commit to user
aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap kegiatan belajar mengajar. Siswa dengan aktivitas belajar yang tinggi dimungkinkan dapat melakukan kegiatan
belajar dengan mudah serta dapat menyelesaikan tugas belajarnya dengan lebih baik.
Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bejo 2008 dengan judul ”Pengaruh Penggunaan Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat Dengan Metode Eksperimen Laboratorium Dan Lapangan Terhadap Prestasi Belajar Dengan Memperhatikan Aktivitas” yang menyimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan pada siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi dengan aktivitas belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa.
4. Hipotesis keempat
Hasil analisis General Linier Model GLM untuk hipótesis keempat yang ditunjukkan pada tabel 4.10 diperoleh harga P-value 0,032 atau lebih kecil dari
taraf signifikansi 0,05 ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak atau hipotesis
alternatif diterima, sehingga menunjukkan ada interaksi antara pembelajaran kimia
model TPS Think-Pair-Share dan NHT Numbered Heads Together dengan kemampuan awal siswa.
Kemampuan awal merupakan penguasaan konsep awal yang harus dikuasai siswa sebelum proses pembelajaran berlangsung dengan kata lain kemampuan awal
adalah pengetahuan, keterampilan yang relevan yang dimiliki pada saat akan mulai mengikuti suatu pembelajaran. Jadi, kemampuan yang diperoleh siswa dari
pengalaman sebelumnya dapat menjadi bekal untuk mengikuti pengalaman belajar berikutnya. Pembelajaran kooperatif tipe TPS Think-Pair-Share dan NHT
Numbered Heads Together pada umumnya ditandai dengan pemberian
commit to user
permasalahan dari guru kepada siswa dan siswa harus berusaha untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dalam kelompoknya dimana dalam
pembelajaran kooperatif, para siswa harus berusaha membantu teman-teman anggota kelompok untuk memahami bahan ajar yang diberikan oleh guru.
Sehingga, disini masing-masing siswa harus memiliki modal yaitu kemampuan awal yang baik agar proses pembelajaran dalam kelompok kooperatif dapat
berjalan. Berdasarkan hal tersebut, maka ada interaksi antara kemampuan awal dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS Think-Pair-Share dan NHT
Numbered Heads Together terhadap prestasi belajar.
5. Hipotesis kelima
Hasil analisis General Linier Model GLM untuk hipótesis kelima yang ditunjukkan pada tabel 4.10 diperoleh harga P-value 0,080 atau lebih besar dari
taraf signifikansi 0,05 ini berarti bahwa hipotesis nol diterima atau hipotesis
alternatif ditolak, sehingga menunjukkan tidak ada interaksi antara pembelajaran
kimia model TPS Think-Pair-Share dan NHT Numbered Heads Together dengan aktivitas belajar siswa. Tidak terdapatnya interaksi tersebut dapat
disimpulkan bahwa untuk perbedaan prestasi belajar kimia dengan model TPS Think-Pair-Share konsisten pada tiap-tiap kategori aktivitas dan perbedaan
prestasi belajar kimia dengan model NHT Numbered Heads Together juga konsisten pada tiap-tiap kategori aktivitas. Hal ini dapat dikatakan bahwa aktivitas
belajar siswa pada model TPS Think-Pair-Share dan aktivitas belajar siswa pada model NHT Number Head Together sama-sama baik nilainya pada tiap-tiap
kategori aktivitas. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan aktivitas belajar tinggi berturut-turut adalah 76 untuk NHT;
commit to user
78,04 untuk TPS; sedangkan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dengan aktivitas belajar rendah berturut-turut adalah 69,21 untuk NHT; 71,83 untuk TPS.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata untuk kategori aktivitas belajar tinggi antara NHT dan TPS ada perbedaan walaupun tidak
signifikan dimana model pembelajaran TPS lebih baik bila dibandingkan dengan NHT. Sedangkan nilai rata-rata untuk kategori aktivitas belajar rendah antara NHT
dan TPS terlihat bahwa model pembelajaran TPS nilai rata-ratanya lebih baik bila dibandingkan dengan NHT.
6. Hipotesis keenam