Tahapan Keputusan Pembelian Penelitian Terdahulu

31 1. Pemrosesan informasi Pengolahan atau pemrosesan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu panca indera konsumen menerima input dalam bentuk stimulus. Stimulus bisa dalam bentuk produk, nama merek, kemasan, iklan, nama produsen. Terdapat lima tahap pemrosesan informasi, yaitu pemaparan exposure, perhatian attention, pemahaman comprehension, penerimaan acceptance, dan retensi retention Sumarwan 2004. 2. Pembelajaran Sumarwan 2004 mengemukakan belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman, pengetahuan dan pengalaman ini akan mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku yang relatif permanen. Proses belajar dapat terjadi karena adanya empat unsur yang mendorong proses belajar tersebut, yaitu motivasi, isyarat, respons, dan pendorong atau penguatan. Proses belajar diklasifikasikan ke dalam dua kategori, proses belajar kognitif yang dicirikan adanya perubahan pengetahuan dan proses belajar perilaku terjadi ketika konsumen bereaksi terhadap lingkungannya atau stimulus luar. 3. Perubahan sikap dan perilaku Perubahan sikap dan perilaku konsumen menjadi sasaran utama pemasaran. Sikap dan perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh komunikasi persuasif. Perubahan sikap dan perilaku dengan komunikasi persuasif terjadi pada saat pemrosesan informasi. Persuasif tersebut tergantung pada respons kognitif pikiran dan respon afektif perasaan. Kedua respons tersebut pada akhirnya dipengaruhi oleh beberapa karakteristik komunikasi seperti sumber, pesan, pengulangan dan konsumen seperti motivasi, pengetahuan, suasana hati, ciri kepribadian, dan sikap sebelumnya Engel et al. 1995.

3.1.4. Tahapan Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembelian terjadi melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian. Model proses pembelian dapat dilihat pada Gambar 3. 32 Gambar 3 . Tahapan-tahapan Proses Keputusan Pembelian Engel et al. 1994 1. Pengenalan kebutuhan Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh rangsangan eksternal Kotler Armstrong 2008. Pengenalan muncul kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi Sumarwan 2004. Pengenalan kebutuhan pada hakekatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan akan dikenali. Namun seandainya ketidaksesuian ini berada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan pun tidak akan terjadi Engel et al. 1995. Gambar 4 mengilustrasikan tahap yang membentuk adanya pengenalan kebutuhan. Gambar 4 . Proses Pengenalan Kebutuhan Engel et al. 1995 Suatu kebutuhan harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum dapat dikenali. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivasi kebutuhan diantaranya waktu, perubahan situasi, pemilikan produk yang Perilaku pascapembelian Keputusan Pembelian Evaluasi Alternatif Pencarian Informasi Pengenalan Kebutuhan Keadaan yang diinginkan Keadaan aktual Diatas ambang Di bawah ambang Tingkat ketidaksesuaian Pengenalan kebutuhan Tidak ada pengenalan kebutuhan 33 mengaktifkan kebutuhan akan produk tambahan, konsumsi produk, perbedan individu, dan pengaruh pemasaran Engel et al. 1995. 2. Pencarian informasi Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya pencarian internal dan mencari informasi dari luar pencarian eksternal Sumarwan 2004. Menurut Engel et al. 1995 pencarian internal adalah pencarian informasi dengan cara mengingat kembali pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Jika informasi yang didapat dari pencarian internal ini telah memadai untuk memberikan arah yang tindakan yang memuaskan, maka pencarian eksternal tidak diperlukan. Tetapi jika informasi dari pencarian internal belum mencukupi, konsumen mungkin memutuskan untuk mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Tahapan terjadinya pencarian informasi dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 . Pencarian Informasi Engel et al. 1995 Kotler dan Keller 2009 membagi sumber informasi utama konsumen ke dalam empat kelompok, antara lain: a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, rekan. Determinan dari pencarian ekternal  Pengetahuan yang sudah ada  Kemampuan untuk memperoleh kembali pengetahuan Pengenalan Kebutuhan Pencarian Internal Pencarian Internal Berhasil? tidak ya Jalankan Pencarian Eksternal Lanjutkan dengan Keputusan 34 b. Sumber komersial: iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan. c. Sumber publik: media massa, organisasi pemeringkat konsumen. d. Sumber eksperimental: penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi alternatif Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen membandingkan pilihan yang diidentifikasi sebagai cara yang secara potensial mampu memecahkan masalah yang mengawali proses keputusan. Ketika membandingkan pilihan, konsumen membentuk keyakinan, sikap, dan tujuan mengenai alternatif yang diperitmbangkan Mowen Minor 2002. Sikap konsumen terhadap merek yang berbeda terbentuk melalui beberapa prosedur evaluasi. Cara konsumen mengevalusai alternatif pembelian tergantung pada konsumen pribadi dan situasi pembelian tertentu . Pemasar perlu memahami proses konsumen mengevaluasi pilihan merek untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Kotler Armstrong 2008. Engel et al. 1995 membagi proses evaluasi alternatif ke dalam empat komponen dasar, yaitu 1 menentukan kriteria alternatif evaluasi, 2 menentukan alternatif pilihan, 3 menilai kinerja alternatif, 4 menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Keempat komponen tersebut dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 . Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif Engel et al. 1995 Menentukan Alternatif Pilhan Menentukan Kriteria Evaluasi Menilai Kinerja Alternatif Menerapkan Kaidah Keputusan 35 4. Keputusan pembelian Keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Preferensi dan niat pembelian tidak selalu menghasilkan pilihan pembelian yang aktual, karena umumnya keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian Kotler Armstrong 2008. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal: 1 intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan 2 motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya. Preferensi merek tertentu akan meningkat jika orang yang ia sukai juga sangat menyukai merek yang sama Kotler 2005. Gambar 7 . Tahap-tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Kotler 2005 5. Perilaku pascapembelian Perilaku pascapembelian menurut Kotler dan Armstrong 2008 adalah tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Kepuasan didefinisikan sebagai evaluasi pasca konsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan ketidakpuasan merupakan harapan yang diungkapkan secara negatif Engel et al. 1995. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap suatu pembelian ditentukan pada hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa; jika Sikap orang lain Keputusan Pembelian Niat pembelian Evaluasi alternatif Faktor situasi yang tidak terantisipasi 36 produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas; jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas. Semakin besar kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, maka semakin besar pula ketidakpuasan konsumen Kotler Armstrong 2008.

3.1.5. Bauran Pemasaran