Pengukuran Loyalitas Konsumen Loyalitas Konsumen 1. Konsep Loyalitas Konsumen

47

3.1.8.2. Pengukuran Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen memiliki beberapa tingkatan. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Tingkatan loyalitas konsumen tersebut menurut Durianto et al. 2004 adalah: 1. Switcher buyer berpindah-pindah Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek yang lain mengindikasikan mereka sama sekali tidak loyal pada merek tersebut. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli produk karena harganya murah. 2. Habitual buyer pembeli yang bersifat kebiasaan Pembeli ini merupakan pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lain. Dapat disimpulakn bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. 3. Satisfied buyer pembeli yang puas dengan biaya peralihan Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost biaya peralihan yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk menarik minat pembeli kategori ini, maka pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai konpensasinya switching cost loyal. 48 4. Liking the brand menyukai merek Pembeli yang masuk kategori ini merupakan pembeli yang sungguh- sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. 5. Committed buyer pembeli yang komit Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan merek tersebut menjadi sangat penting dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Tampilan piramida loyalitas merek dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Piramida Loyalitas Merek Durianto et al. 2004 Dari piramida loyalitas tersebut terlihat bahwa porsi terbesar konsumennya berada pata tingkatan switcher buyer. Selanjutnya porsi terbesar kedua adalah habitual buyer dan seterusnya hingga porsi terkeci ditempati oleh committed buyer. Merek yang memiliki loyalitas merek yang tinggi, tingkatan brand loyalty- nya membentuk piramida yang terbalik dengan jumlah committed buyer yang lebih besar daripada switcher seperti tampak pada Gambar 10. . Switcher buyer Habitual buyer Satisfied buyer Liking the brand Commited buyer 49 Gambar 10. Piramida Loyalitas Merek yang Tinggi Durianto et al. 2004

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Globalisasi yang terjadi saat ini telah memudahkan penyebaran informasi dengan perkembangan teknologi informasi semakin cepat. Dampak globalisasi ini telah membawa perubahan-perubahan pada kehidupan sosial masyarakat, diantaranya adalah perubahan gaya hidup yang juga merubah pola konsumsi masyarakat itu sendiri. Dengan berbagai aktivitas yang mereka jalani, masyarakat kini menyukai segala sesuatu yang praktis, cepat, dan nyaman. Perkembangan jumlah restoran saat ini merupakan salah satu dampak dari jumlah penduduk yang semakin meningkat, serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat Kota Bogor yang juga menyebabkan perubahan pada pola konsumsi masyarakat. Jumlah restoran yang semakin banyak menciptakan situasi persaingan yang ketat, sehingga membuat Restoran Taman Koleksi berusaha untuk menarik perhatian calon konsumen ataupun mempertahankan konsumen yang telah ada agar tidak berpindah menggunakan produk restoran lain. Pihak restoran harus dapat lebih berorientasi pada konsumen dengan cara mengetahui apa yang konsumen inginkan dan butuhkan melalui analisis kepuasan dan loyalitas konsumen. Analisis perilaku konsumen dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik umum konsumen dan tahapan proses keputusan pembelian dengan menggunakan analisis deskriptif. Pengelompokan karakteristik konsumen meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, jenis pekerjaan, pendidikan terakhir, tingkat pendapatan, daerah domisili, dan suku bangsa. Proses keputusan pembelian Switcher Habitual buyer Satisfied buyer Liking the brand Committed buyer