commit to user
78,04 untuk TPS; sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan aktivitas belajar rendah berturut-turut adalah 69,21 untuk NHT; 71,83 untuk TPS.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk kategori aktivitas belajar tinggi antara NHT dan TPS ada perbedaan walaupun tidak
signifikan dimana model pembelajaran TPS lebih baik bila dibandingkan dengan NHT. Sedangkan nilai rata-rata untuk kategori aktivitas belajar rendah antara NHT
dan TPS terlihat bahwa model pembelajaran TPS nilai rata-ratanya lebih baik bila dibandingkan dengan NHT.
6. Hipotesis keenam
Hasil analisis General Linier Model GLM untuk hipótesis keenam yang ditunjukkan pada tabel 4.10 diperoleh harga P-value 0,502 atau lebih besar dari
taraf signifikansi 0,05 ini berarti bahwa hipotesis nol diterima atau hipotesis
alternatif ditolak, sehingga menunjukkan tidak ada interaksi antara
kemampuan awal siswa dengan aktivitas belajar siswa.
Tidak adanya interaksi antara kemampuan awal dengan aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar sistem koloid karena
berdasarkan pada hipotesis kedua, bahwa terdapat pengaruh kemampuan awal siswa kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar. Berdasarkan analisis
anava tiga jalan siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal
rendah. Sedangkan pada hipotesis ketiga bahwa aktivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar sistem koloid. Berdasarkan analisis anava tiga jalan siswa
yang memiliki aktivitas tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah. Sehingga apapun kemampuan awal
yang dimiliki oleh siswa baik tinggi mapun rendah, jika siswa memiliki aktivitas
commit to user
tinggi akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah. Sebaliknya aktivitas siswa tinggi ataupun rendah
jika siswa memiliki kemampuan awal tinggi akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah.
Tidak terdapatnya interaksi itu dapat disimpulkan bahwa untuk perbedaan prestasi belajar kimia dengan kemampuan awal konsisten pada tiap-tiap kategori aktivitas
dan perbedaan prestasi antara tiap-tiap kategori aktivitas konsisten pada kemampuan awal.
7. Hipotesis ketujuh
Hasil analisis General Linier Model GLM untuk hipótesis ketujuh yang ditunjukkan pada tabel 4.10 diperoleh harga P-value 0,727 atau lebih besar dari
taraf signifikansi 0,05 ini berarti bahwa hipotesis nol diterima atau hipotesis
alternatif ditolak, sehingga menunjukkan tidak ada interaksi antara model
pembelajaran kooperatif, kemampuan awal, aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, apapun model pembelajaran
kooperatif melalui metode NHT dan TPS, berapun tingkat aktivitas belajar siswa tinggi maupun rendah, siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memperoleh
prestasi belajar yang tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara model pembelajaran
kooperatif, kemampuan awal dan aktivitas belajar. Selain itu, tidak terdapatnya interaksi itu dapat disimpulkan juga bahwa untuk perbedaan prestasi belajar kimia
dengan model pembelajaran TPS Think-Pair-Share dan model NHT Numbered Heads Together konsisten pada tiap-tiap kategori kemampuan awal dan aktivitas
belajar dan sebaliknya perbedaan prestasi antara tiap-tiap kategori kemampuan
commit to user
awal dan aktivitas belajar konsisten pada model pembelajaran TPS Think-Pair- Share dan model NHT Numbered Heads Together.
E. Keterbatasan Penelitian