan, penjaminan dan 210 penyelesaian transaksi Resi Gudang. Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrumen penting dan efektif dalam sistem pembiayaan perdaganganm Sistem Resi Gudang dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha dengan agungan inventori atau barang yang disimpan di gudang. Resi Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang .

2. Manfaat Resi Gudang