200 4. Perlindungan petani dalam pelaksanaan kredit dengan jaminan resi
gudang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Kontrak
Istilah kontrak merupakan kesepadanan dari istilah bahasa Belanda yaitu Contract Van Hoeve, 1986: 73 atau Contract John M. Echols, Hassan
Shadily, 2000: 144 dalam bahasa Inggris. Sekilas, jika seseorang mendengar kata
201 kontrak adalah sebagai suatu perjanjian yang bentuknya tertulis. Artinya kontrak
sudah dianggap sebagai suatu pengertian lebih sempit dari perjanjian. Kesan ini tidak salah, sebab penekanan kontrak selalu dianggap sebagai medianya suatu
perjanjian yang dibuat secara tertulis. Hasanuddin Rahman, 2000: 1. Hal inilah yang harus diluruskan oleh para pakar, sebab kontrak tidak lain
adalah perjanjian itu sendiri, seperti yang ditentukan dalam Pasal 1313 KUHPerdata bahwa kontrak dipersamakan dengan istilah perjanjian.
Perkataan kontrak dapat ditemukan dalam rumusan judul Bab Kedua Buku Ketiga KUHPerdata yang menyatakan
‘Tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau persetujuan
’. Tidak dijelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan kontrak. Apabila diperhatikan materi yang diatur dalam
‘Tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak atau persetujuan’ adalah tentang perjanjian-perjanjian yang bersifat obligatoir, maka dapat dikatakan bahwa
yang dimaksud kontrak adalah perjanjian yang bersifat obligatoir, yaitu perjanjian yang hanya menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak.
Menurut Munir Fuady 1999: 4 banyak definisi tentang kontrak telah diberikan oleh para pakar, masing-masing bergantung kepada bagian-bagian mana
dari kontrak tersebut yang dianggap sangat penting, dan bagian tersebutlah yang ditonjolkan dalam definisi tersebut.
Sementara itu menurut Hasanuddin Rahman 2000: 2, kontrak diartikan sebagai suatu perjanjian yang sengaja dibuat secara tertulis sebagai suatu alat bukti
202 bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut. Berdasarkan beberapa definisi
tersebut di atas maka dapat diambil suatu pemahaman bahwa: 1. Kontrak merupakan media atau piranti yang dapat menunjukkan apakah
suatu perjanjian dibuat sesuai dengan syarat-syarat sahnya suatu perjanjian.
2. Kontrak tersebut sengaja dibuat secara tertulis untuk dapat saling memantau diantara para pihak, apakah prestasi telah dijalankan ataukah
bahkan terjadi wanprestasi. 3. Kontrak tersebut sengaja dibuat sebagai suatu alat bukti bagi mereka
yang berkepentingan, sehingga jika ada pihak yang dirugikan telah memiliki alat bukti untuk mengajukan suatu tuntutan ganti rugi kepada
pihak lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontrak adalah rangkaian
perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang dibuat secara tertulis, sebagai suatu alat bukti bagi para pihak.
Pasal 1313 KUHPerdata mencoba memberikan perumusan tentang apa yang dimaksud dengan perjanjian yaitu
“suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
” Menurut Subekti 1979: 1, perjanjian adalah
“suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang lain itu saling berjanji
untuk melaksanakan suatu hal. ” Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan
antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan.
203
B. Tinjauan tentang Perjanjian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu